prolog

83 7 0
                                    

Sasa terpaksa bangun dengan wajah ditekuk setelah dipaksa bangun oleh ibunya, ia tidak tau apa gerangan penyebab dan kapan ibunya datang kerumahnya.

Ia memang mempunyai rumah yang dibelinya dari hasil jerih payahnya sendiri. Sedangkan ibu, kakak dan adiknya tinggal di Samarinda, kota dia berasal.

Setelah lulus SMA, Sasa bekerja di salah satu mall di daerah Samarinda. Ia tidak melanjutkan pendidikan kuliah karna faktor ekonomi dan dia juga bukanlah siswi pintar yang mendapatkan beasiswa. Uang hasil bekerja sebagian ia sisihkan ditabungan. Setelah bekerja selama dua tahun, Sasa pergi ke Jakarta untuk mencari pengalaman hidup yang baru.

Dengan uang tabungan itulah akhirnya ia bisa menyewa salah satu ruko di jakarta yang kemudian dia jadikan sebagai toko kue. Yang merupakan impian Sasa sejak masih duduk di bangku SMA.

Alhamdulillah setelah tiga tahun membangun tokonya, diumurnya yang sudah menginjak 24 tahun ia sudah menjadi orang yang sukses. Dan sekarang dia sudah membeli ruko itu juga membangun toko kuenya di beberapa daerah sekitar Jakarta.

Ibunya pun sengaja ia berikan kunci rumah karena Sasa terkadang harus pergi ke luar kota untuk mengecek tokonya, sehingga ibunya bisa menunggu dirumah nya. Tapi seperti inilah yang terjadi jika ibunya datang dan Sasa sedang ada di rumah.

"Sasa bangun gak kamu, anak gadis macam apa yang jam satu siang belum bangun."

"Sasa capek ma, pulang dari Bandung sampai disini jam tiga pagi."

"Yaudah tapi bangun dulu, mandi terus makan kalau gak nanti sakit."

Sasa merasa tenang ketika mendapat usapan dikepala dari ibunya. Setelah itu ia mendongak menatap wajah ibunya yang berdiri dipinggir ranjang nya.

"Mama masak kari ayam yah?" Tanya Sasa dengan wajah berseri ketika mencium aroma sedap dari dapur.

"Iya itu lagi dimasak, makanya cepet mandi abis itu makan yang banyak deh itu kari nya." Ujar ibunya yang kemudian di angguki oleh Sasa.

Gadis itu segera masuk kedalam kamar mandi dengan bersenandung riang. Memang kari buatan ibu nya adalah makan kesukaan dia, padahal dia tergolong bisa bahkan pintar masak. Tapi tetap masakan seorang ibu tidaklah sama rasanya walaupun cara memasak dan bumbu yang digunakan sama persis.

Melihat kelakuan putri nya, Nurma hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala nya.

'Umur kamu itu 24 atau masih 15 tahun Sa.'Gumamnya.

Lost My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang