Delapan - Always In My Head

2.2K 367 97
                                    

"Lo tidur di kamar Kanu?" Feara membuatku tersentak saat membuka pintu kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo tidur di kamar Kanu?" Feara membuatku tersentak saat membuka pintu kamar.

Aku tidak menjawab pertanyaannya sampai naik ke atas tempat tidur, duduk di sampingnya. "Iya."

"Berapa tahun kita temenan?"

Aku diam tidak mengerti dengan pertanyaan Feara.

"Dari kelas 1 SMP semester dua, setelah lo tinggal lima bulan di rumah ini. Gue ingetin tuh."

Aku masih diam, masih tidak mengerti maksud dari pertannyaan Feara tadi.

"2002, hampir 16 tahun, Dhis. Sekarang bulan juli, lo dan Catur rencana mau nikah bulan desember tanggal 10... ini akan berbelit-belit emang tapi gue mau lo paham."

Feara mengubah posisi duduknya jadi menghadapku. "Lo ngasih tau Kanu suka nemenin lo tidur di sini tiap subuh waktu lo nginep di rumah gue, waktu Natal tahun 2005, gue masih inget karena waktu itu Bunda pertama kali di rawat di rumah sakit, kita kelas 3 SMP. Pas kelas 2 SMA, waktu ulang tahun gue, waktu jam istirahat kita ngobrol depan perpus gue iseng tanya lo, 'Kanu masih tidur pas subuh di kamar lo?' Lo waktu itu jawab 'iya.' Gue masih inget karena detik berikutnya Ayah nelfon gue ngasih tau hari itu Bunda harus masuk rumah sakit yang keenam kalinya. Besoknya gue nanya lagi ke lo, 'lo nganggap Kanu lebih dari sekedar Kakak?' Lo jawab 'enggak lah, Fe!' Gue? nggak percaya. Karena kalo lo cuma nganggap Kanu kakak lo nggak akan biarin dia tidur di sini. Seorang adik yang udah dewasa akan risih satu tempat tidur setiap pagi dengan Kakaknya. Even cuma satu atau setengah jam..."

Aku merasa tidak nyaman dengan apa yang Feara bicarakan tapi aku biarkan Feara tetap bicara karena aku penasaran apa maksud dari pembicaraan aneh ini? "Gue nggak ngomong apa-apa ke lo hari itu, karena gue pikir mungkin lo emang belom siap cerita ke gue dan gue milih untuk ngasih lo waktu sampai lo mau cerita sendiri ke gue. Terus lo ingetkan? Waktu lo pertama kalinya sendirian ke Bandung naik travel, nginep pertama kalinya juga di apartemen gue?"

Aku mengangguk.

"Hari itu lo aneh banget. Lo bilang ke gue lo bete banget hari itu tapi lo nggak ngerti kenapa. Sampai lo bela-belain nyusul gue ke Bandung. Lo pikir mungkin lo lagi PMS tapi gue yakin Kanu penyebabnya. Karena lo yang lagi bete tiba-tiba cerita ke gue sambil haha-hihi kalo lo denger suara-suara aneh dari kamarnya Kanu waktu Kanu pertama kalinya bawa pacarnya yang sekarang jadi tunangannya ke rumah, terus akhirnya kita berdua ngambil kesimpulan Kanu dan pacarnya ngapain sampai suara-suara aneh itu terdengar ke kamar lo."

"Gue bingung. Masih nggak ngerti lo ngomong apa." Selaku.

"Lo belom ngerti karena gue belom selesai ngomong, Dhis... waktu lo nyusul gue ke Bandung itu, kita semester dua kuliah, kenapa gue inget? Karena hari itu hari ulang tahun gue dan pertama kalinya Ayah nggak datang ke Bandung pas gue ulang tahun karena adik tiri gue sakit campak harus masuk rumah sakit. Hari itu gue pilih buat nggak bahas soal Kanu lebih jauh ke lo, karena gue takut mood lo tambah jelek dan gue juga nggak mau mood gue tambah jelek, jadi gue biarkan hari itu berlalu dengan kita yang seharian nyasar di daerah Braga sambil ketawa-ketawa seharian. Tapi gue kelupaan, sibuk dengan diri gue sendiri sampai nggak kerasa waktu cepet banget berlalu waktu lo nelfon gue tengah malem di tahun 2012 dan lo cerita kalo lo diajak dinner sama cowok. Gue masih inget, karena malem itu gue lagi bete parah, gue seharian kangen Bunda karena siangnya skripsi gue di corat-coret sama salah satu pembimbing dan gue disuruh revisi dari awal, tapi gue senyum malem itu waktu lo bilang lo kayaknya suka sama si cowok yang tiba-tiba ngajak lo dinner itu. Setelah lo tutup telepon, bete gue ilang dan rasanya gue seneng banget selama sisa malam itu karena gue lega, lo akhirnya bisa lupain Kanu karena cowok itu."

WayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang