Lamaran kemarin tak merubah apapun, aku masih dengan rutinitasku di pesantren bang Hasan, ya sejak kepulanganku dari kampung tempat ku mengabdi aku memutuskan untuk tinggal sementara di pesantren bang Hasan, Entahlah tak ada alasan yang cukup kuat hanya ingin menambah ilmu agamaku yang masih minim ini.
Sore ini aku tengah bersantai di depan kamar bersama beberapa santri, salah satu santri sedang setor hafalan padaku, aku mendengarkan dengan seksama lantunan kalamNya.Aku cukup salut dengan santri-santri disini meski kesehariannya hanya berkutat dengan Al-Qur'an dan kitab tapi tak ada satupun yang mengeluh lelah dengan rutinitas yang monoton ini, dulu waktu di pesantren tempatku nyantri juga begitu. Tapi beberapa waktu lalu aku menemui seorang siswa yang hampir saja loncat dari jembatan hanya karna frustasi dengan lingkungan sekolahnya.
Alhamdulillah, Aku bersyukur dilahirkan di lingkugan yang sangat indah seperti pesantren ini.
"Assalamu'alaikum Gus Fik, jenengan nanti malam di minta menggantikan Ustad Hanafi mengajar Fiqih di Pesantren Putri?" Salah seorang Santri menghampiriku
" Waalaikumussalam insyaAllah, kemarin Ustad Hanafi memang sempat berpesan jika malam ini belum bisa kembali ke pondok beliau meminta saya menggantikannya"
" Baiklah gus, saya kembali ke dhalem mau menyampaikan pada Kiai Hasan" Santri yang ku kenal bernama Rahman itupun pamit bersamaan dengan selesainya setoran santri yang sejak tadi berada di depanku.
" Perhatikan makharijul huruf mu zul, masih ada beberapa yang sering keliru"
" Enggeh Gus"
" Ya sudah, silahkan kembali ke kamar kalian sebentar lagi Adzan Maghrib, Panggil santri yang bertugas" Setelah mengucap salam mereka semua kembali ke kamar masing-masing untuk bersiap Melaksanakan Sholat Mahgrib berjamaah.Sudah menjadi program pesantren setiap selesai isya' adalah pengajian kitab, para santri sudah mulai berbondng bondong menuju kelas masing-masing sesuai dengan tingkatannya.
Malam ini aku kebagian mengisi kelas 6A yang berarti Santriwati yang harus ku ajar adalah bagian pengurus pesantren, Semoga tidak mengecewakan Amin.
Begitu aku masuk kelas, ternyata hanya beberapa orang saja yang hadir mungkin yang lain belum datang, karna memang aku langsung ke kelas begitu turun dari mesjid usai sholat tadi, karna kitab yang harus fiqih yang harus ku ajarkan sudah ku bawa.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh"
"Waalaikumussalam warahmatullah wabarakatuh"
" Silahkan buka kitab nya, mungkin cara mengajar saya sedikit berbeda dengan ustad Hanafi tapi inti nya sama saja, masih dalam lingkup Fiqih.Saya lebih suka kita diskusi, utarakan permasalahan kalian dan kita diskusikan bersama"
Astagfirullah, aku cukup dikejutkan dengan keberadaan salah seorang santriwati yang berada tepat di hadapanku, bagaimana tidak saat masuk tadi aku belum melihatnya dan kini dia berada tepat di hadapanku.
Aisyah
Aku baru tau kalau Aisyah adalah salah satu santriwati di sini, Subhanallah, Semoga Engkau Menjaga pandanganku.
Ku lihat dia tidak terkejut melihatku, mungkin Ustad hanafi sudah memberitahukan perihal penggantinya.
Pembelajaran malam ini cukup menarik, di luar keberadaan Aisyah di kelas ini tentunya. ada beberapa santri yang bertanya dan alhamdulillah dapat ku jawab dan mereka juga cukup antusias.
" Saya cukupkan sampai disini dulu, jika tidak ada yang mau ditanyakan" .Usai menutup pembelajaran dia bergegas meninggalkan kelas, dengan sedikit terburu buru.
Bukan apa-apa sebenarnya dia ingin menghindari kontak mata dengan makhluk yang bernama perempuan, yanh saat ini sedang memandang nya dengan penuh rasa kagum.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR
SpiritualHanya cerita pendek yang tiba-tiba terlintas dan tak ingin hilang begitu saja