Mimpi Buruk.

57 7 4
                                    

Fiony berbaring di sofa kecil yang ada di kamar hotelnya. Pikirannya masih tentang cowok menyebalkan yang entah kenapa harus ada di Bali. Tapi, apa benar ia memang pencuri? Tapi ia terlihat cukup ramah. Atau mungkin dia memang seorang bajingan yang mencari korbannya di Bali?

Fiony merubah posisi tubuhnya, ia masih tetap memikirkan pemuda itu. sepertinya ia benar-benar penasaran dengan pemuda yang kebetulan juga berlibur ke Bali. Tak beberapa lama kemudian, Fiony pun tertidur.

Keramaian pantai Nusa Dua yang Fiony lihat saat pertama kali Fiony datang tiba-tiba hilang. Suasana pantai begitu lenggang, tak ada satu pun wisatawan yang terlihat menikmati pasir putih atau deburan ombaknya meski langit masih berwarna biru cerah.

Fiony berjalan menyusuri pantai menuju sebuah anjungan kecil yang terletak tak jauh dari gazebo. Aneh, orang-orang yang biasanya berpose mengambil foto di anjungan pun tak ada sama sekali. Semuanya terasa sunyi. Tiba-tiba matanya menangkap sosok lelaki yang sedang berlari di bibir pantai menuju arahnya. Cowok itu!

Fiony salah tingkah , ia tak tahu harus bersembunyi dimana. Fiony mencoba duduk agar tak terlihat oleh pemuda itu, namun sepertinya usahanya akan sia-sia karena pemuda itu berlari menuju arahnya.

"Hei, bukannya kamu karyawan di Hobby Store Malang itu?" tanya cowok itu begitu melihat Fiony yang sedang duduk bersembunyi.

"I...i...iya..." jawab Fiony terbata-bata.

"Kamu ngapain disini?"

"Aku sedang..mm.. oh ya cari kerang!"

"Kerang?"

"Iya, kerang. Emang kenapa?"

"Kamu mencari kerang di anjungan?"

"Mm..iya..kupikir ada di sini"

"Aneh." raut wajah cowok itu bingung.

Fiony makin salah tingkah. Jawaban yang ia berikan sungguh-sungguh konyol. Namun semuanya sudah terlanjur, Fiony pun berpura-pura mencari kerang di pinggiran anjungan.

Tiba-tiba ombak besar datang. Fiony berusaha berpegangan pada kayu anjungan namun ombak begitu cepat menerjang. Ia terhempas hampir jatuh ke laut. Cowok itu pun berusaha untuk berpegangan pada kayu anjungan. Ombak terus saja menghantam, Fiony makin panik karena ia terpeleset ke pinggir. Kini hanya tangan kirinya yang berpegangan pada kayu anjungan.

KRAK!!!

Anjungan itu roboh diterpa ombak. Fiony pun jatuh ke laut dan terseret ombak ke tengah laut.

"Tolooong!!!!!" teriak Fiony panik.

Ombak itu terus menyeretnya makin jauh dari pantai. Sesekali Fiony bahkan tenggelam kemudian muncul lagi di permukaan. Air laut mulai masuk kedalam kerongkongannya.

Cowok yang tadi ada bersamanya di anjungan kini tak terlihat, mungkin ia pun sudah jauh terseret ombak besar yang entah kenapa datang tiba-tiba itu. Fiony mencoba bertahan, namun tak ada satu pegangan yang bisa ia raih.

Tiba-tiba dari arah belakang Fiony merasakan ada tangan yang memegang bahunya. Fiony menoleh, cowok yang ia pikir sudah jauh terseret ombak ternyata berenang di belakangnya. Cowok itu kemudian berusaha untuk menolongnya agar tak tenggelam.

BRUAK!!!

"ADUH!! sakit..." Rintih Fiony, saat kepalanya mendarat tepat di lantai kamar hotelnya.

Fiony jatuh dari sofa. Rupanya ia bermimpi buruk tenggelam di lautan. Fiony lalu duduk dan mengusap wajahnya dilihat jam masih menunjukkan angka 10 malam. Fiony lalu mengambil air putih dan meminumnya. Tak lama ia keluar menuju balkon dan menikmati langit malam penuh bintang.

Dari tempatnya berdiri, terlihat jelas lampu-lampu yang menyala di kejauhan seperti kunang-kunang sepertinya lampu dari kapal wisata yang bersandar di anjungan. Fiony menatap ke bintang yang bersinar paling terang.

"Ayah, aku kangen..." ucapnya lirih.

Saat Fiony masih kecil, ayahnya selalu menunjuk bintang yang bersinar paling terang itu dan berkata bahwa orang-orang baik akan menjadi bintang di langit malam untuk menjaga orang-orang yang dicintainya. Fiony pun yakin jika ayahnya telah menjadi bintang untuk menjaganya.

Tak terasa air matanya menetes melalui pipinya. Sudah hampir 8 tahun Fiony kehilangan ayahnya. Dulu, ayahnya pernah melarangnya untuk menangis bila ia merasa kesepian karena sesungguhnya ia tak pernah sendiri. Namun, malam ini benar-benar merasa sendirian dan merindukan sosok ayah yang sangat dicintainya itu. Fiony kecil memang sangat dekat dengan ayah dibanding dengan ibunya.

"Ayah, aku mengalami mimpi buruk..." ucap Fiony sambil mengusap airmata.

Fiony kembali menatap bintang yang bersinar paling terang itu. ia kemudian tersenyum lalu kembali masuk ke dalam kamarnya. Fiony mengambil cokelat yang ia bawa di tas, kemudian memakannya sambil menulis catatannya. Mimpi buruk yang baru saja Fiony alami masih saja menjadi bayang-bayang. Fiony pun menuliskan semua mimpi yang masih diingatnya itu.

Jam menunjukkan angka 12 malam. Fiony merasa tubuhnya sangat lelah. Fiony pun menuju tempat tidur, memakai selimut lalu memejamkan matanya berharap bisa tidur dengan nyenyak.

•••

Sementara itu, seorang cowok tampak berdiri sendirian di anjungan. Ia menatap bintang-bintang yang bertaburan di langit malam Bali.

"Aku yakin pernah melihat cewek itu, cewek yang sama di Store" Batinnya sambil mengingat kembali kejadian sewaktu ia melihat Fiony di Hobby Store waktu itu.

"Tapi, apa benar dia? Ah, kenapa gw mikirin dia? gw bahkan gak kenal dia." Lanjut cowok itu.

Ia pun berjalan menuju hamparan pasir pantai. Menikmati suasana malam Nusa Dua yang sangat indah. Beberapa kapal kecil yang bersandar tak jauh dari anjungan penuh dengan lampu yang kerlap-kerlip. Beberapa pasangan pun tampak asik menikmati debur ombak yang tak begitu besar.

DISCLAIMER!!!

Ini cuma karangan aja ya ges ya, jangan dibawa serius. Jangan juga di bawa² ke real life. Oh iyaa, karena lumayan banyak yg minta dilanjutin, aku bakal bikin jadwal up nya aja deh. Mungkin kalo lagi senggang or gabutz bisa 2 kali up seminggu, tapi kalo sibuknya kebangetan, apalagi gaada ide ya bisa² 2 minggu ga di up.

Setiap hari Rabu kalo ga Kamis aku bakal up

Jadi harap maklum ya ges yaaaa. MAKASIH VOTE NYAAAA!!!

 MAKASIH VOTE NYAAAA!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Last Rain.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang