Brakkk.
Kelas yang tadinya riuh berubah menjadi senyap,seketika fokus seluruh siswa menuju ke arah Laki-laki paruh baya yang baru masuk kelas dengan membanting pintu tanpa mengucap salam.
Sorot mata pak Herlambang begitu tajam bak elang yang bersiap menikam mangsa,dadanya naik turun menahan amarah yang nampaknya sudah meluap sampai ke ubun-ubun.
Para siswa yang nampak kebingungan pun hanya bisa melempar tanya melalu bahasa mata.
"Yang tidak mengumpulkan tugas mata pelajaran saya Minggu lalu silahkan kedepan."
Deg!
Nadine menelan ludahnya, mengingat kejadian Minggu lalu
Anton yang merupakan ketua kelas memberitahu bahwa pak Herlambang berhalangan hadir pada hari itu,seluruh penghuni kelas pun sontak meluapkan kegembiraan yang luar biasa namun kebahagiaan itu sirna ketika Anton mengatakan bahwa pak Herlambang menitipkan tugas pada guru piket agar kelas tetap tertib
Seisi kelas mengernyit bingung menatap lembaran soal yang merupakan tugas dari pak Herlambang,soal begitu panjang serta tidak jelas namun mau tak mau juga harus tetap dikerjakan mengingat pak Herlambang terlampau kejam bila tugas yang ia beri diabaikan
Nadine yang masih dalam keadaan mengantuk pada pagi itu memilih untuk melanjutkan tidurnya tanpa berniat mengerjakan tugas dari guru killer tersebut
Dan parahnya tidak ada seorang pun yang membangunkan tidurnya sampai jam pelajaran pak Herlambang berakhir
"SILAHKAN KEDEPAN," teriak pak Herlambang murka.
Dengan menahan rasa gugup setengah mati, Nadine maju kedepan dan parahnya cuma dia yang maju. Tampaknya seisi kelas mengerjakan tugas yang diberikan pak Herlambang Minggu lalu
"Kenapa kamu tidak mengerjakan tugas dari saya?," tanya pak Herlambang santai namun menantang.
"S-saya ketiduran pak," jawab Nadine jujur.
"Sudah tau konsekuensinya kan? Silahkan keluar! saya tidak suka dengan orang yang tidak disiplin."
"Tapi pak...".
"Keluarrrr!!!!," bentak pak Herlambang.
Sumpah demi apapun rasanya Nadine ingin menangis tapi ia tahan sebisa mungkin.
Namun sekuat apapun usaha Nadine untuk tidak menangis dia tetaplah seorang wanita yang hatinya mudah tersentuh walaupun hanya karena sebuah kata.
Sesegera mungkin Nadine keluar dari kelas,membiarkan air matanya keluar begitu saja kemudian pergi kekursi pinggir lapangan basket yang berada tepat di depan kelasnya.
Sepeninggalan Nadine kelas kembali senyap,seluruh siswa sangat tenang berbanding terbalik dengan biasanya yang selalu ricuh,namun berbeda dengan Azka yang sekarang nampak gelisah.
"Kenapa kamu?," tanya pak Herlambang sambil menunjuk Azka menggunakan dagu
"Saya ikut dia keluar pak," jawab Azka yang membuat kedua sahabatnya yaitu Rizky dan Rafly saling pandang seakan mengerti akan kemauan sahabatnya tersebut
"Silahkan keluar,saya akan lebih senang kalau mengajar tanpa siswa-siswi yang tidak disiplin."
KAMU SEDANG MEMBACA
What's wrong with my love?
Teen FictionBagaimana aku tidak jatuh cinta jika setiap harinya kau selalu ada, bukankah cinta ada karena terbiasa? terbiasa bersama salah satunya.