"Itu mustahil, senpai ... karena yang namanya Mafu-senpai itu sudah meninggal setahun yang lalu karena kecelakaan."
"Bohong, ah. Jangan bercanda."
.
.
.Soraru putuskan untuk mengenyahkan hal-hal mistis itu dari pikirannya. Ini kan hari halloween. Bisa saja ucapan Luz kemarin memang hanya lelucon.
Ia lekas menemui Mafu di depan ruang osis. Soraru tak memakai kostum halloween. Yah, cukup ia yang melihat Mafu mengenakan seragam dengan noda darah di sekujur kain. Terlihat sangat nyata.
"Pembohong," Mafu mengerucutkan bibir. Marah dan kecewa, namun terlihat manis bagi Soraru.
"Gomen, aku tak tahu harus memakai kostum apa. Aku janji akan menemanimu seharian ini, deh," ujarnya sambil mengelus kepala Mafu.
Benar saja, sedetik kemudian ekspresi Mafu seperti anak kecil kegirangan. Obrolan demi obrolan menghanyutkan mereka sambil melihat ramainya siswa di bawah sana dari atas tangga.
Tak lama kemudian ekspresi Mafu kembali muram, ketika beberapa kali Soraru tak menanggapi ucapannya dan sibuk membalas pesan di ponselnya.
Luz
Kau di mana, senpai?Soraru
Di tangga. Dekat ruang osis. Memangnya kenapa?Luz
Bersama Mafu?Soraru
Ya.Luz
Tunggu aku di sana. Jangan kemana-mana."Nee, Soraru-senpai."
"Hng?" Soraru menoleh pada Mafu, menyadari ada sesuatu yang tak beres.
"Aku tak mau ada yang mengganggu." Dengan sorot mata yang kelam, Mafu mendorong pundak Soraru. Menyebabkannya kehilangan keseimbangan, Soraru terbelalak mendapati kejadian yang begitu tiba-tiba.
Soraru yang jatuh membentur keras lantai koridor, memandang lemah Mafu di puncak tangga. Ia tahu ajalnya sebentar lagi menjemput.
"Kalau aku tak bisa memiliki hati senpai, maka tak ada orang lain yang boleh."
Ucapan Luz kemarin kembali terngiang di kepala Soraru. Mafu meninggal akibat kecelakaan. Dan seragam penuh darah yang dikenakan Mafu saat ini, adalah buktinya. Itu bukan kostum, sebab sejak tadi ia menciun bau busuk yang menyengat.
Bisa bersama Soraru selama seharian penuh, adalah satu dari sekian banyak impian Mafu yang tak terwujud.
Sebab Soraru berulangkali mengingkari janji, Mafu mengambil jalan untuk mengikat hubungan mereka secara paksa. Pilihan yang egois memang, namun hanya itu yang memenuhi pikirannya sejak kembali ke dunia fana ini.
Ia tak ingin kebersamaannya dengan Soraru berakhir. Ia justru berharap waktu tiba-tiba berhenti atau semacamnya. Agar mereka bisa terus bersama.
"Aku ... aku ingin Soraru-senpai hanya memikirkanku!" pekiknya diiringi tetes air mata jatuh dari pelupuk netra ruby.
Dia pasti membenciku di akhir hidupnya, ya .... sesal Mafu.
"Tidak. Aku juga menyukaimu, Mafu," bisik Soraru sebelum cahaya putih membutakan pandangannya, dengan senyuman Mafu sebagai hal terakhir yang ia lihat.
Janjinya tahun lalu, di hari Halloween, telah terbayarkan.
.
.Luz berlari sekencang mungkin ke tangga koridor ruang osis mengetahui Soraru tak lagi membalas pesannya. Firasat buruk menghantui.
Sayangnya, ia terlambat. Di sana sudah berdiri kerumunan orang dan beberapa guru meneriaki para siswa untuk menjauh. Desas-desus dan bisikan para siswa memenuhi lokasi. Hawa yang sangat berat begitu kentara dirasakan.
"Tidak tahu, tiba-tiba saja aku mendengar suara jatuh."
"Mungkin ia didorong?"
"Tapi, saat itu di tangga tak ada siapapun selain dirinya. Ia
Luz mencoba mengabaikan semua yang lewat di telinganya. Dan ketika ia melihatnya sendiri, tenggorokannya bagai tercekat.
Tubuh pucat Soraru di sana, terbaring tanpa nyawa dengan bersimbah darah.
Kematian yang misterius di perayaan halloween. Luz tak menyangkal jika ada makhluk astral yang ikut campur.
"Aku terlambat...."
Kalau dari cerita Soraru belakangan ini, maka Luz bisa menebak siapa arwah yang menyeret Soraru ke alamnya secara paksa. Menyebabkannya abadi bersama sang waktu dalam keadaan hati yang masih terikat.
Samar-samar di koridor, Luz melihat bayang-bayang sosok berbaju putih dengan rambut senada, memeluk tubuh Soraru yang bersimbah darah. Sosok bernata merah itu tersenyum dingin pada Luz, sebelum membawa Soraru menghilang bersamaan hembus angin.
Lelaki bersurai coklat itu terduduk lemas, ia tersenyum kecut mengetahui apa yang baru dilihatnya bukanlah halusinasi belaka.
"Sampai akhir, kau tak mau melepaskan hatinya, ya, Mafu."
.
.
.
.
.
.
.
-Fin♡.Ichika
17.3.19
KAMU SEDANG MEMBACA
Halloween Promise - Soramafu✅
Fanfiction[COMPLETED] "Aku ingin melihatmu memakai kostum di perayaan Halloween tahun depan juga !" Jarak yang menghalangi kita, akan memudar seiring terikatnya janji hari itu. Sekali dalam setahun, aku juga ingin merasakan kebahagiaan yang manis. Art in the...