8

287 30 1
                                    

"Kau mau mendengar misiku?"
Sehun terlihat duduk santai di gudukan kuburannya sendiri. Irene hanya mengangga melihat perangai Sehun.

   "Kau tidak boleh duduk di sana!"
"Ini tempatku. Kenapa kau harus takut?"
"Ceritakan saja misimu"

  Sehun menatap Irene sekilas.
"Mungkin ini misi yang simple dan mungkin menurutmu aku sudah kehabisan obat nyamuk untuk menyadarkanku"
  "Apa itu?"

  Irene sebenarnya tak ingin mendengar itu. Ia ingin sekali menulikan telinganya sekarang juga.
   "Misimu itu hanya membersihkan makamku dan hiasi dengan bunga melati dan kamboja. Kau tau,tempat ini sangat kotor sehingga ular tadi melakukan kawin di atas kuburan."

Hah?

Hanya itu?

Kenapa ia harus membunuh Suzy dan Jinyoung jika misinya hanya memelihara keindahan makam seorang Sehun yang merupakan tipikal cowok brutal dan menyebalkan.
  "Gila!"
"Kenapa?"
"Kenapa kau tak bilang awal-awal?. Apalagi,kau membunuh kedua adikku. Sialan kau!"
"Tapi kau selalu saja menghindar setiap aku meminta untuk menurutiku. Jika kau menurutinya, tidak akan terjadi hal seperti ini. Kau hanya terlalu berfikir negatif." Ujar Sehun.

Oke,Irene mengerti. Misinya hanya menjaga makam. Ia bersyukur karena dugaannya meleset.
"Terus,kenapa kau membawa jiwaku?"
"Aku hanya ingin mengajarimu bagaimana menjadi seorang hantu. Pasti kau bosan tiap hari harus melihat hantu"
"Bukannya kau meninggalnya sebentar?"
  "Hahahaha... apa apaan kau ini. Sudah 500 tahun aku meninggal"
"Hah?"
Irene kaget mendengarnya.
"Kau wafat tahun berapa?"
"Aku lupa"
"Berarti kau sudah berpengalaman menjadi hantu?"
"Yeah"
"Sehun"
"Ya?"
"Apa kau punya pacar?"
  "Konyol sekali. Mana ada hantu bisa pacaran?. Kau kira aku ini jin?"

Bukan Jin BTS yah. :)

"Bisa saja"
"Aku tak berminat untuk pacaran. Karena aku lagi menyukai seseorang yang sama sekali tak peka sejak kehadiranku di hidupnya. Ia tak pernah menurutiku,selalu menghindar sampai aku harus membunuh adiknya" terang Sehun.

   "Apakah itu aku?"
"Tidak. Yang jelas perempuan cantik"
"Aku kan?"
"Tidak. Dia seorang kuntilanak"
"Yang benar saja"
"Tentu orang lah. Huh!"

   Tidak peka dan tidak connect sangat melekat pada diri Irene.
Seandainya Irene peka,pasti ia akan memeluknya.
Pelukan adalah hal pertama yang sangat ia butuhkan sejak 500 tahun yang lalu. Tapi,terlalu sulit karena ia selektif dalam memilih si pemberi pelukan untuk dirinya.

"Hei!. Ayo kita curi mangga di gerbang pemakaman itu"
"Aku tidak berbakat dalam memanjat"
"Hayolah,aku sangat ingin mangga"
"Kau mengidam?"
"Haruskah setiap aku minta mangga itu tanda-tanda dari ngidam?. Pagian untuk orang mengidam mereka lebih suka yang asam. Sedangkan aku yang manis. Sudahlah, aku akan ambil sendiri"
"Kau tak takut jika ada kuntilanak yang memukulmu?"
"Pohon itu milik bersama. Ya sudah"

   Irene pergi ke pohon mangga itu.
Selalu saja kau membuatku seperti orang gila,Irene.

👻

Voment ya
Dah

what is love? -hunreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang