3.Epiphany

99 22 3
                                    

“Sisa Waktu Kamu Gak Banyak, Kamu harus siap2 untuk pergi lagi”.

“Tapi aku masih mau bersamanya!”.

“Konsekuensi itu, dan kamu sudah menyepakatinya. Jadi ikutilah aturannya”.

***

Hari demi hari retha lewati bersama reyhan.

Hidupnya semakin berwarna semenjak kedatangan reyhan dihidupnya.

Retha yg selalu merasa sendiri, kini tak lagi merasakan kesendirian itu.

Setiap hari retha selalu merasa bahwa reyhan benar2 menjaganya dengan baik, dan juga membuatnya berfikir bahwa sebenarnya rasa sayang yg amat mendalam itu bukan tentang seberapa dalamnya kita mencintai seseorang, tapi seberapa dalamnya kita takut jika dia menghilang dari kehidupan kita selamanya suatu saat nanti.

Ya, itu hal yg sedang retha takuti saat ini.

Melihat kejadian beberapa bulan lalu, tentang bayangan reyhan yg tak nampak dalam terangnya lampu yg menyorot kearahnya.

Lalu tentang bayangannya dicermin yg tak terlihat jelas.

Tentang kedatangannya yg selalu tiba2 dimanapun retha berada.

Dan satu lagi, tentang sikap haikal yg begitu aneh beberapa bulan ini setelah dia tau bahwa retha berteman baik dengan reyhan.

Tapi sampai detik ini retha masih belum mengetahui apa yg sebenarnya haikal sembunyikan darinya tentang sosok reyhan itu.

“Ini minum dulu sayang”.

Farhan menyodorkan minuman kearah retha yg tengah duduk dibangku cafe sambil melamun.

“Oh iya, makasih ya”.

Ditengah cafe yg ramai, farhan mendapati retha yg terus melamun sedaritadi.

Farhan memang sempat curiga beberapa waktu ini tentang sikap aneh kekasihnya itu, namun farhan tetap berusaha tak overthinking akan hal itu.

Namun pada akhirnya...

“Aku ko liat kamu akhir2 ini beda ya”. Celetuk farhan.

Retha kaget mendengar farhan melontarkan perkataan itu.

Karna meski sudah lama berpacaran, retha hampir tak pernah mendengar farhan berkata seperti itu, walaupun retha berubah sekalipun--Farhan hanya menegur dengan cara bersikap lebih posesif dari sebelumnya tanpa berkata apapun, tapi kini... Dia mengatakan isi hatinya dengan berbicara langsung pada retha tanpa memulai dengan sikapnya.

“Eu... Aneh gimana?”.

“Ya aneh, kamu jadi lebih tertutup. Terus tiba2 aja kamu suka baca novel mistis gitu, dan sekarang jarang banget mau aku ajak jalan. Dan aku maen dirumah kamu pun gak kamu bolehin, memangnya kamu sekarang lagi sembunyiin apa sih dari aku?”.

Panjang kali lebar pertanyaan yg farhan lontarkan pada retha, padahal sebelumnya farhan tak pernah berbicara sepanjang itu--Ia hanya akan berani bicara panjang lebar seperti itu hanya melalui pesan singkat/Telfon.

DeJavu (Huang Renjun)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang