Seorang Gadis cantik bertubuh mungil nan putih tengah duduk pada sebuah ruang tamu
Menungu dan menunggu bagaimana kabar yang akan ia dapatkan dari seorang wanita paruh baya dengan keputusannya
Detik demi detik gadis tersebut masih bertekat teguh memandangi pintu yang nantinya akan dibuka oleh orang ia nantikan
23 menit sudah Gadis tersebut menunggu kedatangan sang Wanita paruhBaya dengan mata yang tak lepas pandangan sembari meremas kedua tangannya sampai mengeluarkan keringat
Ceklekkkk
Gadis tersebut langsung terlonjak ditambah lagi dengan detak jantung yang berdetak dua kali lebih cepat dan didapatinya seorang wanita yang ia nanti nantikan hadir didepannya namun, dengan mimik wajah yang tak dapat diungkapkan
"Maaa"ucap Gadis tersebut dengan serak karena ia takut dengan sikap wanita tersebut dan bernotabe sebagai Mamanya
"Sekarang kamu kemasi barang kamu dan kita akan pindah kejakarta"ucap wanita tersebut dengan nada pasrah
"Tapi ma..."ucap Gadis tersebut dengan gemetar lantaran bukan hal ini yang ia ingin kan
"Sekarang Viaa,kita akan ulang hidup kita dari awal"ucap Wanita paruhbaya seraya mengelus kepala sang putrinya
"Tapi maa Via ngak mau ningalin temen temen Via, ijinin Via buat ketemu sama Pini maa buat terakhir kali"ucap Gadis yang bernama Via dan berusaha membendung air mata yang akan jatuh
"Mama kasih waktu 1 jam buat kamu dan jam 5 kita mulai berangkat"ucap Wanita tersebur yang bernama Wina dengan sabar dan juga menahan tangisnya
Via mulai keluar dari istana yang ia selama ini puja puja dengan kenyamannya dan dengan kenangan yang berda didalamnya dan akan hanya menjadi sebuah saksi bisu bahwa ia pernah berjuang keras selama disitu
Via mulai berjalan menuju sebuah rumah yang pemiliknya akan ia temui untuk terakhir kali,dengan sekuat tenanga ia berusaha menegarkan dirinya sendiri agar tak goyah saat beretemu dengan sang empu
Via mulai mengetuk pintu rumah tersebut dan didapatinya sang empu sedang duduk menonton Tv
"Ehh Viaa,ada apa kok sore sore kesini mau main ya,atau mau nobar nih keknya asik"ucap Gadis tersebut dengan semangatnya
"Pii maaf kalo aku punya salah"ucap Via dengan menengarkan dirinya
"Aku juga mau kamu jangan benci sama aku,aku mau kamu inget aku selalu dan jangan, jangan lupa cari penganti ku yang lain"sambungnya dengan air mata yang sudah meluncur tanpa aba aba"Lho Vii kamu kenapa,aku ngak bakal benci sama kamu kok,aku juga ngak bakal lupa sama kamu,tapi tunguuu.....jangan bilang kalau kamu mau pergi"jawab Vina yang kerap disapa pini
"Hiksss akuu harus ikut hikss mama buat ke Jakarta hiksss"ucap Via dengan serak
"Ngak papa Vii mungkin mama kamu mau kamh jadi yang terbaik setelah pindah dari sini,sesuai janji aku,aku ngak bakal lupa kok sama kamu,kamu juga ya,Kalo mama Kamu milih ini demi masa depan kamu kenapa aku nggak support buat teman aku yang satu ini"jawab Pini dengan panjang lebar seraya mengusap punggung Viaa yang sudah berada didepannya seraya memeluknya
"Hikss Piii aku bakal rindu kamu"
"Iya aku juga kok,tapi kamu jangan lupa kalo liburan main kesini biar aku tau seberapa kamu bahagia dengan hidup kamu yang baru kalo pas liburan"
"Iya Pii,aku makasih banyak karena kamu nerima aku apa adanya buat jadi temen kamu"
"Heyy Vii siapa sih yang ngak mau temenan sama kamu,malah aku seneng kok punya temen yang lucu nya kayak kamu,bawelnya kayak kamu"
"Viiaaa"ucap Wina dengan suara yang agak tinggi
"Ya udah Vii hati hati ya,Take Care my Friends"ucap Pini dengan haru
"Daa Pii aku pergi dulu, jangan lupa ya sama pertemanan kita selama 10 ini"
"Pastii"jawab Pini
Via mulai meningalkan suatu yang laling berharga yang ia miliki dengan berat hati ia berusaha menganang ia dalam hati
Mobil hitam pekat kini mulai meningalkan suatu tempat yang paling berharga dan mulai menempuh perjalanan kesebuah bandara
Via masih dalam lamunannya masih sibuk mengingat kenangan kenangan yang ia lakukan dengan orang orang sekitarnya yang akan ia tinggalkan dan menjadi kenangan yang berharga dalam lubuk hatinya
"Vii kita mulai dari awal lagi ya sayang semoga kamu suka"ucap Wina dengan mengusap bahu Viaa
"Iya maa"jawab Via
Wina tau bahwa berat, semua kenangan yang ada dirumahnya dan semua orang selalu mendukungnya yang ia harus tinggalkan
✏✏✏
Pesawat mulai mendarat pada arah landasan yang disediakan, para penumpang mulai terbangun dari tidurnya dan mempersiapkan dirinya untuk meningalkan pesawat dan mulai menemui seseorang yang menjemputnya atau memulai langkah baru
"Maa ini dimana"
"Jakarta sayang"
"Kita tingal dimana ma"
"Sudah disiapkan oleh pengawai mama"
"Terus bagaimana mama akan berkerja"
"Sayang mama sekarang sudah berusaha sekuat mungkin dengan kamu,sekarang kita punya cabang toko bakery dimana mana"
"Kenapa mama ngak bilang"
"Mama mau kasih suprise viaa"
Mulai saat itu Via dan Wina berusaha menjalani hidup bersama dan mulai melewati hal yang sulit bersama
✏✏✏
'Aku yakin dengan kamu pergi,kamu pasti dapat menemukan hidup baru dan memulai dari awal dan meninggalkan masa lalu mu yang kelam, dan mulai kembali pada kebahagian'batin Pini seraya mengusap foto dirinya dengan Via
✏✏✏
To Be Contiune
(kalok ngak salah)Hem hem hemm, gimana nih prolognya😂pasti kek bukan prolog kann
Ohh iya ini PENTING buat Pembaca,kalo dicerita ini ngak terkaitan sama muser,maksudnya ngak ada para musernya,tapi.......
Tenang
Tenang
Bakal ada babang munggaran kok yang stand by ada disisi Via(eaksss😎) dan satu lagi Nama pemeran utamanya Aku kasih Via biar gampang aja buat kalian panggil
Dan karena author sempet mikir,klo author tulis namanya jadi NK itu pada kagak ngarti dehh
Dan author juga mau minta suporrt dari kalian mau lanjut atau ngak cerita ini,kalian bisa Koment gimana menurut kalian cerita ini,boleh kalian kritik,boleh kalian hate insyaallah itu bakal jadi penyemangat author😅
FollowIg:
@Oktaviaptr215

KAMU SEDANG MEMBACA
Unrequited Love
RandomGua tau kalo kita ngak bisa disatukan dengan ikatan cinta,tapi seenggaknya kita bisa disatukan kembali dalam ikatan kebersamaan atau Takdir-Via Agatha Karena Takdir kadang ngebuat impian menjadi Ekspetasi semata dan selamanya-Munggaran ...