pt. 2 || FALLING FOR YOU

80 9 4
                                    


"It's as if the world has stopped
My sight is full of you, everything is perfection"

------

Terhitung seminggu Nami dan Jimin berada dibumi, meninggalkan kehidupan mereka di dunia peri.

Sang Raja yang mengetahui hal itu sudah pasrah akan hal yang dilakukan putrinya dan juga putra tabib Junmyeon.

"Bagaimana ini yang mulia? Putri Nami dan putraku tak kunjung kembali" tabib Junmyeon merasa tidak enak karena kejadian ini juga melibatkan putranya

"Portal ke bumi sudah tertutup, bulan purnama selanjutnya masih 6 bulan setelah bulan ini"

Raja memandang ke luar jendela sembari berpikir keras apa yang ada dipikiran putrinya hingga ia berbuat hal semacam ini.

Sedangkan tabib Junmyeon hanya bisa tertunduk malu sekaligus khawatir memikirkan nasib putranya.

---

Ting tong-

Nami menyilangkan kedua tangannya dengan raut wajah masam, pasalnya dia sudah menunggu lama agar dibukakan pintu apartemen ini.

Pip cklek-

Pintu terbuka dan memperlihatkan pria tampan dengan wajah datarnya.

"Lo! Lama banget sih, gue udah berdiri sejam disini nunguin lo bukain pintu tau gak!" Nami tidak berteriak, hanya saja ada penekanan disetiap kata yang diucapkannya.

"Jarak kamarku dan pintu apartemen hanya 20 detik, kenapa kau melebih lebihkan sekali" Dengan wajah datar dan santai Jimin membuat Nami semakin jengkel.

Nami menerobos masuk ke apartemen Jimin tak peduli teriakan namja itu, dia sudah jengkel dan sangat malas jika harus berdebat dengannya.

"Duduk lo" Jimin hanya diam menuruti perkataan Nami

"Ada apa?" singkat jelas padat, ya itu lah Jimin. Dimata Nami, Jimin dipandang seperti sudara dinding bangunan, cuek dan dingin.

"Lo mulai besok sekolah, kita satu sekolah dan satu kelas. Gue bikin gitu supaya kalo lo ada apa apa gue bisa langsung tau" jelas Nami kepada pria dihadapannya

Jimin hanya mengangguk tanda ia mengerti dan dia akan melaksanakannya.

"Lo gausah ge-er gue begini ke lo, gimanapun juga lo disini tanggung jawab gue"

Nami berdiri hendak pergi

"Gue mau pergi dulu, jangan lupa besok kita mulai sekolah."

Dan lagi lagi Nami dibuat geram karena Jimin hanya menjawab dengan "hmm" saja.

Gadis itu memutuskan untuk keluar dari apartemen Jimin sebelum kejengkelannya bertambah semakin parah.

Nami berjalan keluar gedung tempat tinggalnya dan berlalu begitu saja menuju suatu tempat.

Tidak butuh waktu lama karena tempat yang Nami tuju hanya berjarak beberapa meter dari apartemennya. Itu sebuah cafe, cafe sederhana dengan interior yang cukup mengesankan membuat cafe itu terlihat mewah.

Tring.

Nami bergegas duduk di tempat favoritnya dimana dia bisa melihat seseorang dengan jelas. Senyuman Nami merekah tatkala seorang waitress mendatanginya dengan membawa buku menu.

Love Different World | PJM | BBHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang