Don't Mess Up My Player 3 - END

6.8K 401 60
                                    

We're enemies but we get along when I'm inside you

***

"Yeah, moans for me, baby."

"Berhenti Kai." Seru Krystal susah payah merengkuh kewarasan ditengah deraan kenikmatan yang diterimanya. Tidak. Ini harus segera dihentikan. Ciuman pertamanya sudah dirampas begitu saja oleh musuh brengseknya ini dan dia tidak mau ada hal pertama lain yang dirampas Kai.

Ingat, Kai itu musuh lo. Musuh anak-anak Hells angel.

"Berhenti?" Kai menyibak rambut panjang Krystal, memiringkan kepalanya agar memudahkan kegiatannya menyusuri leher jenjang gadis itu. Tangannya semakin berani menyusup dibalik bra Krystal, menyentuh yang belum pernah disentuh oleh pria lain.

"Yeahh..." Ya Tuhan, ini semakin sulit. Krystal kembali memberontak. Dia mencengkram lengan Kai, berusaha menyingkirkan tangan kekar itu dari atas perutnya namun nihil. Yang ada cengkramannya semakin kuat, bahkan terkesan bermakna lain ketika lenguhan panjangnya lolos akibat belaian nakal lidah Kai di telinganya.

"Apa hak anda menyuruh saya berhenti?" Tanya Kai menirukan gaya bicara Pak Edi.

"Kai, gue serius! Berhenti atau ahh...damn."

Tawa Kai bergema melihat perjuangan keras Krystal melawan gairahnya. Gadis itu menggigit bibir, berniat menahan desahan yang mendesak keluar saat tangan Kai mulai meremasi payudaranya. Namun aksi itu justru semakin memprovokasi libido Kai, membuat pria itu semakin berani 'menakali' Krystal dengan membuka atasan yang gadis itu kenakan hingga tubuh bagian atasnya bersih dari benang.

Krystal berusaha menutupi ketelanjangannya dengan satu tangan, menghalau tubuh polosnya dari mata lapar Kai. Walaupun ia tahu tindakan itu agak sia-sia namun setidaknya ia berusaha.

Kai yang tak terima kesenangannya diinterupsi buru-buru menyingkirkan tangan Krystal dari atas dadanya. Lama dia terdiam mengapresiasi pemandangan indah yang tersuguh di hadapannya, menatap dada Krystal seolah ingin menghabisinya saat itu juga. Kai menelan ludah. Dayum, gue gak nyangka payudara musuh gue secakep ini. Bulet kenyal mengerucut menantang gitu. Mana putingnya pink, selera gue banget njir. Batin Kai terkagum-kagum.

"Gue baru sadar kalau lo ternyata sexy banget, Krys. Apalagi kalau lagi nahan gairah kayak sekarang, cantik." Ujar Kai seraya mengelus pipi Krystal lembut. Belum sempat gadis itu memproses kelakuan ganjil Kai bibir pria itu sudah lebih dulu membungkamnya, mengaburkan akal sehatnya yang semakin menipis.

Awalnya dia memberontak. Marah karena lagi-lagi Kai bertindak sesukanya. Dia memang kalah tapi bukan berarti Kai bebas menginjak-injak harga dirinya. Namun seiring detik berlalu, lumatan memabukkan Kai di bibirnya, belaian lembutnya, serta bisikan-bisikan halus yang Kai gumamkan ditelinganya, semua membuat terlena, menggelincirkan Krystal dalam jurang kenikmatan berlabelkan surga dunia.

"Bales ciuman gue, Krys." Kata-kata Kai terdengar seperti iringan melodi yang menuntunnya memasuki jerat dosa. Seperti mantra yang menyihirnya untuk melakukan apapun yang Kai minta. Walau awalnya kaku, Krystal mulai membalas ciuman Kai. Dengan stimulasi terus menerus yang diberikan pria itu pada payudaranya serta belaian lembut ditempat 'kritis' lain, dalam sekejap ciuman mereka berubah menjadi panas dan liar. Erangan dan decapan lidah sahut-menyahut mengisi keheningan ruangan.

"Ahh, Kai...ngilu." Pekik Krystal kaget saat Kai tiba-tiba menarik dan memeluntir putingnya.

Kai hanya tertawa mendengar rintihan Krystal tanpa sedikitpun menghentikan kegiatannya. Sedetik kemudian dia mengubah posisi mereka. Ia membaringkan Krystal diatas sofa, menuruni tubuh gadis itu hingga wajahnya sejajar dengan kewanitaan Krystal. Diangkatnya rok kotak-kotak yang dikenakan gadis itu hingga celana dalam berendranya terlihat. Saat Kai ingin menyingkap kain biru berendra itu tangan Krystal tiba-tiba menahannya. "Kai, jangan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Don't Mess Up My 'Player'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang