PROLOG

11 3 0
                                    

Ketika mereka mampu menciptakan luka, akan ku ciptakan tangis dan darah yang akan membuyarkan kehidupan mereka.

"Pa..papa mau kemana, jangan tinggalin mama sama anna pa" seorang wanita dengan tangis tanpa henti hentinya menahan lengan suaminya. Yang suaminya itu tetap bersikeras berjalan keluar dari rumah besar itu dengan menarik sebuah koper.

"Hei sudahlah jangan tahan aku, aku akan pergi kau jaga saja anak mu itu"

dengan sebuah sentakan kuat sang wanita itu jatuh tersungkur di teras rumah. Tepat saat itu datang seorang anak berusia 6 tahun dengan seragam sekolahnya.

Gadis kecil itu berlari menghampiri ibunya yang sedang berusaha untuk berdiri tapi sangat sulit untuk di lakukannya.

Tanpa menunggu waktu lebih lama suaminya pun langsung memasuki mobil dan pergi meninggalkan rumah itu entah kemana tujuannya.
Hari demi hari dijalani oleh ibu dan anak itu dengan penuh kesedihan karena sang anak selalu menanyakan sang ayah.

"Anna sayang, ayahmu akan kembali karna dia sangat menyayangi mu. Ini mama ada kalung, di sini ada foto papa sama mama. Ini kado ulang tahun pernikahan kami. Kamu simpan ya sayang" sebuah kalung titanium berbentuk hati itu dikalungkan ke leher anaknya.

"Anna janji ma, anna akan jaga kalung ini, karna anna sayang sama mama" mereka berdua berpelukan.
Sang ibu menerawang jauh mengingat kenangan kenangan indah keluarga kecil itu dulu di rumah mereka. Dimana tawa memenuhi setiap sudut ruangan. Dengan senyum hambar ia menatap anaknya yang sudah bersiap untuk berangkat sekolah.
" sayang kamu sudah siap? Ayo kita berangkat sekolah.. kamu tidak mau terlambat kan?"

" iya dong ma, anna ga boleh terlambat"

Mereka berdua berjalan menuju sekolah anna yang letaknya tidak jauh dari kompleks perumahan tersebut.

"Ma, anna sekolah dulu ya.. nanti anna pulangnya gak usah di jemput, anna kan udah biasa pulang sendiri"

"Emm iya sayang, tapi pulangnya hati hati ya"

"Iya tenang aja ma, see you mama"

Dengan penuh keceriaan anna memasuki sekolahnya. Begitupun ibunya yang juga ikut senang melihat anaknya bisa sebahagia itu. Setelah anaknya tak terlihat oleh matanya, ia segera kembali kerumah untuk melakukan aktivitasnya seperti biasa.

※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※

Anna, Annastasya Ifly Gilbert adalah anak yang pintar di sekolahnya sehingga ia memiliki banyak teman.

Saat jam pertama sekolah sudah tiba seisi kelas Anna di kejutkan dengan seorang wanita paruh baya yang masuk kekelas mereka dengan tergesa gesa. Wanita paruh baya itu berbicara sebentar dengan guru yang masih ada di dalam. Setelah mendengar penuturan wanita itu, guru itupun langsung memanggil Anna.

"Anna kemari lah sayang" dengan susah hati ia menyampaikan kabar buruk itu. Anna dengan langkah pasti segera menuju ke arah gurunya tersebut. Sang wanita paruh baya itu dikenalnya sebagai salah satu pembantu di komplek perumahannya.

"Iya bu, ada apa?"

"Kamu anak yang baik, kamu harus sabar ya, iii...bb...uuu Anna me...ning...gal" ucapan gurunya itu walupun terbata bata dan di iringi tangis membuat tubuh Anna menegang seketika.

"Gak mungkin bu, tadi mama pulang ke rumah kok, dia baik baik aja"walupun berkata demikian air mata Anna telah mengalir dengan derasnya.

"Ibu tidak berbohong Anna, lebih baik kita pulang sebelum ibumu di makamkan" ucap wanita paruh baya tersebut.

Anna pun langsung berlari keluar dari sekolah itu dan menuju rumahnya tentu itupun di ikuti sang wanita paruh baya. Hampir hampir saja Anna ditabrak oleh sebuah mobil, untungnya Anna ditolong oleh wanita paruh baya yang biasa dipanggil Cornelia.

※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※※

Setelah pemakaman Anna masih saja menangis, dan bertanya dimana papanya kepada makam sang mama. Cornelia adalah satu satunya orang yang masih ada di sana.

"Nona Anna ayo kita pulang, mama tidak mungkin suka melihat Anna menangis seperti ini"

"Iya Cornelia, tapi Anna gak mau ninggalin mama"

"Mama Anna selalu bersama Anna kok, nanti malam coba Anna lihat ke langit, di sana ada bintang yang paling terang dan itu adalah mama Anna, dia bakalan selalu menemani dan menjaga Anna"

Dengan anggukan kecil, Anna berdiri dan melangkah untuk keluar dari pemakaman bersama Cornelia.

Setelah mengantar Anna pulang Cornelia sebenarnya berniat untuk menemani Anna di rumahnya sampai sang papa datang, tapi dia harus menyelesaikan perkerjaannya dulu.

Haripun berganti malam, entah apa yang ingin di lakukannya, Anna berjalan menuju ke pemakaman mamanya. Saat sebelum sampai ke pemakaman sebuah mobil hitam berhenti tepat di hadapannya. Keluarlah beberapa orang dengan pakaian hitam dan menutup sebagian wajahnya dengan topeng. Lalu menghampiri Anna yang ingin berlari karena sudah merasa curiga dengan gerak gerik orang itu.

Namun percuma Anna sudah di tangkap mereka, dan di bawa kedalam mobil.

FlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang