(11). berjalan di kala sepi

3.3K 381 35
                                    


“kalian lihat itu! Bukankah ia sangat manis dan cantik.”

“woah! Semakin hari Jaemin memang semakin cantik.”

“Na Jaemin memang benar-benar, rasanya aku ingin mati saja.”

“pergi saja mati!” – Jeno

Ucapan kasar Jeno keluarkan saat mendengar teman-temannya yang sibuk memuji sosok pemuda bernama Na Jaemin yang merupakan siswa dari kelas XI IPS 2. Entah apa yang dipikirkan teman-temannya ini. Jujur saja, telinga Jeno rasanya akan copot sebentar lagi, karena teman satu meja kantinnya ini tak berhenti berceloteh tentang Na Jaemin yang semakin hari semakin cantik, inilah, itulah. Jeno sudah sangat cukup muak dengan itu. Karena hal ini selalu terjadi setiap jam istirahat, dan parahnya hampir setiap hari.

Dan lagi, lihat! Sekarang Bae Jinyoung [salah satu teman Jeno] tengah berjalan kearah meja dimana sosok bernama Na Jaemin itu sedang memakan makan siangnya bersama Haechan. Tentu, Jeno mengenal Haechan, karena Haechan adalah saudaranya. Dan yang bisa Jeno lakukan sekarang hanya menggelengkan kepalanya melihat Hyunjin yang juga ikut menyusul Jinyoung untuk mendekati Jaemin. Melihat kearah wajah Jaemin yang tampak sedikit risih dengan kehadiran Jinyoung dan juga Hyunjin. Kedua temannya itu memang tak tahu malu.

“aku tidak mengerti, Jaemin itu cantik! Bagaimana mungkin kau tidak menyukainya?” seru Samuel [adik kelas yang bergabung dengan Jeno] yang memilih untuk tidak bergabung dengan Jinyoung maupun Hyunjin. Memilih tetap diam di tempat sambil bertanya penasaran pada Jeno. Bukan tanpa alasan ia bertanya seperti ini, karena tampaknya Jeno sama sekali tidak punya ketertarikan pada Jaemin, padahal hampir setiap orang di sekolah ini sangat menyukai pemuda manis itu.

“memang apa urusannya denganmu!” seru Jeno, membuat Samuel terkejut. Bahkan Guanlin tersedak saat tengah meminum jus jeruk miliknya. Hingga Jeno akhirnya memilih untuk pergi meninggalkan kedua temannya itu. Mengabaikan Hyunjin dan Jinyoung yang juga belum kembali ke meja kantin tempat mereka bersama. Seperti dua orang itu terlalu betah untuk menggoda Na Jaemin. Hingga lupa kembali ke tempat asalnya.

“ada apa dengannya?” tanya Guanlin, sambil memukul pelan dadanya sendiri. Samuel menggelengkan kepalanya, “abaikan saja, bagaimana jika kita hampiri Jaemin—sunbae?”

***

Tak lama, Jeno kembali ke kantin. Jangan salah paham, Jeno tadi pergi sebentar hanya untuk ke toliet, lagi pula makan siangnya belum habis, sayang jika ditinggal begitu saja, Jeno juga masih sangat lapar. Sekarang pemuda tampan itu kembali, dan menaikan sebelah alisnya saat melihat meja tempatnya duduk bersama temannya kosong seolah tak berpenghuni, namun Jeno masih bisa melihat makanan yang belum semuanya habis.

Kemana perginya teman anehnya itu.

Namun, Jeno tidak perlu berpikir terlalu lama. Terutama saat mendengar suara ribut temannya yang tampak berusaha melontarkan beberapa gombalan, dan kini ia bisa melihat keempat temannya yang sibuk di meja kantin yang ditempati Jaemin dan Haechan. Jeno sebenarnya bisa melihat dengan jelas wajah Jaemin yang tampak tak nyaman dengan kehadiran temannya itu, Haechan bahkan terlihat seperti memarahi mereka beberapa kali. Namun, yang namanya teman Jeno itu, memang benar-benar tak tahu malu dan malah semakin menjadi jika Haechan semakin mengusirnya.

Jeno menghembuskan nafasnya kasar. Memilih untuk berjalan kearah meja itu. Berniat menarik keempat temannya itu agar tidak menganggu waktu istirahat milik Jaemin. Jangan salah paham, Jeno hanya kasihan melihat Jaemin yang tidak bisa makan dengan tenang. Lagipula, sangat menyebalkan rasanya jika saat makan siang dan kau malah diganggu oleh orang aneh yang menyebalkan.

“apa kalian tidak sadar jika kalian itu menganggunya.” Suara Jeno terdengar begitu dingin, makna tersirat dari kalimatnya adalah untuk menyuruh teman-temannya berhenti mengganggu waktu makan siang milik Jaemin.

liefste things • nomin oneshoot collection (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang