love Will find away 4

5.8K 347 8
                                    

Khandra bersimpuh di hadapan kedua orangtuanya.

"Maafkan Khandra pa, ma... Khandra tidak bisa mewujudkan impian mama dan papa untuk memiliki cucu, dengan keadaan Khandra yang......"

"Sssstttt......sudah nak, mama yang minta maaf sayang. Mama dan papa khilaf karena ingin melihat kamu menikah lagi dan Bahagia"

"Itu akan sulit ma" jawab Khandra

"Sudahlah ma, mungkin garis keturunan kita hanya sampai di Khandra" ucap papa Khandra sedih kemudian berdiri dan meninggalkan anak dan istrinya. Khandra menatap kepergian papanya dengan tatapan bersalah. Ia kemudian berdiri dan melangkah meninggalkan mamanya menuju kamarnya dulu. Kamar sebelum ia menikah dan pindah ke apartemen.

Khandra merebahkan tubuhnya di ranjang miliknya, matanya menerawang menatap langit-langit kamar. Ucapan pasrah papanya membuatnya semakin merasa bersalah, sungguh sebenarnya ia sangat ingin membahagiakan kedua orangtuanya namun apa dayanya keadaan dirinya membuat kedua orangtuanya pasrah.

~~~
~~~

"Dokter Khandra...."

Khandra menoleh dan mendapati seorang perawat berjalan ke arahnya.

"Ada apa suster?"

"Dokter Khandra diminta menemui pimpinan rumah sakit sekarang"

"Baiklah, terima kasih"

Khandra melangkahkan kakinya menuju ruangan pimpinan rumah sakit. Disana pimpinan rumah sakit sudah menunggunya.

"Dokter memanggil saya?" Tanya Khandra

"Iya dokter Khan, silahkan duduk"

Khandra duduk di hadapan pimpinan rumah sakit, sepertinya pimpinan rumah sakit ingin membicarakan hal penting.

"Begini dokter Khan, rumah sakit kita ikut berpartisipasi dalam bakti sosial di sebuah desa yang berada di lereng gunung di daerah Jawa Timur. Saya ingin dokter Khan yang mewakili rumah sakit ini."

"Baiklah, saya bersedia"

"Bagus, besok dokter Khandra berangkat"

"Tapi.... siapa yang menggantikan saya di yayasan cahaya kasih dokter?"

"Saya sudah mendelegasikan tugas itu untuk dokter Shania jadi dokter Khandra bisa berangkat dengan tenang, dokter disana selama 3 Minggu"

Oooo----oooO

Khandra masuk dalam tenda yang khusus untuk tim medis, ada 4 ranjang portabel ala army juga 2 meja kecil, sudah ada 2 koper besar di pinggir 2 ranjang. Berbanding terbalik dengan Khandra yang hanya sebuah tas ransel hitam yang hanya muat beberapa baju saja, Snelli dan beberapa alat kedokteran miliknya.

Khandra duduk di ranjang yang sepertinya belum ada yang menempati, kemudian meletakkan tas ranselnya sebagai bantal kepala. