Mimisan di Cetarbak

440 51 11
                                    

(Y/N) POV

Oh, itu toh yang namanya Levi. Dilihat dari cara bicaranya, mungkin ia orangnya keras. Aku kembali ke kelas dengan gontai. Huh... habis ini hasil ulangan dibagikan. Kena omel lagi deh!

"Heh,(Y/N)! Kau baru saja ketempat Senior Levi?" Erlin, sahabat setiaku bertanya.

"Kepooo," ujarku sembari memasang muka menggoda.

"Berarti bener ya? Ngapain lu kesana?" ujar Erlin sembari mengelus dagunya.

"Noh, baca," ucapku seraya menyodorkan surat dari ibunda.

semenit, dua menit, tiga menit....

Erlin tertawa ngakak setelah membaca surat ibunda. Ia menatapku,

"Lu mau dijodohin kali ya? Ibu lu ngode ege!" ujarnya sembari masih tetawa ngakak.

"Tau dah. Eh, tadi gue nabrak orang, namanya Eren Jaeger. Kenal nggak lu?"

Erlin terdiam.

"Setelah ketemu Senior Levi, Lu ketemu Eren. Kayanya lu lagi beruntung deh hari ini."

Aku menampakkan mimik kebungungan.

"Lu seriusan ngga tau? Senior Levi sama Eren tuh duo badass SMA kita loh!"

"Duo badass apaan dah?"

Erlin menepuk jidat.

"Gue merasa aneh bisa sahabatan sama orang secupu lu. Mereka itu orang ter pemes dan ter tamvvvan se SMA!"

"Oh. Lu tau, gue merasa kalau Eren sama Levi bisa dijadiin ship baru deh. Mereka bisa reverse tempat. Levi seme, Eren Uke, atau kebalilkannya." ujarku dengan mata berbinar-binar.

"Nggak akan. Eren akan kulindungi dari Levi." Ujar Mikasa yang tiba-tiba berada disampingku. Ia mengeluarkan aura kelam yang sangat pekat

"Ah! Mikasa mah gitu! EH, bentar, jangan-jangan lu pacarnya Eren ya?" ujarku dengan nada sinis.

"Gua saudara angkatnya."

"Oh."

Tepat setelah aku mengucapkan dua huruf itu, pak Keith masuk membawa hasil ulangan. Beliau memulai membagikan kertas hasil ulangan tanpa basa-basi.

"Armin Arlert 100, Mikasa Ackerman 100, (Fullname) 100..."

Seluruh siswa memandangku dengan tatapan terkejut. Akupun juga terkejut. Aku? 100? hahaha... Tuhan sedang ramah kepadaku nih! Aku segera mengambil hasil ulanganku dan mengecek kembali menggunakan milik Armin. Benar coba! Aku dapat seratus. Ibu pasti senang!

"Nih, Min. Makasih ya!" Ujarku sembari tersenyum seribu watt.

Armin mengangguk dan aku kembali ke tempat dudukku semula. Pelajaran berlanjut, hingga bunyi bel pulang berbunyi.

"Pulang bareng yok!" ajak Erlin dengan penuh semangat.

"Mampir ke cetarbak dulu gak?"

"Kuy lah!"

Kami berdua melangkahkan kaki ke Cetarbak Cafe. Depan sekolah doang, deket kan? Sekolahku memang berada di daerah elit, jadi ya segala fasilitas ada semua.

Setelah sampai, kami memilih tempat yang agak tertutup, eh, pesen minum dulu deh.

"Earl Grey Twinnings satu, Macaron sepaket." ucapku. Setelah itu, Erlin memesan minuman aneh dan kami menuju meja yang sudah ditentukan.

"Lin, mata gue salah atau itu emang Levi sama Eren yang lagi makan bareng?" ucapku sembari duduk.

"Dih, iya! Lagi rapat kali? Senior Levi kan Ketos merangkap Ketua Pramuka. Kalo Eren kan wakil siswa." ujar Erlin

"Oh, pesenan kita dah dateng noh,"

"Silahkan, Nona Erlin dan Nona (Y/N)." ucap pelayan itu ramah.

"Terimakasih." Ucap Erlin sembari tersenyum.

Sembari makan dan mengobrol, aku terus menatap Erenn dan Levi. Tak sengaja aku melihat adegan mesra diantara mereka. Levi mengelap krim yang ada di sudut bibir Eren.

"(Y/N), lu ngapa mimisan dah?" Erlin auto nengok kebelakang ketika aku menunjuk kearah Levi dan Eren.

"Ya Lord! Jangan-jangan mereka beneran maho lagi?!"

"Aminnnn"

"Hush!"

Aku dan Erlin langsung bergosip ria. Erlin kelihatan agak jijik dengan sindrom Fujoshiku. Perlu kalian ketahui, Erlin sebenarnya homophobic. Akulah yang mengurangi phobianya itu. Masyarakat memang agak 'kurang suka' dengan LGBT. Eh, kok jadi kesini sih!

Kami selesai, membayar, dan pergi. Aku masih menatap kedua insan yang ku-shipkan itu. Secara tak sengaja, mataku dan Levi beradu pandang. Aku membuat gestur seolah mengatakan, "Aku ingin bertemu denganmu besok, di roof top!" Levi mengerjapkan matanya tanda mengerti.

Dikira melamun, aku disikut Erlin hingga mengerang kesakitan.

"Apaan sih Lin?!"

"Jangan ngelamun mulu! Kerasukan baru tau rasa lu!"

Aku mendengus kecil. Kami pulang bersama sembari bercanda ria.

"Duluan ya!" Erlin melambaikan tangannya padaku. Jarak rumah kami hanya bebeda 2 rumah saja kok!

Aku terus berjalan menyusuri jalan hingga tiba dirumahku. Kubuka pintunya dan kulepas sepatuku. Kutengok jam dinding, ternyata sudah jam 5. Aku melakukan kegiatan rutinku. Masak untuk makan malam, mandi, baca komik/main handphone, nyuci, makan malam, olahraga sebentar, tidur. Tidak lupa kusiapkan pelajaran untuk besok.

"Capeknya! Nanti mimpi apa ya? Udah ah, bobok dulu! Oyasuminasai," aku terlelap dan terbawa ke alam mimpi.

Who Will I Choose?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang