Pt. 49

1.1K 112 4
                                    

"M-maksud kamu?"

"Jadi gini..."

Jihoon nyeritain semua yang terjadi 5 tahun lalu. Baginya, saat itu adalah saat dimana ia melakukan kesalahan terbesar dihidupnya.

Membunuh sahabatnya tidak sengaja.

Karena saat itu Jihoon yang mengemudikan mobil dalam keadaan mabuk, menabrak sebuah pohon dengan kencang. Yang mengakibatkan sahabatnya yang ada bersamanya meninggal dunia karena darah yang dikeluarkan terlalu banyak. Lagipula, stok darah AB saat itu masih kurang. Jihoon dirawat di rumah sakit, koma selama 2 bulan. Akhirnya, setelah itu dia bertanggung jawab atas kematian sahabatnya—Mark Lee—.

Beberapa bulan setelahnya dia memutuskan untuk pindah tempat tinggal. Bermaksud melupakan segala hal yang membuatnya stress.

Tapi, sekarang ada seseorang yang kembali mengungkit masalah itu. Kekasih dari Mark Lee, yaitu Jeon Somi. Dia masih belum bisa melupakan Mark. Baginya, Mark adalah lelaki yang sangat baik melebihi ayah kandungnya sendiri yang suka memukulnya kalau dia pulang terlambat dari jam yang telah ditentukan.

Itu yang membuat Somi sangat marah, benci, kesal, kecewa, dan sedih bercampur jadi satu.

Dia kehilangan sosok penyemangat hidupnya. Mark Lee, seorang lelaki dari keluarga sederhana.

"Kamu marah sama aku? Aku minta maaf." Jihoon meluk kamu. Kamu bida ngerasain kalo bahunya itu bergetar.

"Aku juga minta maaf, hoon."

Pengen sih kamu ceritain tentang teror yang kamu terima, tapi kamu takut kalo hidup Jihoon tambah berat lagi. Kamu gak bisa liat Jihoon kayak gitu. Terlalu sakit.

"Aku minta maaf sayang, udah cuekin kamu. Karena aku takut kalo terjadi sesuatu sama kamu dan bayi kita."

"Emangnya bakal terjadi apa?"

Pertanyaan kamu sukses membuat Jihoon diam seribu bahasa. Dia bingung apa yang harus dia jelasin sama kamu. Apa harus jujur tentang semuanya?

Jihoon senyum. "Ya aku takut aja kalo ada yang jahatin kamu."

"Hoon, malahan kalo kamu jauh dari aku orang lain bisa lebih gampang ngelakuin itu." Kamu senyum.

Sebenarnya kamu tau kalo Jihoon nyembunyiin sesuatu. Tapi, kamu masih belum tau sesuatu itu apa.

Jihoon mengelus rambut kamu dengan penuh kasih sayang. "Sayang, aku janji aku bakal jagain kamu dan bayi kita. Aku sadar, kalo nyuekin kamu itu ternyata gak enak. Bikin kangen."

Kamu senyum.

'Sebenernya apa yang kamu sembunyiin dari aku? Bukannya kita ini pasangan? Bukannya pasangan itu saling terbuka?'

'Maafin aku, aku belum bisa cerita sekarang. Karena aku tau apa yang bakal terjadi kalo kamu tau semuanya'





🙈🙈🙈




"Jadi, gimana rencana selanjutnya?"

"Gue sih maunya mereka itu musnah secepatnya dari dunia ini. Tapi, gue pengen liat mereka menderita dulu."

"Heh, (y/n) jangan lu bikin menderita dong. Kesayangan gue itu."

"Masa gue harus bales dendam sama Jihoon doang? Harus dong sama istrinya juga, biar dia tau gimana rasanya kehilangan orang yang disayang."

Lelaki berambut merah itu menjitak kepala gadis blasteran tersebut.

"Aw! Sakit ogeb! Dasar alpaca Youngmin!"

"Lagian si lu yang mulai. Masa gue bantuin lo, gue gak dapetin jodoh gue? Gini aja dah, lu ambil Jihoon gue sama (y/n)."

"DIH, GAK MAU!"

"KAGAK USAH NGEGAS, BAMBANK!"

"ELU JUGA NGEGAS, UDIN!"

Akhirnya keduanya terdiam.

"Ya udah, gue bakal ajak Jihoon makan diluar malem ini."

"Terus?"

"Liat aja nanti." Gadis itu tersenyum miring.




Triple apdet nih:)

Butterfly [ Park Jihoon Wanna One x You ]( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang