1(done)

424 48 7
                                    

"mas kemarin si rendy bilang kalau suka aku, terus temen-temen neriakin aku. dan tadi si rendy deketin aku lagi, padahal aku udah jawab nggak, tapi masih aja gitu, risih aku mas" ujar hira dengan manja nya kepada sang suami.

"kamu sih sayang, cantiknya ngalahin bidadari" jawab sang suami yang berniat menggoda untuk sang istri.

"ya kan, selalu kayak gitu. Belain napa aku, risih mas" ujar hira sekali lagi pada suaminya agar ia merasa tidak risih lagi.

"aduh, aduh. Istri mas dari tadi itu ngapain sih, ngomel terus. Nggak kasian sama suami gantengnya ini pulang karena kelaparan?" ucap malik seraya menoel hidung sang istri.

"eh astagfirullah sampe keluapaan" jawab hira seraya menepuk jidatnya sendiri.

"nggak boleh ditimpuk jidatnya sayang, mending timpuk hati mas" ujar malik seraya mengandeng sang istri untuk menuju kamar.

Wanita yang sedari tadi digandeng malik ialah zahira. Wanita entah sejak kapan membuat malik nyaman bersama diumur dirinya yang memasuki 27 tahun. Hari-hari malik kini lebih berwarna sejak kehadiran wanita berusia 17 tahun itu yang sekarang duduk dibangku 2 sma, walaupun masih terlalu muda baginya tetapi zahira sudah pantas menjadi seorang istri. Malik menikahinya karena perjodohan dari sang ayah yang suka memjodohkan dirinya kepada wanita-wanita pilihan ayahnya. Dan akhirnya malik mendapatkan perjodohan yang cocok dengan nya yaitu zahira.

Pernikahan diam-diam mereka baru saja dijalani untuk kehidupan bahtera rumah tangga, kurang lebih 2 bulan yang lalu. Malik dan zahira sepakat untuk menundakan momongan karena sadar zahira masih muda dan masih ingin melanjutkan sekolah nya sampai ke perguruan tinggi. Masing-masing menganggap pernikahan kali ini sebagai pembelajaran sebelum ke inti dari kehidupan pernikahan sesungguhnya. Mereka melakukan sesuatu bersama layaknya orang yang sedang kasmaran dalam tanda kurung pacaran tetapi versi halal.

Malik memutuskan untuk tinggal bersama istri nya diperumahan, ya walaupun rumah mereka tak sebesar rumah para tetangga. Setidaknya mereka bisa hidup dengan damai tanpa drama ibu-ibu tetangga yang konon katanya para ibu perumahan kebanyakan para pekerja semua, alhasil jarang ada proyek pergosipan di perumahan yang mereka tempati.

"gimana tadi di sekolah, coba jelasin ke aku biar paham" ucap malik setelah ia sudah melakukan ritual sore nya setelah ia pulang bekerja untuk mendengarkan cerita remaja istrinya pasti akan seru, dan hal itu sudah terjadi setiap harinya.

"tadi itu pas aku pulang sekolah, pas ke depan gerbang si rendy berhentiin aku. Nah pas itu ada temen-temen, aku nggak mau buat gosip, eh malah dia nyatain kalau dia suka aku untuk kedua kalinya. Malu nya aku mas buat pengen nangis soalnya diteriakin sama temen" ujar hira yang cemberut karena insiden di sekolah nya tadi.

"udah biarin aja si rendy, pokoknya adek udah tolak. Soalnya kalau adek terima bakal berabeh. Kan adek milik mas satu-satunya, nggak ada tandingannya lagi" jawab malik seraya mencubit pipi merah milik istrinya dan menarik sang istri dalam pelukan hangat miliknya.

"mas, nyaman" ucap zahira malu-malu padahal sudah beberapa kali sang suami melakukan hal intim pelukan tetapi baginya sama saja, memalukan.

"udah gini aja, diam dan rasakan" ujar malik diam lalu melelapkan sang istri dalam pelukan yang lebih dalam.

"terimakasih telah mau menjadi istriku, adek terbaik" ucapnya lembut seraya melepas pelukan yang tak relakan bagi hira karena baginya pelukan ini adalah pelukan terhangat.

