(9). identitas sebuah seragam sekolah

3.1K 409 8
                                    

Hari ini Jeno pulang cukup sore, bahkan udara sudah terasa begitu dingin, menandakan jika malam sebentar lagi datang. Sambil berjalan, Jeno juga memainkan ponsel miliknya, membuat pemuda tampan itu tak begitu memperhatikan jalan. Hingga pada akhirnya, ia menyimpan kembali ponsel yang ia bawa, dan masuk ke dalam mini market yang ada dihadapannya, bagaimanapun juga, Jeno merasa lapar. Jadi mungkin akan lebih baik jika ia mengisi perutnya duku sebelum pulang.

Dengan cepat pemuda tampan itu mengambil apa yang ia inginkan, tidak banyak, Jeno memilih untuk membeli satu roti cokelat dan satu susu pisang. Setelah membayar, Jeno melangkahkan kakinya kearah halte bus, sambil melangkah Jeno juga memakan roti cokelat miliknya, sedang susu pisang yang tadi ia beli sudah Jeno simpan pada saku tas miliknya.

"besok ada tugas tidak ya?" tanya Jeno pada dirinya sendiri, mata sipitnya menatap kearah langit dengan wajah yang sedikit kebingungan. "seingatku tidak." gumamnya lagi, menjawab pertanyaan sendiri.



Duk!

"akh!" Jeno memekik kecil, terkejut saat merasakan ada seseorang yang melemparkan batu kerikil kearahnya. Dengan segera, pemuda tampan itu melihat kesana kemari, mencari tahu siapa orang yang sudah dengan tidak sopannya melempari dirinya dengan menggunakan batu kerikil itu.

Mata sipit itu sedikit membulat saat melihat seseorang yang kini tengah pasrah dihajar oleh dua orang lain. tanpa menunggu waktu lagi, Jeno berlari kearah mereka, berlari kearah gang sempit sambil berteriak keras.

"DISEBELAH SINI! POLISI!" teriak Jeno keras, Bahkan roti cokelat yang dipegang Jeno entah pergi kemana sekarang. Membuat dua orang yang sibuk menghajar itu pergi, meninggalkan seorang pemuda yang tengah memegang perutnya, karena dua orang yang kabur tadi memukul perutnya keras.

"kau tak apa? Hei, lihat aku," Jeno kini berjongkok di depan, pemuda itu, sambil menggoyangkan bahunya. "maafkan mereka, jika dilihat dari seragam, sepertinya mereka dari sekolahku." Ucap Jeno lagi,

"kau mendengarku? Aku bukan orang jahat," kata Jeno lagi, karena sedaritadi pemuda yang ada dihadapannya ini sama sekali tak menjawabnya.

Mendengar penuturan Jeno, pemuda itu hanya terkekeh kecil sambil menahan perih diujung bibirnya yang sudah sobek, membuat pemuda itu meringis kecil. mata bulat pemuda yang tak Jeno kenal itu melihat kearah Jeno, membuat Jeno sedikit tertegun. Sungguh, matanya sangat indah. Jeno suka sekali dengan mata itu.

Dengan segera Jeno menggelengkan kepalanya, lalau bertanya pelan "namamu?"

Tidak menjawab, namun pemuda itu menunjuk kearah name tag yang ada di seragamnya, membuat Jeno melihat kearah yang ditunjuk. Na Jaemin.

"jadi, namamu Na Jaemin?" tanya Jeno lagi,

Pemuda bernama Jaemin itu hanya menganggukan kepalanya. Ia benar-benar tak kuat untuk berbicara, bibirnya terasa benar-benar perih. Bukan maksud tak sopan, tapi Jaemin sungguh tak kuat dengan rasa perih yang ada di ujung bibirnya ini.

"Baiklah Na Jaemin, kurasa untuk hari ini kau pulang ke apartemenku. Biar ku obati luka milikmu itu. Ngomong-ngomong, namaku Lee Jeno." Ucap Jeno, bahkan pemuda tampan itu juga dengan segera menyuruh Jaemin untuk naik keatas punggungnya. Dengan tas sekolah miliknya yang dengan sengaja ia gendong dari depan. Dengan susah payah, Jaemin berusaha untuk naik keatas punggung lebar itu, lalu mengalungkan lengannya pada leher Jeno.

"terimakasih," gumam Jaemin kecil,



****

Holla guys~~~~
maafkan typo :')

<3 from author ciang

liefste things • nomin oneshoot collection (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang