04

318 27 2
                                    

Pernahkah kau merasa ragu dalam mengambil sebuah keputusan dari dua pilihan yang sama beratnya?

Apa yang kau lakukan jika, dihadapkan dengan Cinta yang sama. Tapi dengan kemasan yang berbeda?

Cinta pada orang yang kita sayangi. Atau Cinta pada orang yang menyayangi kita.

Bisa kah kau dengan bijak memilih salah satu dari kedua pilihan tersebut?















"Kenapa perasaan ku menjadi tidak enak ya? "



"AAAKKHH ANJING LEPAS!!"

Guk... Guk... Guk...

Seekor anjing berwarna hitam berukuran hampir sebesar dirinya berlari sambil terus menggonggong ke arahnya. Kontan saja Jisung berlari sekencang kencangnya sambil terus berteriak.

"Hushh... Hush... Pergi sana anjing jelekkkk!!!! "

Guk... Guk...

"Sudah kubilang pergi kan? Ya ampun dasar bodoh! Akkhhh Appa tolong Jisung"

Jisung dan anjing tersebut saling adu kejar kejaran. Sepertinya anjing tersebut tidak akan menyerah sebelum mendapatkan Jisung sebagai makan siangnya. Wah, seram.

Selama beberapa menit berkejar kejaran, Jisung sampai diarea menuju rumahnya. Dia bahkan meloncati pintu pagar yang lumayan tinggi agar bisa lolos dari kejaran anjing lepas itu dan anjingnya sendiri masih menggonggong didepan pagar rumahnya.

"Haha kau tak bisa masuk kan, salah sendiri bermain main dengan Lee Jisung tampan! " dia mengejek anjing nya.

GUK... GUK.. !!

"Aaaaa Appa....!!! "

Dor... Dor.. Dor...

"Appa... Buka pintunyaaa. Cepat Appa, Jisung mau dimakan anjing.. Waa... APPA!! "

Jisung dengan brutal menggedor gedor pintu rumahnya dengan tidak sabaran. Takut jika anjingnya bisa melewati pagar dan memakannya.
Heol, dia baru saja bertemu dengan calon kekasih imutnya  masa mau mati duluan. Tidak!  Jisung tidak mau.

"Hiks... Appa buka pintunya dong, Jisung takut nih "

"Iyaaaa, sebentar! "

Akhirnya setelah menunggu lama dengan ditemani gonggongan anjing marah, Appa nya menyauti panggilannya.

Cklek..

Bruk!

"Huwee Appa... Jisung mau dimakan anjing lapar! "

Setelah sang Appa membuka pintunya, Jisung dengan segera menubrukkan badan jangkung nya ke tubuh Appanya. Takut sekali rasanya Jisung.

"Pfftt... Ha ha ha... Yaampun, masa anak laki laki SMA takut sama anjing sih? "

Bukannya bersimpati, sang Appa malah menertawakan sikap Jisung yang menurutnya sangat lucu.

"Kalau  lucu gapapa, tapi anjingnya nyeremin tahu pa. Jisung ga salah apa apa masa dikejar dari sekolahan sampai rumah. Kan ga lucu, mana tadi pas disekolah Jisung ulangan fisika dadakan trus malamnya Jisung belum belajar pa. Huweee... Jisung gamau sekolah lagi"

Jisung merengek rengek sambil terus menangis dipelukan Appanya.

Sedangkan sang Appa hanya tertawa sambil sesekali mengelus kepala putranya lembut.

"Kalau Jisung ga mau sekolah, trus nanti besarnya mau jadi apa hmm? Ga boleh patah semangat dulu, kan itu salahnya Jisung juga karena semalem ga belajar malah main game. Makanya lain kali kalo Appa nyuruh belajar, Jisung belajar yaa. Biar nggak kaya gini lagi, oke sayang? "

"Hiks.. Iya pa. Maafin Jisung ya! "

"Iya, Appa maafin Jisung kok. Udah ah, masa anak cowok nangis sih? Nanti ganteng nya hilang lho kalo nangis terus"
Ucap Appanya sambil menghapus air mata Jisung dan mencubiti pipinya gemas.

"Duhh... Anak Appa lucunya "

"Ehe.. Jisung kan anaknya Appa makanya lucu"

"Yaudah, masuk yuk. Appa masakin makanan kesukaan Jisung biar Jisung Moodnya balik lagi. "

"Yeeyyy, makasih Appa"

"Sama sama sayangnya Appa"






Masih bersikap begini sudah berani menyukai seseorang?
Mau jadi apa nanti hubungan kalian berdua?









~ In other side ~

"Ck, mengapa aku selalu kepikiran dia sih! Kenal aja enggak"

"Eh tapi... Dia lumayan tampan juga"







Holla, kembali lagi saya...

Oiya mau tanya, suka gaya tulisan yang chapter ini apa chapter sebelumnya?
Jawab yaa man temann!

Jangan lupa vomment juga! :*

Who Will Speak?  -SungLe-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang