Ini tentang rindu,
Rindu yang semakin tidak tahu diri. Memaksaku untuk selalu mengingat semua tentang mu..Masih ingatkah kau dengan kisah kita di bulan Oktober tahun lalu?
Bertemu untuk pertama kali. Saling menyapa.
Duduk berdua menikmati senja sambil ditemani es bubble kesukaanku.
Bercanda, tertawa layaknya sahabat dekat.
Bukankah kita baru saja saling mengenal kala itu?
Dan dalam sekejap, kau berhasil membuatku lupa.
Lupa, bahwa ada seseorang yang spesial telah mengisi hatiku.
Hadirmu, benar - benar berarti dalam hidupku.
Membawa pengaruh besar dalam hidup dan juga hatiku.
Dan dalam sekejap pula, kau mampu membuatku luluh,
Aku terbius oleh pesona kharismatikmu,
Caramu memperlakukan orang lain, senyum hangatmu, serta mata coklat yang kau miliki, caramu berbagi cerita denganku,Ah mengapa bisa semanis itu?
Aku semakin candu untuk merindu. Berharap momen itu dapat terulang kembali.
Namun, tepat saat aku jatuh hati,
Kau menghilang tanpa alasan, menghindar tak ada kabar.Oktober, dimana kita bertemu dan berpisah.
Singkat memang,
Tapi kehadiranmu, kenangan bersamamu. Akan selalu tertanam dalam memori ku.Sampai akhir.
Dan kini, aku hanya bisa diam- diam mengamati hari-harimu yang bersinar tanpa ada aku.
Tapi, bisakah jelaskan satu hal kepadaku?
Kau kenapa?
Mengapa kau menghindar?
Adakah salahku?Aku rindu...
Rindu akan cerita-cerita yang selalu kau bagi denganku.
Rindu perhatian kecilmu,"Apa kabar?" "Lagi dimana?" "Uda makan?" "Kenapa belum makan?"
Oktober selalu punya kejutan.
Pertemuan, perpisahan, tawa, tangis dan luka.Rasanya, aku tidak rela Oktober berakhir.
Aku berharap, Oktober berikutnya, bisa menyatukan kita kembali.
Tanpa ada rasa rindu yang menyesakkan.
"Ayo kita jajan, aku yang traktir! Kita beli es bubble!"
Setiap kali mengingat kalimat sederhana itu, mampu membuatku tersenyum.
Hai haiii.. Gimana? Suka? Penasaran? *enggak
Oiya, jangan lupa vote yah.
Jadi, aku harus lanjut gak nih?Salam sayang dari aku, si gadis penyuka bubble 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Oktober !
Ficção AdolescenteGadis bertubuh mungil itu menunduk, bergetar menahan tangis. Berusaha menahan bulir air mata agar tidak jatuh membasahi kedua pipinya. . . Oktober, dimana kali pertama aku mengenalmu. Kau berhasil membuatku mampu melupakan 'dia' yang mungkin takkan...