Chapter 3 : Her

2.6K 256 17
                                    

Malam telah tiba dan sekarang adalah waktunya makan malam bersama. Karena dengan masuknya Rose dan Lisa di asrama membuat Jisoo yang biasa bergabung dengan Wendy, Seulgi, Irene dan Yeri juga Jennie yang biasa bergabung dengan Jihyo, Dahyun, Joy dan Sinb, namun sekarang mereka harus makan bersama dengan Lisa dan Rose karena itulah aturan yang ada di asrama ini. Setiap kamar yang sudah terisi penuh akan makan bersama-sama, suka atau tidak, mau atau tidak harus tetap mereka jalani.

Masing-masing dari mereka duduk di tempat yang mereka pilih. Saling memperhatikan gerak gerik satu sama lain. Selama lima belas menit mereka hanya begitu, suasana begitu terasa canggung.

"Apa kita tidak segera makan?" ujar Lisa memecahkan suasana canggung ini. Lagipula dia juga sudah lapar.

"Ah iya, sebelum itu, mari berkenalan sekali lagi. Bagaimana?" usul Jisoo. Yang lain hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Mulai dari kamu," ucap Jisoo menunjuk Lisa.

"Aku?" tanya Lisa sembari menunjuk dirinya sendiri. Jisoo mengangguk sebagai jawabannya, sedangkan Lisa menghela napasnya pelan.

"Baiklah. Namaku Lalisa Manoban, kalian panggil saja Lisa. Aku dipindahkan ke sini oleh papaku karena aku terlibat tawuran di sekolah lamaku," ucap Lisa memperkenalkan dirinya dengan santai. Gadis itu bahkan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Tidak terduga, ternyata kau suka tawuran. Baiklah, selanjutnya kamu Rose," ucap Jisoo menunjuk Rose.

"Namaku Park Roseanne, panggilan Rose."

"Kenapa singkat sekali Park?" tanya Lisa sembari menaikkan satu alisnya.

"Hanya itu yang dapat ku beritahukan," balas Rose datar.

"Apa kau tidak punya alasan kenapa dipindahkan ke sini?" tanya Jennie yang baru saja membuka suaranya. Rose menghela napas sembari memperbaiki posisi duduknya.

"Daddy yang memasukkan ku ke sini. Aku hanya menuruti permintaannya," balas Rose.

"Baiklah, biar gak memperpanjang waktu. Kenalin, namaku Kim Jisoo dan temanku Kim Jennie. Kami di sini sudah dari sekolah dasar, jadi kalau ada yang bisa kami bantu katakan saja." Jisoo memperkenalkan dirinya dan Jennie secara bersamaan.

"Jadi, ayo kita mulai makan malamnya. Sesuai aturan, makan malam dilarang berbicara dan memainkan ponsel," ujar Jennie memberitahu aturan makan malam bersama. Rose dan Lisa mengangguk tanda mengerti.

Mereka berempat mulai memakan makan malam mereka dengan tenang. Lisa yang sudah lapar daritadi, sedikit cepat menghabiskan makanannya dibandingkan yang lain.
Sembari menunggu mereka selesai makan, gadis itu hanya minum dan menatap ke sekitar. Sampai akhirnya seorang pria paruh baya menghampiri mereka.

"Selamat malam semua," sapa pria paruh baya itu. Semua menatap ke arah suara tersebut, Jisoo segera meletakkan sendok dan garpu nya di kiri dan kanan piring.

"Selamat malam, Pak. Ada apa ya?" tanya Jisoo.

"Jadi saya ke sini untuk menyampaikan informasi bahwa kasur untuk setiap kamar sudah kami ganti menjadi king size dan juga ada AC untuk masing masing kamar, serta tambahan untuk meja belajar ada dua," ucap pria paruh baya itu memberikan informasi dengan secarik kertas putih di tangannya.

"King size?" raut wajah Rose tidak bisa di artikan. Ia terlihat khawatir dengan wajah dingin dan datar itu.

"Ya, ada apa memangnya Rose?"

"Apa malam ini tidak bisa menggunakan perabotan lama?" Air muka gadis itu memang datar tapi tetap saja dapat terlihat keraguan di sana.

"Maaf Rose tapi kami sudah mengganti semuanya. Jadi, tidak bisa untuk mengembalikan ke perabotan lama. Saya minta maaf atas itu, saya harap kamu tetap betah dengan fasilitas asrama kami," jawab pria paruh baya itu.

