^ New Brengsek Deskmate ^

3.3K 219 10
                                    

Perlahan aku membuka mata.

Oh, no !



" J - Jaehyun ! " Aku menutup mulut . Mataku membulat kaget melihat pria berambut coklat dan mantel mocca nya tersungkur di tanah.

" AAAA... " Dia memekik memegangi perutnya yang tak sengaja kutendang tadi.

Astaga, apa yang kulakukan?.

Tanpa pikir panjang, aku buru-buru membantunya bangun.
" Jaehyun maafkan aku. Aku tidak tau itu kamu. " Ucapku.

" Aku gapapa, aku cuman-- uhuk..uhuk " dia batuk sambil tetap memegang perutnya.

Apa sesakit itu?

Otteokhae?

" Kamu gapapa jae?" Tanyaku panik. " Apa kita ke puskesmas aja ? Aku takut kamu--"

" Udah, aku gapapa .cuman batuk dikit ga usah di bawa ke puskesmas juga." Ucapnya santai. Tapi tetap saja, aku takut dia kenapa-napa.

Ah, Lisa! Kau bodoh!

" mantel mu kotor ! Apa harus ku cuci saja? " Tanyaku sambil menepuk nepuk belakang mantelnya yang sangat kotor dengan tanah.

Yaampun, bagaimana kalau aku ganti saja dengan yang baru?

Mana bisa, harganya pasti sangat mahal. Dia kan orang kaya. Sangat kaya.

" Tidak usah. Aku bisa mencucinya di rumah. " Ucapnya sambil tersenyum memperlihatkan dimple nya yang membuatnya seratus kali terlihat manis. " Oh iya, kamu lagi ngapain malem malem disini ? Rumahmu disini? " tanyanya.

" Ah, enggak. Aku .. aku mau jemput Oppa ." Ucapku.

" Oppa? Kamu punya kakak? "

Aku mengangguk " iya, aku dua bersaudara " aku mengangkat 2 jariku.

" Tapi, bukannya harusnya Oppa yang menjemput adiknya " dia terkekeh.

" gapapa, aku juga mau tau seperti apa tempat kerjanya." Ucapku tersenyum. Aku melirik jam di tanganku. Aku harus cepat. Tapi aku mau lebih lama disini. " Jaehyun, aku duluan ya. " Ucapku lalu membungkuk padanya.

Aku berjalan agak cepat. Kenapa tidak ada lampu jalan sama sekali sih? Gelap. Serem juga.

Aku merasa ada seseorang mengikuti ku lagi, tapi langkahnya terdengar sangat jelas di belakangku.

" Loh? " Aku kaget ternyata dari tadi dia yang berjalan mengikutiku.

Dia malah tersenyum.

" Kirain kamu pulang " ucapku.

" Ini juga mau pulang " dia berjalan mendahuluiku.

" Rumahmu... Di sekitar sini?" Tanyaku menyamakan langkah dengannya. Dia mengangguk. " Biar aku tebak!" Aku melihat lihat sekitar.

Pasti rumahnya besar. Mewah . Dan mengagumkan. Seperti istana mungkin.

" Itu !" Ucapku menunjuk satu satunya rumah dengan gerbang sebesar gerbang sekolahku.

" Apa iya ini rumahku? " Dia menatapnya lalu menatapku.

Apa? bukan?

Tapi ini satu satunya rumah termewah disini.

" Bukan ya? " tanyaku agak tidak enak menebak nebak sembarangan.

Dia berbalik menunjuk tumpukan bangunan di seberang jalan. Ya, bentuknya seperti apartemen.

" Rumahku disana."

Hah? Itu ? Di sana? Sebuah apartemen? Tapi bukannya dia putra donatur ' Jung Dae in ' ? Kenapa dia malah tinggal di bangunan sempit itu.

My Possessive Boyfriend ; Lizkook StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang