Sebelum baca silahkan tekan pojok kiri bawah ya 🌟 sama komentar juga. Agar semangat untuk up chapter selanjutnya dan kita jadi sama-sama senang :)))
-
-
-
-
-
Lets read
😊••••••••
Alasan suka lari bukan untuk menjauhi kenyataan, tapi emang kenyataan aja ngejar terus.
Amanda Aqnia
~
Terlihat seorang gadis dengan seragam putih abu nya sedang berlari seolah terkejar waktu untuk bayar hutang, sebenarnya memang sangat sama, bedanya ini terkejar waktu untuk bisa masuk ke dalam gerbang sekolah yang sudah nyaris tertutup oleh pak satpam. Jelas saja gerbang akan ditutup, karena sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 07.30 yang artinya sudah memasuki jam pertama pelajaran sedang dirinya bahkan baru sampai beberapa langkah lagi untuk mencapai gerbang itu yang justru ditarik oleh seseorang.
"Apa-apaan sih Lo malahan tarik tangan gue!" Pekik nya pada seseorang yang juga mengenakan pakaian serupa dengannya namun dengan penampilan yang tidak bisa dibilang rapih. Rambutnya yang berantakan, baju seragamnya yang tidak masuk sempurna ke dalam celana dan muka bantal yang terkesan belum mandi. Iyuh.
"Lo juga telat kan? Mending gausah maksa masuk sih, gue juga sama kok." jawab orang yang menarik tangan gadis itu.
"Gue ada ulangan MTK hari ini! Gak mungkin ikut susulan sedangkan Lo tau gurunya itu siapa. Masa sih gue susulan sendirian di ruangannya sedangkan soal yang lagi gue kerjakan MTK, gimana caranya gue konsen coba?" Tidak ada jawaban dari si cowok yang sedang menarik tangannya itu. Dia justru mengajak si cewek untuk menaiki sepeda motornya.
"Sorry gue gak bawa helm buat dipake sama Lo, gue udah tanya ke temen gue katanya hari ini Pak Samsul gak bisa masuk anaknya lahiran. Berterimakasih lah Lo nanti ke anaknya yang udah lahir hari ini!" Akhirnya dia menjawab-setelah dari tadi menarik pergelangan tangan gadis itu- di atas motor nya. Gadis itu hanya terdiam tanpa berniat untuk ikut naik ke motornya.
"Terus kalau pak Samsul gak masuk bisa jadi alasan gue buat cabut juga sama Lo? Kan enggak!"
"Lo bawa celana panjang kan hari ini?" Sahut cowok itu.
"Hah? Bawa lah kan hari ini jadwal latihan gue-" ucapannya terpotong karena sekilas memikirkan apa yang mereka bicarakan sekarang.
"-jangan bilang Lo ngajakin gue manjat pagar sekolah belakang lagi kaya tahun lalu?!" Yap. Dirinya seolah tersadar dengan yang terjadi saat ini hampir sama dengan yang dialaminya tahun pertama sekolah dengan orang yang sama namun guru yang berbeda. Sebenarnya pagar sekolah bagian belakang tidak bisa dibilang pendek, namun bagi dua remaja yang sedang dengan stamina cukup kuat tentu saja mampu menaikinya. Terlebih tidak ada beling-beling di ujung atas pagar, jauh mempermudah bukan?
"Bagus kalau inget, gue laper sekarang mendingan Lo langsung naik motor gue dan gue traktir Lo juga nasi uduk terdekat sebelum kita melaksanakan aksi!" Oh tidak. Jangan sampai kalian tiru apa yang mereka lakukan hari itu, karena tidak ada yang tahu apakah keberuntungan selalu berpihak atau tidak.
Bersambung
Gimana sama prolog nya? Garingkah? Atau malah ada yang semakin penasaran? It's okay lagi pula ini cerita pertama yang berani saya publish, namun memang saya revisi jadi beda alur juga karakternya. Maklumi saja saya masih labil 🙏
Mohon maaf juga kalau ada salah kata, karena saya juga masih belajar menjadi lebih baik lagi.
Sampai jumpa di chapter selanjutnya
😚Coming soon
[1- Awal]
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Relationship (JEDA)
Teen FictionKisah dua remaja SMA yang terjebak dengan hubungan persahabatan, tanpa disadari salah satu diantaranya memiliki perasaan yang lebih dari sekedar sahabat. - - - - - - - Don't judge the book by cover! ©2020 Anjelina Jane