Lalu dengan pelan, malik mulai mengadahkan wajah milik sang istri agar menatapnya. Ia sekarang bisa melihat semburat merah di pipi sang istri, betapa imutnya zahira di matanya.

"jangan pernah malu bersamaku, karena aku tahu. Walaupun cinta belum datang diantara kita, aku mohon tetaplah bersama diri ini, bersama hati dan raga milikmu ini" ujar malik seraya mencium puncuk kepala sang istri, lalu membiarkan sang istri sendiri dalam relungannya. Karena ia tahu kini sang istri pasti akan gila karena kedewasaannya tadi.

"udah dek, jangan dipikirin. Sana belajar" suruh malik pada istrinya.

"mas selalu gini, udah adek mau belajar dulu. Eh ajarin adek tapi lho ya" cerca hira manja. Kini ia merasa kenyamanan saat bersama sang suami, walaupun usianya masih sangatlah muda, tetapi ia rasa bisa membina rumah tangga walaupun tidak datang kehadiran anak untuk saat ini.

Hari-hari mereka jalani seperti biasa. Tanpa halangan tanpa kecemasan. Setiap malam minggu mereka melakukan ritual seperti orang pacaran yaitu hangout berdua. Dan setiap minggu pagi akan bertamu ke rumah orangtua malik selama seharian karena mereka juga sangat menyayangi sosok zahira.

"mas minggu ini aku ada pertemuan sama temen-temen alumni, aku boleh ikut?" tanya hira seraya bergelayutan manja di lengan sang suaminya yang sedang mengetik sesuatu di laptop yang sedari dipandangi.

"pertemuannya dimana?" tanya malik secepat mungkin, lalu menegakkan otot tangannya yang sedari capek karena mengetik dan berbalik menghadap sang istri untuk membawa badan mungil itu kedalam rengkuhan hangatnya.

"di cafe chilish mas, daerah kebonrudang" jawab hira seraya membalas rengkuhan milik sang suami.

"iya, besok aku anterin. Sekarang adek tidur ya, aku mau ngelanjutin pekerjaan dulu" ujar malik seraya mengusap pucuk kepala istri yang tidak terbalut hijab dan mempertontonkan rambut panjang indah untuk dilihat.

"oke mas, aku tidur dulu ya. Mas tidurnya jangan malam-malam" jawab hira seraya mengecup pipi sang suami dan beranjak untuk ke kasur kesayangannya bersama sang suami.

Tepat pukul satu pagi, akhirnya malik selesai mengerjakan pekerjaan yang tadi ia tunda di kantor karena kecerobohan yang membuat dirinya pulang dengan lesu dan capek. Kini ia menatap wajah imut milik sang istri yang sedari tadi sudah terlelap dalam tidur tetapi entah apa yang di mimpikan gadis muda itu sampai membuat keringat bercucuran dengan senyuman manis di wajahnya, mimpi yang sangat aneh tetapi besok akan malik tanyakan apa yang membuat gerangan seperti itu, dan kini tatapan malik beralih seraya mengulas pipi tembem lalu beranjak untuk tidur disamping gadis mengikuti alur mimpi dengan tak lupa pelukan hangat miliknya.

Pagi harinya. Zahira bangun setelah mendengarkan adzan subuh yang berkumandang. Dengan hati-hati ia membangunkan sang suami yang terlelap dengan memeluk dirinya dengan erat, tetapi yang terjadi hanyalah ia mendapatkan raungan dari sang suami dan malah memeluknya semakin erat lagi. Dan zahira pun berpikir cara apa yang harus ia lakukan agar sang suami bangun dan bisa melaksanakan sholat subuh di masjid.

"mas, bangun udah adzan" ucap hira lirih tetapi akan sangat terdengar baik oleh malik dan tak lupa elusan yang hira beri ke tangan sang suami agar mau bangu. Pada akhirnya pun malik bangun dan melaksanakan ibadah subuh di masjid komplek, sedangkan hira sholat di kamar milik mereka.

Zahira-REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang