Arsila Dwipuspa - Arsila Nathayalie

234 18 2
                                    

Kebiasaan Arsila Dwipuspa, gadis mungil yang biasa dipanggil Sila adalah membeli susu di warung langganannya. Entah dari susu sapi, kambing, sampai susu beruang dia beli. Dan tak akan terlewatkan sehari pun untuk melaksanakan kebiasaan tersebut.

Buktinya, sekarang ia sudah berdiri memilih susu yang tertata rapi di kulkas pendingin milik warung Bulek inem. Bulek kesayangan di kampungnya yang terletak di depan gang tepat sebelah jalan raya.

"Bulek, enaknya Sila beli susu rasa dan merek apa ya?," tanya Sila pada Bulek namun tak mengalihkan pandangan dari jajaran susu.

Bulek yang merasa di berikan pertanyaan hanya menggeleng pelan, "Ya nda tau nduk, beli kayak biasanya aja rapopo".

Sila mengangguk dan akhirnya memutuskan membeli susu kaleng bergambar beruang beriklan naga.

Ia selalu merasa aneh dengan susu satu ini, susu bergambar beruang, iklan naga namun isinya susu sapi. Aneh bukan? Ia hanya menggelengkan kepala setiap memikirkannya. Daripada ia terus memikirkan susu beruang, ia pun segera membayar.

"Berapa Bulek?,"

"13 ribu nduk," jawaban Bulek yang membuat Sila terkejut heboh. "Apa!? Kok mahal sih," omel Sila heboh.

"Biasa nduk, habis piral kemarin di apa tuh nduk yang ada video orang joget sempel dempel? Pokoknya disitu".

"Tiktok bulek, viral bukan piral," koreksi Sila lalu langsung membayar uang 15 ribu dan membiarkan kembaliannya Bulek ambil.

Namun tanpa disangka, kesialan datang dimana dan kapan saja. Tepat Sila membalikan badan hendak keluar warung, sebuah truk yang kehilangan kendali menghantam warung Bulek dengan keras. Tak bisa menghindari semua, serasa waktu berhenti sekaligus pasrah apabila ia harus pergi ke akhirat.

Ibu, aku pamit nggeh. Aku arep nyusul bapak, batin Sila tepat sebelum kesadarannya terenggut begitu saja.

• ✦ •

Perlahan namun pasti sepasang mata terbuka, sang pemilik mata tersebut mengerang menahan sakit yang ia rasakan dikepala dan menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.

"Sakit banget ya ampun. Aku ada dimana ini? Apa udah diakhirat? Paling habis ini aku QnA sama malaikat terus ketemu Bapak," gumam gadis itu yang tak lain adalah Sila. Selang tak berapa lama, sebuah pintu terbuka dan seorang pria tampan masuk menghampiri Sila. Sila yang melihat pria tampan, langsung tersenyum sumringah tanpa menghiraukan raut wajah khawatir pada pria tersebut.

"Apa giliran QnA ku udah mulai? Astaga tampan sekali yang memberikan pertanyaan ke diriku. Btw, kata guru agama ku ada dua yang ngasih pertanyaan. Mana yang satunya?".

Pria tersebut yang mendengar pertanyaan ngawur Sila langsung memeriksa Sila malah tangan pria itu di tepis oleh Sila.

"Astaga! Bukan mahrom!," serunya namun tersadar akan sesuatu. "Kok tangan kamu kerasa hangat ya? Apa aku masih hidup?"

"Tentu saja kamu masih hidup Arsila Nathayalie, apa ada yang sakit?"

Sila merasa sesuatu yang janggal, "Bentar Pria Tampan, kamu memanggil ku siapa? Arsila Nathayalie? Nama ku Arsila Dwipuspa huaah" ucap Sila sambil mulai menangis karena sudah bingung dengan keadaan yang ia alami. Sebenarnya, ia sudah meninggal atau ia mampir ke tubuh orang. Kalaupun yang kedua, ia harap mampir ke tubuh yang memiliki nasib yang baik.

"Kamu Arsila Nathayalie, panggilan kamu Sila. Jangan memanggil ku Pria Tampan, kalau Papa mu mendengarnya aku pasti dibunuh hidup-hidup. Nama ku Arlando, panggil saja Arlan. Aku adalah kakak sepupu mu. Sepertinya kamu mengalami sesuatu kejadian langkah eum namanya Transmigrasi. Itu perpindahan jiwa dimana jiwa mu masuk ke raga yang tak mempunyai jiwa. Dan, Arsila pemilik tubuh ini ,jiwa nya sudah lelah. Aku harap kamu dapat mengubah hidupnya menjadi lebih baik".

Sila yang mendengar penjelasan Pria Tampan ah salah Kak Arlan hanya mengangguk. Sepertinya, ia diberikan kesempatan kedua namun apa maksudnya mengubah hidupnya menjadi lebih baik?

"Eum... maksudnya mengubah hidupnya lebih baik?"

"Dia terkenal seorang antagonis yang mengejar seorang laki-laki bernama Pancaka Darmawangsa. Ia rela bertengkar dengan keluarganya sendiri demi mengejar Panca. Ia memiliki 2 sahabat yang setia yaitu Marsya dan Olivia. 2 bulan yang lalu, ia mengalami kecelakaan karena entah aku pun tak mengetahui secara jelas, yang tau hanya Sila saja"

Sila yang mendengar itu semua hanya mengangguk dan berharap semoga ia dapat mengubah Sila lebih baik lagi..

"Semangat Sila!", sebuah suara tiba - tiba ia dengar di iringi kekehan kecil membuatnya merinding dan langsung menidurkan diri yang malah membuat Arlan menatapnya gemas.

Sila, kamu menemukan jiwa yang tepat.

• ✦ •

Hello, ini cerita asli buatan ku. Semoga kalian suka dan jangan lupa vote & komen ya. Jangan lupa follow aku juga xixixi.

GRACIAS VILLAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang