Steve Rogers

975 131 23
                                    

Tony melihat handphone yang ada di tangannya. Entah bagaimana, pameran itu memang berakhir dengan kemenangan dari Killian, namun ia mendapatkan nomor dari Peter Parker. Oh, dan Bruce Banner mendapatkan nomor dari Ned. Sepertinya kedua orang itu tertarik dengan AI yang ia kembangkan bersama dengan Bruce.

Jarvis dan Veronica.

"Apa yang akan kau lakukan dengan nomor itu Tony?" Bruce tampak mendekati sahabatnya itu dan menoleh pada layar handphonenya dimana nomor dari pemilik Parker Industry itu sekarang terpampang.

"Memang apa yang kau pikir akan kulakukan? Aku tidak berharap sejak awal untuk mendapatkan nomornya," Tony tampak mengangkat bahunya. Jika orang lain yang mendengar itu, mungkin mereka akan percaya dengan apa yang dikatakan oleh Tony, namun Bruce tahu benar jika sahabatnya itu sangat mengagumi sosok Peter Parker.

Meski ia jarang untuk mengakuinya.

"Minggu ini Mr. Leed akan mengajakku untuk pergi ke perusahaan Parker. Ia ingin melihat lebih jauh Veronica," Bruce tampak menceritakannya dengan nada pelan namun bersemangatnya. Seperti biasa, "bagaimana kalau kau ikut?"

Tony terdiam, Bruce tahu pemuda itu ingin ikut dengannya. 

"Baiklah, sudah diputuskan kita akan pergi ke perusahaan Parker sabtu ini," Bruce tampak begitu saja memutuskan membuat Tony sedikit tersentak dan menoleh kearah Bruce.

"Aku belum memutuskan!"

"Ayolah Tony, aku juga tidak akan berani untuk masuk ke bangunan sebesar itu tanpa ada seseorangpun yang kukenal," Bruce tampak menghela napas dan Tony tampak tidak begitu peduli dengan itu.

"Kau mengenal Mr. Guy in Chair itu."

Walau terjadi argumen, pada akhirnya ia setuju untuk pergi hari Sabtu ini dengan Tony.

..

"Disini?"

Ia mendatangi sebuah apartment bergaya klasik yang tampak cukup besar itu. Ia menoleh sekelilingnya, apartment itu berada di pinggir kota dan tampak sangat sepi. Mobil sedan hitam diparkir oleh Harry Osborn--atau Peter lebih sering memanggilnya Haz--saat ia dan juga Peter memutuskan mengunjungi seseorang disana. 

Di Brooklyn.

"Kalau yang kudengar, ia diperbolehkan untuk tinggal sendiri di apartment ini. Bagaimanapun juga, usianya yang sebenarnya adalah 74 tahun."

"Yang benar saja Haz, ia masih berusia 15 tahun. Seharusnya mereka tidak membiarkannya untuk tinggal sendiri tanpa pengawasan siapapun," Haz hanya mendengus pelan dan berjalan masuk ke apartment itu. Ia sampai di salah satu kamar, dan mengetuk pintu di depannya. Tidak butuh lama untuk mereka mendapati pintu terbuka, dan tampak pemuda berusia belasan tahun yang tampak berambut pirang menyambut mereka.

"Ada apa?"

"Kau... Steve Rogers kan?"

Dan sebuah senyuman diberikan oleh Peter pada Steve.

.
.

Dari file yang didapatkan oleh Peter mengenai Steve, ia adalah seorang anak laki-laki berjiwa patriotisme yang kuat. Lahir pada tanggal 4 Juli 1926, ia mendaftar sebagai tentara militer dan meninggalkan sekolah menengah atasnya untuk mengabdi pada negara. Dulu ia memiliki catatan penyakit yang menghabiskan setengah halaman sendiri, hingga ia tidak diterima di barisan manapun.

Tidak sebelum Dr. Abraham Erskin menemukannya, dan menawarinya sebagai eksperimen dari serum super soldier. Pada tahun itu, ia tahu jika penelitian terhadap manusia masih dilegalkan. Namun, itu selalu membuatnya merasa muak dan kasihan pada Steve. Ia tahu jika Steve meminta atas kemauannya sendiri, namun ia jadi mengerti bagaimana kerasnya hidup anak itu dulu.

Tiny StarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang