berubahnya kehidupan camel

8 0 0
                                    

          Saat sampe ditempat kerja gue dapet ceramahan yang gak jelas dari bos gue cuma karna terlambat. Dan akhirnya gue pun dipecat. Masih bersyukur dapet gaji setengah dari biasanya. Gue balik kerumah dengan baju dilengan kanan gue compang camping dan masih berdarah. Sampe dirumah gue liat Jinan lagi nonton tv dan nyalahin kipas. Tapi Jinannya lagi baca komik. Tampar tidak ya.
"Eh. Matiin tuh tv kalo gak dipake. Kipasnya juga matiin ah. Boros banget lu jadi orang" marah gue
"Hem" dehemnya dengan tatapan masih kekomiknya dan tangannya meraba meja disebelahnya nyari remot tv saat ketemu Jinan mencet tombol off dan dia juga mencet tombol off di kipas angin itu.
"Eh lo juga tadi pagi bikin orang stress. Ngapain lo coret2 buku gambar Fayza? Kan lu juga udah gue beliin sama kaya yang lainnya. Gaboleh lancang ah" marah gue dengan tenaga surya. Yang dimarahin pun negok dengan malas dan langsung membulatkan matanya."Ngape lo?" Tanya gue malas
"Kak, tangan lo kenapa?" tanyanya langsung berdiri lalu lari menghampiri gue dan goyang2in tangan kanan gue.
"Aarrghh sakit bego. Lu tuh ya, ngapain sih goyang2in tangan gue. Lu galiat tangan gue lagi sakit?" bentak gue
"Ah elah sorry, Emang ini tangan lu kenapa bisa kaya gini sih kak?" tanya Jinan
"Sorry sorry mending lu ngerti, Lu kan gapernah belajar"
"Bahasa inggris gue sama lu juga pinteran gue kak"
"Bodo""Awasin dulu tangan lu ngapain masih megangin tangan gue. Perih tau, ini gue abis maen bola sepak" 
"Hah? Sepak bola? Terus kenapa tangan lu bisa luka gini? Kok ganyambung?"
"Halah banyak bacot lu dek. Mending ambilin kotak p3k. Cepetan ini ntar makin lebar lukanya. Sana sana sana" kesel gue, Jinan langsung lari kearah dapur ambil kotak p3k nya. Yah Jinan paling jago inggris lah, dan gue, fay, mey, Jinan itu handal dalam hal apapun. Karna buku2 bekas yang disumbangin disini, kita rajin baca dan menyerap materinya. Mey aja yang umurmya masih 10 tahun udah bisa pelajaran kelas 3 Smp. Semua yang ada disini pinter2, gausah diragukan lagi.
"Nih, mau pake sendiri apa gue pakein?" tanya Jinan saat udah duduk disamping gue
"Ya pakein lah Jinan sayang. Gue mager beud. Cepetaannn" jawab gue
"Iyaiya bawel lo ah" Jinan langsung robek baju gue biar gaada yang halangin tangan gue. Udah biasa gue pake tengtop depan Jinan. Jinan langsung bersihin noda darah yang ngalir ditangan gue. Pas udah bersih, dia olesin antiseptik disekitar luka gue. Yang tergores panjangnya hampir 7 cm. Terus dia kasih obat merah diluka gue. Terus dia tutup lukanya. Selesai, hebat kan adek gue.Cuma mau kasih tau, tingginya Jinan setara dengan tinggi gue.
"Dah tuh, sana lo mandi, bau keringet" suruhnya
"Ahh thanks sayangkuhhh. Oh iya Nan. Gue abis dipecat, jadi lo jangan boros2" ucap gue
"Hah? Lo kenapa bisa dipecat kak? Kan lo udah lama kerja disana"
"Hem gatau" Balas gue dan jalan kekamar gue. Pas dikamar gue masuk kamar mandi terus mandi cuma byur byur ngasal, sabunan, sikat gigi, byur byur ngasal lagi. Selesai deh. Ngirit air broo. Abis itu gue keluar kamar dan tiduran dikasur. Gangapa ngapain, palingan cuma baca buku.
Ceklek
"Kak ada yang nyariin lo tuh. Katanya sih polisi" Kata Mey
"Hah? Ngapain polisi nyariin gue? Lo pada buat ulah?" tanya gue
"Kalo gue sih nggak, gak tau yang lain"
