Penghujung Tahun.

123 13 3
                                    

Sudut-sudut kota Malang mulai berwarna-warni penuh hiasan menyambut tahun baru. Toko-toko menghias etalasenya dengan tulisan diskon tahun baru yang sangat memikat calon pembeli. beberapa baliho berukuran sangat besar juga menghiasi langit Malang. Sepertinya malam pergantian tahun yang tinggal menunggu hari, itu akan menjadi malam yang sangat meriah.

Sore ini jalanan di pusat perbelanjaan Malang terlihat ramai oleh pejalan kaki. Malang adalah sebuah kota yang lumayan besar di selatan pulau Bali, tak jarang ada banyak turis yang datang kesini untuk berbelanja. Malang banyak terdapat toko-toko yang menjual barang dengan harga yang rendah sampai tinggi.

Jalanan yang ramai itu terasa hiruk pikuk setelah langit mendadak mendung. Orang mulai berlarian takut terkena hujan yang sepertinya akan datang sebentar lagi. Sementara itu, di sebuah Hobby Store tampak dua orang sedang bertengkar. Seorang gadis yang sepertinya kasir Hobby Store dan seorang gadis dengan dandanan seperti wibu.

"Maaf, tapi figure ini sudah dipesan orang lain" ujar kasir tersebut.

"Kau pikir aku gak mampu beli figure seperti ini hah?!"

"Bukan begitu, tapi..."

"Fiony ada apa ini?" tiba-tiba seorang cowok bertubuh ideal mendatangi mereka berdua. Pakaiannya cukup rapi dengan setelan kemeja dan kaos yang menjadi dalaman cowok tersebut.

"Kak Reva, maaf..."

"Baguslah jadi kau pemimpin Hobby Store ini? Katakan pada anak buahmu ini bahwa aku bisa membeli semua figure di sini, bahkan sekaligus store ini!" teriak gadis wibu itu.

"Kak. Maafkan teman saya. Sebaiknya kita bicara di dalam saja, mungkin saya bisa membantu..." ajak Reva kepada gadis wibu itu.

"Baiklah memang begitu karena aku bisa menuntut kalian atas perbuatan tidak menyenangkan." Jawab gadis itu sambil memasuki ruangan.

Reva dan gadis itu terlihat bicara dengan serius di ruangan yang terletak di sudut store. Sementara kasir yang tadi, terlihat tampak mulai sibuk menata figure yang dipegang wanita itu.

Fiony Angelica, nama gadis supervisor tersebut. Ia biasa dipanggil Fiony. Usianya cukup muda yaitu 20 tahun. Wajahnya cantik, berwajah oriental dengan mata sendu serta rambut panjang lurus sedada yang selalu diponytail, ditambah dengan tahi lalat kecil dibagian bawah mata kirinya. Membuat Fiony terlihat semakin manis. Hari itu sepertinya memang hari yang tak bersahabat dengan Fiony, sejak pertama kali ia datang ke Store sudah dimarahi oleh Reva karena terlambat lima menit. Siang tadi pun ada seorang anak kecil yang tak sengaja menyenggol figure, hingga terjatuh. Sekali lagi ia terkena semprotan Reva. Kini gadis Wibu gila, dengan pakaian bau bawang tiba-tiba saja sok kaya berlagak membeli statue model terbaru yang paling mahal di Store tersebut sambil marah-marah gak jelas.

Tak beberapa lama, gadis wibu tadi terlihat keluar ruangan Reva sambil wajahnya cemberut menatap Fiony. Tak lama kemudian disusul oleh Reva. Namun wajahnya tak cemberut, melainkan sebuah senyum tipis terlihat dari bibirnya yang lebih tebal bagian atas itu.

"Fiony aku ingin berbicara masuklah!" kata Reva.

Fiony melangkah pelan menuju ruangan berdinding kaca yang kerap kali terasa seperti ruangan tahanan itu. Dadanya berdetak dengan keras, apakah dia akan dipecat? Pengurangan gaji atau apa yang akan dikatakan Reva kepadanya?

Di dalam ruanagan tersebut, Reva tampak duduk sambil memandangi sebuah foto. Fiony kemudian duduk dikursi.

"Kak Reva..."

"Fiony. Sepertinya kamu terlihat sangat lelah hari ini..."

"Maaf, aku akan lebih merias wajah agar terlihat lebih segar"

Last Rain.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang