-Ketika kuputuskan 'tuk bertahan, kau justru meninggalkanku pergi-
.
.
.
.
."Soraru-senpai, kupaskan apel itu untukku, dong!"
Tangan pucat itu menunjuk sepiring apel yang semerah iris matanya. Infus yang terhubung pada tangannya maupun bau obat-obatan tak menghalangi senyum cerianya.
"Jadi, kapan kau akan kembali ke sekolah?" tanya lelaki yang dipanggil 'Soraru' itu sambil mengupas kulit apel di samping ranjang Mafu.
"Entahlah, tapi sepertinya aku tidak bisa ikut pesta kostum halloween besok," jawab Mafu sambil memainkan helaian rambut putihnya.
"Itu sudah jelas, 'kan? Gomenne, karena kau menolongku, kau jadi harus—"
"Tidak apa, kok, Soraru-senpai! Lukaku tidak se-serius itu ... dan ini kan kemauanku sendiri untuk menolongmu."
Ya, jika saja Soraru lebih berhati-hati saat berjalan di tangga sekolah yang curam itu, mungkin Mafu tak harus menolongnya hingga terbaring di rumah sakit begini.
Tangannya kala itu refleks memeluk pundak Soraru, sebagai ganti tubuh Soraru yang tak cedera sedikitpun, kepala Mafu terbentur anak tangga cukup keras.
"Tapi kalau senpai merasa jadi berhutang ... aku ingin minta sesuatu."
"Di pesta tahun depan, aku ingin Soraru-senpai memberiku permen sambil memakai kostum halloween. Soraru-senpai juga harus bersamaku sehari penuh!" seru Mafu. Soraru menghela napas sebelum menyanggupinya.
"Bisa janji padaku?" Mafu menyodorkan jari kelingkingnya.
Soraru tertegun. Namun pandangan penuh harap Mafu membuatnya mengangguk dan menautkan jari kelingkingnya dengan milik Mafu.
"Ya. Aku janji."
.
.
✴
.
."Oh, iya. Saat di tangga, Soraru-san bilang ingin mengatakan sesuatu yang penting. Apa itu?" tanya Mafu sambil melahap sepotong irisan apel.
Tenggorokan Soraru seakan tercekat. Tangannya kaku tak lagi mengupas apel ranum itu. Kenapa sampai terkejut begitu? Ia beberapa kali menarik dan menghembus napas berat.
"Aku ... sebenarnya tak ingin membebani kondisimu yang sekarang. Tapi...," Soraru berhenti sejenak dan memandang kedua iris mata Mafu dengan tatapan sendu ", aku harus mengatakannya."
"Se-sebenarnya ada apa, senpai?" ulang Mafu.
"Aku harus ikut keluargaku pindah rumah ke Yokohama. Aku berangkat besok sore setelah pesta halloween berakhir."
"Hah?"
Tulang rusuk Mafu seakan runtuh seluruhnya, tenggorokannya terasa kering dan mulutnya menganga. Ditatapnya Soraru tak percaya.
Kejujuran ini lebih menyakitkan dibanding ditinggalkan tiba-tiba dalam ketidaktahuan. Dan Mafu tak pernah menyangka realita akan sepahit ini.
.
.
.
-Kau memutuskan tuk pergi,
'belum ku sempat memohon dan mengemis
agar kau tetap di sini-
..
.
-TO BE CONTINUED-Ichika's note :
Terima kasih sudah mampir. Di atas adalah kutipan lirik lagu Tak Pernah Ternilai-LastChild yang jadi lagu favorit saya ・ᴗ・)♡
Silahkan vote+comment kalau kamu suka.Ichika
1.11.18
KAMU SEDANG MEMBACA
Halloween Promise - Soramafu✅
Fanfiction[COMPLETED] "Aku ingin melihatmu memakai kostum di perayaan Halloween tahun depan juga !" Jarak yang menghalangi kita, akan memudar seiring terikatnya janji hari itu. Sekali dalam setahun, aku juga ingin merasakan kebahagiaan yang manis. Art in the...