" AWW !!" Aku meringis. Badanku terbentur ke lantai saat akan mendobrak , pintu itu malah dibuka.
" L- Lisa? " Ucap seulgi kaget melihatku di lantai.
" Aduh, kamu ngapain?" Dia membantuku berdiri." Aduuhh sakit" ucapku sambil memegangi bahuku yang sakit. " Lagian kamu dipanggil ga nyaut, kirain ada apa- apa di dalam. Jadi tadi aku mau dobrak pintunya"
" aku habis mandi, gerah banget." Ucapnya sambil mengusap wajah basahnya dengan handuk kecil. " Sini , mana yang sakit?" Seulgi menarikku duduk di sisi kasurnya yang berbalut sprei motif disney brave, cocoklah untuknya yang beautyswag.
" Aaaah...Ish pelan pelan dong, sakit tau " ucapku saat seulgi malah menekan pundakku dengan keras. Anak ini memang tidak tau cara mengobati seseorang.
" maaf, lagian ngapain sih main dobrak pintu segala. Kalo pintu kamarku rusak gimana." Ucapnya.
" Ooh.. jadi lebih penting pintu dari pada sahabat kamu ini? " Ucapku yang jujur tersinggung dia berkata begitu.
" Kalo iya kenapa ?" Seulgi melet melet meledekku dan berjalan mundur.
" Dasar jahat ya memang" aku melempar bantal pink kecil kearahnya yang terkena wajahnya. Kita kalau bertemu memang kurang lengkap kalo ga saling ledek satu sama lain, yang paling sering sih dia yang meledekku. Mengataiku otak buku lah, lampu jalan lah karena aku memang lebih tinggi darinya, banyak pokoknya. Tapi itu yang membuatku nyaman bersahabat dengannya, dia selalu membuatku tertawa bahagia, tidak jaim dan selalu menikmati apa yang ada.
" Hei!! Malah bengong! " Seulgi menutup wajahku dengan bantal pink tadi dan duduk di sampingku.
" jadi, kenapa?" Aku bertanya , aku sampai lupa tujuanku datang kesini.
" Apanya? " Dia kebingungan." Kenapa kamu mengurung diri dari kemarin, ga makan, ga masuk sekolah dan... Semua pesan dan panggilanku ga diangkat? Derian bilang kemarin kamu nangis..kenapa? Cepat cerita! " Tanyaku panjang lebar dan mendesaknya cepat menjawab.
" Jadi aku harus jawab pertanyaanmu yang mana dulu?" Ucapnya santai.
" Kenapa kamu nangis ? "
Dia tampak kebingungan menjawab , aku makin curiga ada yang terjadi dengan seulgi. " Aku.. aku Kemarin menemui Jungkook untuk memberikan hadiah ulangtahun untuknya. Awalnya dia tersenyum dan menerima pemberianku, tapi dia malah melemparnya sampai rusak dan dia bilang kalau hadiahku tidak berharga sama sekali, dia bilang aku terlalu percaya diri memberinya kado." Ucapnya murung.
" Jadi si gila itu yang udah bikin kamu nangis?" Tanyaku, dia mengangguk. " Benar benar tidak tahu terimakasih, dia tidak tahu apa kamu kan beli kado itu susah payah." Lanjutku.
" Yah, dia ada benarnya juga. Aku terlalu percaya diri memberinya kado tanpa aku sadar dia itu siapa" ucapnya sambil tersenyum pahit. Aku tahu itu pasti sakit, dipermalukan oleh seseorang yang kita suka.
" Engga, kamu cuman kasih dia kado apa salahnya? Dia aja yang tidak tahu terimakasih. Dia itu si brengsek yang udah kelewat brengsek." Ucapku sangat kesal.
" Terus karena itu juga semua chat dan panggilanku ga dijawab?" Tanyaku sedih.
" Handphone ku rusak " dia berjalan mengambil sesuatu dari tas nya dan mengangkatnya. " Seratus persen tidak bisa berfungsi lagi" aku melihat handphonenya yang layarnya full retak dan memang sepertinya tidak bisa berfungsi lagi.
" Kok bisa?? " Aku langsung mengambil handphone yang dia pegang dan memeriksanya. Benar saja, semua bagiannya retak dan hampir gepeng, seperti diinjak dengan keras " tunggu-- Jangan bilang..." Aku menoleh kearahnya. Dia mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Boyfriend ; Lizkook Story
Historia Corta[privated some chapters] "He is mine, and forever Will be mine."