(7). jangan mengeluarkan suara [feat. markchan & renle]

4.9K 585 24
                                    

"Jeno-ya! Aku ingin peluk!"

Kini semua pasang mata beralih menatap aneh pada Jaemin yang tengah merentangkan kedua tangannya pada Jeno, tampak meminta sebuah pelukan hangat pada pemuda bermata sipit itu. Membuat mereka yang berkumpul disana kini menaikan sebelah alisnya, merasa sedikit aneh dengan tingkah Jaemin.

Ayolah, kemana Jaemin yang biasanya tsundere. Dan, kenapa Jaemin kini tampak begitu manja.

Jeno kini menatap kagum kearah kekasih manisnya itu, dengan mata berbinar, lebih terlihat seperti seorang anak kecil yang mendapatkan banyak permen, begitu senang melihat apa yang ada dihadapannya [begitu senang melihat jaemin yang bertingkah manja] namun wajah kagum milik Jeno kini membuat Mark dan juga Renjun merinding

"Kau menjijikan!"

Jeno memutar bola matanya malas, lalu berlalu santai melewati Renjun yang tadi baru mengatainya, jika Jeno menjijikan. Haechan hanya menggelengkan kepala melihat kedua sahabatnya yang semakin hari tampaknya semakin aneh.

"Peluk!" kata Jaemin manja, sambil merentangkan kedua tangannya.

Tanpa menunggu jawaban lagi Jeno langsung memberikan pelukan hangatnya pada Jaemin, membuat Jaemin kini dengan segera pengeratkan pelukannya pada leher Jeno, sedang Jeno kini memeluk pinggang ramping itu. Mata sipit milik Jeno bahkan kini, melirik remeh kearah Renjun.

Dan entah kenapa itu membuat banyak dari mereka, atau lebih tepatnya Renjun dan Mark memasang ekspresi seperti ingin muntah.

"AKKHHH!! MATAKU!"

Okay, kini Renjun mulai melebih-lebihkan apa yang ia lihat, Chenle bahkan kini menyembunyikan tubuh mungilnya dibelakang tubuh jangkung Jisung. Jika boleh jujur, Chenle malu dan dengan tingkah ajaib Renjun yang muncul tadi.

"Kalian ini hanya mengganggu saja! Diam!" - Jeno

Kini semua fokus melihat kearah Jeno, yang baru saja menyuruh mereka untuk diam, sebenarnya mereka bingung kenapa harus diam, terutama saat yang menyuruh diam itu Jeno.

Ayolah Jeno itu sebenarnya adalah orang yang berisik, dan sekarang menyuruh mereka diam. Apa Jeno sakit?

"Jangan menatapku begitu bodoh! Jaemin tertidur! Kalian akan mengganggunya!" kata Jeno pelan tapi menekan setiap kata yang keluar dari mulutnya.

"HUUWWAAAA!!!!! aku dibilang bodoh!" Chenle kini menangis sangat keras, membuat perhatian teralihkan padanya, kini terlihat wajah Chenle yang memerah, juga air mata yang mulai turun dari matanya. Membuat Renjun dan Jisung kini berusaha untuk menenangkan Chenle yang tak berhenti menangis.

Berbeda dengan Jeno yang sebisa mungkin menutup kedua telinga milik Jaemin, agar kekasih manisnya itu tak bangun karena mendengar suara tangisan Chenle yang merupakan jelmaan lumba-lumba begitu merusak dunia, jangan lupakan suara melengkingnya itu.

"Shhttt!!! Baiklah maafkan aku! Chenle, ayolah berhenti menangis, kau tak ingin kan membangunkan Jaemin tidur!? Kau taukan betapa galaknya Jaemin saat bangun tidur!"

Mendengar itu tangisan Chenle sedikit mereda, terutama saat medengar kata 'betapa galaknya Jaemin saat bangun tidur'

Siapa yang berani membangunkan Jaemin dari tidurnya.

Hanya Jeno, itupun Jeno harus rela wajah tampannya diberi stempel sayang dikanan maupun dikiri. Membayangkannya saja membuat Chenle bergidik ngeri.

"Tapi aku ingin es krim," - Chenle

"Baik! Ayo beli es krim!"

Jisung dan Renjun menyetujui keinginan Chenle, mereka bertiga kini langsung pergi, berjalan beriringan dengan Renjun yang merangkul pundak Chenle gemas, bisa dilihat dengan jelas Renjun yang sesekali mencubiti pipi Chenle gemas. Begitu juga, Jisung yang berada di sebelah kanan Chenle.

Haechan hanya terkekeh melihat ketiga orang yang hendak membeli es krim itu, Hingga akhirnya, Haechan bisa mendengar Mark mengajaknya pergi untuk makan.

Jadi sekarang tinggal lah Jeno dan juga Jaemin yang tertidur di ruang keluarga berdua. Dengan posisi Jaemin yang tampak begitu nyaman tidur pada pangkuan Jeno.






"Jaemin-ah! Kau tak ingin pindah ke kamar?"

Bukannya mendapat jawaban yang pasti, Jeno malah mendengar dengkuran halus dari kekasih manisnya ini, yang mengartikan bahwa ia sudah benar-benar tidur, dan berada di dalam mimpi. Jeno mencium singkat pelipis Jaemin, lalu kembali memeluknya lagi. Memeluk tubuh ramping itu lebih erat lagi.

"Baiklah, mungkin lebih baik seperti ini!"






end of this chapter-;
<3 from author ciang

liefste things • nomin oneshoot collection (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang