Pt. 48

1K 106 3
                                    

"Lo udah yakin kalo rencana kita bakal sukses?"

"Hm." Perempuan berambut pirang itu mengangguk pasti.

"Gue rasa Jihoon gak akan ninggalin istrinya itu."

Perempuan tersebut tersenyum miring. "Kita liat aja nanti."






🙈🙈🙈








"Lo ngomong apa aja sama Jihoon tadi?"

"Wah, gue juga gak nyangka bisa liat dia semarah itu saat gue bilang gue bales dendam sama keluarga kecilnya."

Perempuan bertopi hitam itu tertawa mendengar perkataan temannya.

"Iyasih, Jihoon kan Cinta banget sama istrinya dari dulu."

"Gue ternyata gak salah pilih partner ya? Pinter banget sih lo, Som. Gak nyangka gue lo temen deketnya (y/n)."

"Dan gue juga gak nyangka kalo kita sodara tiri, namanya sama sih tapi beda marga."

"Itu baru namanya sister!" Perempuan berjaket abu-abu itu menyenggol pelan lengan temannya yang bertopi hitam.

"Tapi, sahabat lo itu gak curiga kan?"

"Ya gaklah, gue aja jarang komunikasi sama dia sekarang. Lagian mana dia tau kalo kita sodara."

"Bagus deh kalo gitu. Jadi rencana gue bakal lancar."

"Oh iya Som, btw gue besok mau kencan loh ama aa Hyunjin."

"Halah, lo mah cowo melulu. Kapan nih sodara kembar nama di cariin kapel? Males ngejomblo mulu, lagian gue juga masih kangen Mark."

"Yaelah, gitu aja diribetin. Ya tinggal cari lah, Mark kan udah tenang di sana. Ngapain lo masih mikirin dia Jeon Somi?"

"Ih, lo mah gak ngerti! Lo harusnya dukung gue kek, nyemangatin kek, bukannya malah kayak gini Park Somi ku sayang."

Somi yang bermarga Park, hanya tertawa menampakkan gigi putihnya yang rata.

Sebenarnya, mereka hanyalah sama dinama saja. Untuk wajah ataupun kepribadian mereka amat berbeda. Perlu diketahui, mereka adalah saudara tiri. Jeon Somi yang lebih tua setahun daripada Park Somi, adik tirinya. Ibu kandung dari Jeon Somi menikah lagi dengan ayahnya Park Somi, setelah suaminya menceraikannya. Meski begitu, hubungan antara kedua saudara beda marga itu tetap terjalin dengan baik, malahan mereka sudah seperti sahabat.

"Oh ya, gue mau ke rumah Youngmin dulu nih." Ucap Jeon Somi.

"Ngapain?" tanya Park Somi.

Ah, ini terlalu ribet. Oke, sekarang kita panggil Jeon Somi dengan sebutan Somi, dan Park Somi dengan sebutan Omi.

"Ya biasalah, lo tau kan?"

Omi mengangguk paham.

"Oke, kalo gitu gue pulang dulu."

"Sipp."


🙈🙈🙈





Cleck

Bunyi yang berasal dari pintu kamar yang terbuka buat kamu kebangun.

Kamu menggosok kedua matamu. "Jihoon?"

Kamu berusaha buat duduk, meski sebenernya perut kamu agak sakit gara-gara dedek bayinya nendang mulu.

"Ayo kita makan! Makanan udah siap di meja." ajak kamu lembut.

Tapi Jihoon kayaknya bodo amat. Malah dia sibuk ama ponselnya.

"Jihoon." Panggil kamu.

"Hm..."

Kamu menghela napas. "Kamu maunya apa sih?" Akhirnya kamu ungkapin apa yang selama ini mengganjal di hati kamu.

Sontak, Jihoon mengalihkan pandangannya padamu. Dia kaget karena nada suara kamu yang dingin pake banget.

"Maksudnya?"

"Kamu gak sadar? Kamu tuh selalu cuekin aku, kamu gak kayak dulu lagi. Mana Jihoon yang aku kenal? Kamu berubah. Aku kecewa sama kamu." Kamu pergi dari kamar. Memutuskan untuk duduk di depan televisi dan menonton suatu channel, yang mungkin bisa memberikan sedikit hiburan.

Jihoon nengikuti kamu. Dia duduk di sebelah kamu.

"Maaf."

Kamu noleh. "Ck! Basi!"

"Aku minta maaf, ya? Aku kayak gini tuh ada alesannya."

"Apa alesannya?"

Jihoon menghembuskan nafasnya. "Aku sebenernya ragu buat katain ini, tapi aku pikir udah saatnya kamu tau."

Jihoon perlahan megang kedua tangan kamu.

"5 tahun yang lalu, aku ngebunuh sahabat aku sendiri."

Butterfly [ Park Jihoon Wanna One x You ]( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang