(18.18PM) 01.18

9 2 0
                                    

Ingin sekali Galang melempari mereka berdua dengan telur busuk, dan meneriaki Dika,,
perebut cewek orang
namun ia disadarkan dengan kenyataan pahit, bahwa ia bukan siapa siapanya Rara (lagi).

Tak ada yang bisa ia lakukan sekarang, kecuali menunggu Rara jatuh kembali ke pelukan nya.

Dengan berat hati, ia harus kembali pulang bersama perasaan sesak yang menyertai, sebenarnya Galang ingin menangis, dan lagi lagi ia di kalah kan oleh gengsi, karena ada kevin yang sedang mengemudi di sebelah kanan nya.

Mereka saling terdiam, sibuk dengan dunianya masing masing, sampai kembali ke rumah pun mereka masih menutup mulut, suasananya begitu canggung.

Kevin pamit, namun tak ada respon sama sekali dari Galang.

♥♥

17.55 ➸ 01.18

Tak ada yang aneh hari ini, kecuali sikap Dika yang kelihatan sedikit berbeda, entah ada apa, yang pasti sepanjang jalan tadi Dika tak banyak bicara, sekalinya bicara gugup.

"Ra, aku mau ngomong"

Rara meletakan ponselnya diatas meja.

"Mau ngomong apa?"

Tanya rara, ia mulai memasang telinga nya dengan benar, siapa tau Dika mau curhat.

"Ga jadi deh, masih lama waktunya, kamu ganti baju dulu gih"

Rara mempoutkan bibirnya kesal, pasalnya ia tak suka jika ada yang menunda nunda pembicaraan seperti Dika tadi.

"Yaudah, tunggu bentar ya"

Dika mengangguk, setelah Rara masuk kedalam kamar, ia buru buru mengambil boneka teddy bear berwarna putih tulang yang ia sembunyikan di dalam rumah saat mengambil helm tadi siang.

Tak lupa juga ia berkompromi dengan bunda nya Rara.

Dan kebetulan sore ini, bunda ga bisa ikutan bantuin Dika, soalnya lagi pergi ke rumah sodaranya bareng ayah sama putra, katanya sih mau pulang malem.

oke semuanya siap, boneka sudah, bunga juga sudah.

Semoga lancar, batin Dika.

♥♥

18.17

Rara heran, kenapa Dika tiba tiba berdiri saat Rara datang, dan tangannya seperti menyembunyikan sesuatu.

"Kenapa? Itu dibelakang apa? Rokok ya?"

Dika menggelengkan kepala.

"So tau, aku mau ngelanjutin yang tadi, tapi bentar lagi, masih ada waktu 1 menit"

Rara mengernyitkan dahi, ia penasaran apa yang Dika sembunyikan dibalik badannya itu.

"Het het, gaboleh liat dulu"

Dika menghindar saat Rara menghampirinya.

"Hmm yaudah deh iya aku diem"

Rara duduk dan langsung memainkan ponsel, namun tiba tiba dika berlutut tepat dihadapannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sayap Yang PatahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang