TIDAK MENERIMA BASH DAN KAWAN-KAWANNYA. KRITIK DAN SARAN SANGAT DIBUTUHKAN.
THANKYOU ^^
.
.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Donghae baru sampai ke rumah saat jam makan siang sudah lewat. Ia masuk tergesa-gesa, teringat pada putri kecilnya yang pasti sedang merajuk karena Donghae membatalkan janjinya hari ini.
"Haru ..." panggil Donghae pelan ketika melihat gadis kecilnya sedang duduk ditangga, melipat tangan di dada dan menatap Donghae sengit dengan bibir mengerucut.
Sungguh, Donghae ingin tertawa melihat gaya merajuk Haru yang mirip Hyukjae. Tapi ia harus menahan tawanya karena tidak ingin membuat Haru semakin marah.
"Daddy ingkar janji! Daddy janji akan membelikan Haru kamera hari ini!"
Donghae berjongkok, mensejajarkan tingginya dengan Haru yang masih duduk ditangga. "Maaf, Daddy mendadak ada pekerjaan hati ini. Kita beli sekarang, hm?"
"Aku ingin sepatu juga, satu yang seperti Papa pakai."
"Apa pun untuk putri kecil Daddy."
"Oke," sahut Haru singkat, ia masih merajuk rupanya.
"Hmm, mana senyuman dan kecupan untuk Daddy?"
Haru melirik Donghae, kemudian tersenyum seadanya.
"Ey, senyum macam apa itu? Berikan senyum terbaikmu dan kau bisa memiliki apa pun yang kau mau."
Haru tersenyum lebar dan menghambur ke pelukan Donghae, seketika rasa kesalnya hilang mendengar bujuk rayu sang ayah.
"Kau dan Papamu sama saja."
"I love you, Dad."
Donghae tertawa pelan sambil mengelus rambut panjang putrinya. "Betapa mahalnya kata cinta dari putriku, aku harus mengosongkan isi dompetku untuk mendengarnya."