"Ouh yaudah duluan aja. Suguhin minuman. Nanti gue nyusul mau ganti baju dulu" 
"Oke" Mey keluar dan kembali tutup pintu kamar gue. Gue jalan kelemari dan ambil baju yang agak sopanan dikit. Gue lagi pake celana pendek sama tengtop doang. Gue ambil celana bahan dibawah lutut dan baju kaos tangan panjang warna putih polos. Gue keluar dari kamar gue dan gue liat polisi itu dan disana ada Jinan, Fayza sama Mey.
"Loh pak Raka? Bapak ngapain kesini? Ada masalah apa ya pak?" Tanya gue bertubi tubi dan Pak Raka langsung nengok. Dia berdiri dari duduk nya dan membungkuk memberi hormat. Gue bungkukin juga badan gue.
"Silahkan duduk pak" suruh gue dan pak Raka duduk lagi ke tempatnya. Gue juga duduk disofa yang ada disampingnya.
"Non Camel, Saya ingin mengucapkan terimakasih karna tadi non Camel sudah membantu menangkap perampok bank itu. Saya mencari tahu tentang non dan saya ketempat kerja non, tapi katanya non sudah tidak bekerja lagi disana" Kata pak Raka
"Iya saya dipecat karna perampok2 itu. Sungguh mereka kurang kerjaan banget sampe2 ngerampok bank" sahut gue
"Maafkan saya sudah merepotkan anda dan sampai dipecat pula. Maka dari itu saya mau memberikan pekerjaan kepada non" Ujarnya lagi. Fayza, Jinan, sama Mey hanya menyimak percakapan antara gue dan pak Raka.
"Hem pekerjaan apa itu pak?" tanya gue
"Nona jadi agen rahasia yang membantu para polisi2, dan juga tentara2. Nona harus membasmi semua orang yang melakukan tindakan jahat. Dan nona akan hanya dikenal oleh polisi, tentara, perdana mentri, presiden dan jabatan2 tinggi lainnya. Nanti saya yang akan memberi tahu Nona jika ada misi2 yang harus dituntaskan. Saya sudah lama menginginkan agen2 rahasia tapi tidak ada yang bisa melakukan bela diri seperti nona tadi. Maka itu Nona adalah orang yang tepat menurut saya" ucapnya
"Saya mau2 saja. Apakah digaji? Karna saya adalah penanggung jawab atas adik2 saya ini. Dan saya baru saja dipecat" 
"Tenang Nona. Nona akan digaji sesuai dengan misi yang nona pecahkan. Dan Nona tidak akan tinggal disini lagi. Nona akan tinggal dirumah yang akan saya berikan. Nona bisa?"
"Hem, bagaimana kalau adik2 saya ikut? Kami berempat handal dalam hal beladiri karna kami selalu latihan diwaktu senggang. Mereka komplotan saya. Jika mereka disini saya juga akan disini. Bagaimana pak Raka?"
"Wahh bagus sekali Nona. Mereka juga akan ikut bersamamu. Saya pastikan kalian akan menjadi agen yang sangat luar biasa. Terima kasih atas bantuannya nona"
"Terima kasih juga atas tawarannya pak Raka. Bapak bisa panggil saya camel saja, lalu dia Fayza, Jinan, dan dia Mey. Dan tidak usah formal jika bersama kami pak"
"Em baiklah camel. Ini panti asuhan ya? Kemana yang lainnya? Kok kalian cuma berempat?" tanyanya
"Pengasuh kami meninggal karna ekonomi yang terkuras. Lalu dari situlah kami selalu rajin membaca dan mandiri. Sampai kami latihan beladiri untuk menjaga diri kami sendiri" sahut Jinan
"Ouh. Aku minta nomor telfon kalian, untuk nanti aku hubungi"
"Kami gak punya hp" ucap kami serempak
"Ah baiklah nanti aku akan kembali lagi kesini. Kalian siapkan pakaian dan keperluan kalian. Kemungkinan kalian akan pindah besok, secepatnya"
"Oke nanti kita akan siapin semuanya" balas gue

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"Miracle camelina"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang