BAGIAN BONUS
Multimedia: Shannon Nicole Beveridge and Camden Mary Alyse Scott
*-----*
Ryan menghela napas lelah saat ia harus kembali berteriak "Cut" karena Shannon tidak bisa konsentrasi terkadap aktingnya. Sudah sekitar dua puluh kali mereka mengulang-ngulang scene yang sama dan Ryan sudah muak pada hal ini.
Shannon terduduk di kursi kecil yang disediakan di samping ruangan, gadis tomboy itu kemudian melihat Ryan menghampirinya dan ia segera bersiap untuk mendapatkan ceramahan dari lelaki berbadan besar itu. "Sebenarnya ada apa denganmu, Shannon?" ujar Ryan saat lelaki itu sudah menempatkan diri di samping Shannon.
Mengambil semua udara yang berdekatan denganya, Shannon kemudian merebahkan punggung lebarnya pada kursi "Cammie meminta agar hubungan Kami berakhir" ekspresi Ryan seketika berubah saat ia mendengar informasi mengejutkan itu.
"Kenapa gadis itu ingin berpisah darimu?" Shannon menggeleng sebagai tanda enggan membahas, namun saat gadis itu membuka mata yang didapati olehnya adalah tatapan memohon yang bahkan tidak bisa Shannon tolak. "Karena Aku yang meminta untuk istirahat dari semua hubungan ini" Ryan tampak mengerutkan keningnya karena tidak suka.
"Why did you ask for space?" pertanyaan yang dilontarkan Ryan sebenarnya dikeluarkan lelaki itu dengan nada memaklumi, namun nada yang didengar oleh Shannon adalah nada menuduh yang menyakitkan. "Because I'm tired of all of our fight Ryan!!" nada bicara Shannon tiba-tiba naik dan sempat membuat Ryan terkaget karenanya "That's ridiculous" tanggapan Ryan membuat Shannon naik pitam dan hampir akan melemparkan bogemnya pada Ryan jika saja gadis itu tidak ingat kalau Ryan adalah manager serta sutradara dari film yang tengah di garapnya.
"What's so funny?" menghela napas panjang yang menyakitkan karena ledekan sang sutradara, akhirnya Shannon bisa mengontrol diri dengan cara terus-terusan mengingatkan dirinya sendiri soal pentingnya Ryan didalam kehidupannya. "Kalian berdua sama-sama egois. That's funny for Me" nada sangsi yang dikeluarkan oleh si lelaki membuat Shannon jadi mempertimbangkan kalau gadis tomboy itu harusnya mencari sutradara lain yang setidaknya lebih waras daripada lelaki berbadan besar di sampingnya ini.
Melihat Ryan memangku tangannya di atas lutut, Shannon tahu betul kalau lelaki itu tidak ingin di potong ucapannya karena ia akan berbicara serius jika dia melakukan gelagat seperti ini. "Have You ever heard about Space is Wrong in a relationship?" Ryan memulai dengan pertanyaan kecil yang dibalas Shannon dengan gelengan kecil pula.
Lelaki itu kemudian mendekat pada Shannon dan membisik kecil "Karena disaat ada space, disitu pula orang ke tiga akan datang diantara hubunganmu dengan si dia" melirik enggan, Shannon akhirnya mengerti kenapa Ryan menyebut mereka berdua bertingkah bodoh.
Mengerutkan kening sebentar sebagai bentuk penolakan kebenaran dari Ryan, Shannon akhirnya mengaku salah setelah si lelaki mengangkat alis seolah menantang argumennya "Apa Aku benar-benar bodoh?" pertanyaan itu membuat Ryan terkekeh sampai kedua bahunya bergetar karena kekehannya
"Kau hanya terpancing emosi" jawabnya kemudian sambil lalu menepak punggung Shannon dan melanjutkan "Semua orang pernah merasa lelah yang sama denganmu dan mereka pernah meminta hal yang serupa juga denganmu" lelaki itu mengambil napas panjang sambil lalu menaruh tangannya di atas paha Shannon "Being in relationship is going like You want to have a rainbow. You have to go trough the rain first and then You have a beautiful rainbow"
Tersenyum kecil saat ia merasakan sentuhan Ryan terasa hangat sampai ke ulung hatinya, Shannon kemudian berucap dengan nada sungguh-sungguh "Terimakasih" Ryan hanya mengulurkan senyum kecil saat mendengar gadis itu mengucapkan rasa terimakasih bahkan sampai memeluknya dengan lengan panjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPACE is WRONG (COMPLETED)
Short StoryJangan biarkan dia yang kau cintai pergi disaat dia sedang marah padamu, karena sesungguhnya perbuatan itu adalah kesalahan besar. Space is Wrong. Riska Pramita Tobing -2018-