"Hanya itu yang ingin saya sampaikan, saya permisi dulu. Selamat malam." Pria itu segera meninggalkan keempat gadis itu tanpa membiarkan mereka membalas sapaannya.

Jisoo menatap Rose yang ekspresi nya sangat khawatir sesuatu akan terjadi.

"Kenapa kamu khawatir Rose ?" tanya Jisoo.

"Tidak terbiasa," jawab Rose dengan pipinya yang menggembung.

Jisoo menoel pipi Rose sedikit "pipimu begitu menggemaskan," ucap Jisoo.

Rose hanya diam dan melanjutkan makan malamnya, begitupun dengan Jennie dan Jisoo.
Setelah beberapa menit akhirnya ketiganya selesai makan.

"Aku bereskan ini dulu. Kalian bisa ke kamar dulu atau mau bermain dulu." Jennie segera membereskan piring-piring. Karena hari ini adalah jadwalnya mencuci piring.

Jisoo, Rose dan Lisa memilih untuk bermain. Tepatnya Jisoo dan Lisa, Rose sebenarnya ingin kembali ke kamar, tapi karena ia kalah suara ia harus mengikuti mereka.
Jisoo tertawa melihat tingkah Lisa yang selalu di cibir oleh Rose dengan kata-kata singkat dan menyebalkan, itu tentu saja.
Setelah itu mereka menuju ke kamar masing-masing kecuali Lisa. Lisa sedang ingin melakukan rutinitasnya setiap harinya yaitu menikmati indahnya bulan. Ia melihat ke sekelilingnya, terlihat seorang gadis sedang duduk menikmati angin malam dan sedang memejam kan matanya.
Rambut yang tergerai itu terkena hembusan angin malam yang menyejukkan. Membuat Lisa tak berhenti menatap gadis itu dengan decak kagum.

Deg! Deg! Deg!

Wait! Perasaan apa ini? Itu pikiran Lisa. Gadis itu menggunakan earphone nya dan menikmatinya, sungguh dia menjadi cantik di hadapan Lisa saat ini. Pesonanya begitu memanjakan mata, Lisa terpukau. Gadis itu seperti menjadi penjahat untuknya, ya penjahat karena sudah mencuri perhatian Lisa dan detakan kuat dari jantungnya.

"Apa yang dia lakukan?" monolog Lisa menatap gadis itu.

Gadis dengan rambut hitam panjang itu membenarkan rambutnya. "Dia cantik sekali jika sedang dalam keadaan tenang begini," Gumam Lisa lagi.

"Aku rasa aku tertarik padamu," monolog Lisa.

Lisa masih memperhatikan gadis itu, kemudian menuliskan namanya di memo handphonenya.




Nama gadis itu adalah








































































Mmmmm..........































































Kim Jennie." Gadis yang bisa mencuri pandangan Lisa dari bulan kesayangannya.

"Kamu seperti bulan Jen, indah di pandang jika tenang," gumam Lisa masih memperhatikan Jennie.

Jennie yang jauh di sana, menatap langit kemudian ia berdiri. Ia membalikkan badannya dan kembali menuju kamarnya melepaskan earphone nya dan mematikan handphone nya.

"Apakah yang aku rasakan ini benar atau salah?" monolog Jennie sembari meninggalkan tempat duduknya. Dengan mata Lisa yang masih setia melihat kepergian gadis yang menarik perhatiannya.

"Bulan tolong katakan~~ Bintang bantu bisikan~~~ Kepada dirinya~~." Lisa menunjuk ke arah Jennie yang berjalan menjauh.

"Bahwa aku mungkin menyukai nya~~~," lanjut gadis berponi itu.

Author : Si Lilis malah nyanyi.
Lisa : Biarin, suara gua kan bagus. Kagak kayak suara elu.
Author : Anak lucknut lu ye Lis. Mentang mentang member BTS.
Lisa : -_- gua member EXO thor.
Author : Bukannya member NCT?
Lisa : Serah lu lah thor, capek gua.
Author : Xixixixi 🤪



Continue

Bosenin ya guys?

Makasi atas perhatiannya

Vote untuk mendukung and Comment untuk menyarankan. Thanks for your attention guys.

See youu

Moon Star Of Nature Sky [CHAENIE AND LISOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang