Prolog.

18 3 0
                                    

Ketika hatiku merasa sepi, aku membiasakan semuanya, seakan-akan diriku sudah terlalu lama ditinggal sendiri.

-Hanasa Alexandra Natasha.

***

Tak tak tak.

Suara sepatu kets berwarna hitam yang digunakan oleh seorang gadis tengah membisingkan koridor sekolah.

Terdengar suara telfon dalam tasnya yang membuat dia harus mencari tempat yang cukup sepi.

"Maaf, Ma. Hana terlambat," keluhnya. "Hana aja gak sempet sarapan." Ya, ia sedang menelefon mamanya.

"Kamu ini," mamanya menghela nafas, "Mama sudah bilang! Jangan kebanyakan begadang, lihat sekarang!" Bentak mamanya dari sebrang telefon.

Hana mendengus kesal, bagaimana tidak kesal? hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah? Tapi ia malah kesiangan.

"Iya Ma, maaf. Hana masuk kelas dulu ya Ma." Lalu ia matikan telefon sepihak.

Sesampainya didepan kelas, ia melirik apakah ini kelas barunya, ternyata benar. Ia merasa lega karena gurunya belum datang. Tapi tiba-tiba

Aww.

Seorang cowok tinggi menatap cewek didepannya itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ngapain si lo ditengah-tengah pintu kaya gitu?! Pintu lebar," bentak seorang cowok itu yang diketahui namanya adalah Naufal. "Gak punya otak banget si lo! Minggir." Lanjut dia lalu berjalan masuk kearah kelas.

"Apaansi, pagi-pagi udah marah, kayanya gue sial banget hari ini." Dengus Hana kesal sambil menuju ruang guru untuk menanti guru barunya.

Hana, ia pindahan dari SMA Tarawulan, ia pindah ke SMA Fortasix karena om nya adalah kepala sekolah disana, dan mamanya yang memintanya pindah ke sekolah itu.

Saat sampai di ruang guru, ia bertemu dengan om nya.

"Om, maaf ganggu," lalu dia menatap om nya, "Wali kelas aku yang mana ya om?" Om nya yang tengah main handephone lalu menengok kearah Hana.

"Ah, halo Hana, baru datang? Itu disana guru kamu, lagi ada yang menelefon, tunggu sebentar aja," lalu dibalas anggukan oleh Hana. "Om mau keruangan lagi, kamu baik-baik ya." Lalu Hana hanya tersenyum.

10 menit ia menunggu akhirnya guru barunya itupun selesai menelefon.

"Permisi pak, saya Hana, murid baru  bapak di kelas XI-MIPA 1."

"Oh iya, Hana. Ponakan bapak Albert," lalu Hana hanya mengangguk, "Ayo ikut saya kekelas kamu."

Lalu Hana mengikuti guru barunya itu kearah kelas barunya.

Suara kelas XI-MIPA 1 sangat bising hingga terdengar dari luar kelas. Sampai suara Pak Tarjo membuat suasana kelas tiba-tiba hening.

"Harap diam semuanya," lalu murid-murid diam menunggu apa yang akan dibicarakan Pak Tarjo. "Kalian akan mendapatkan teman baru."

"Wahhh, harus cantik loh Pak,"

"Mana Pak? Saya gak liat,"

Broken Start.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang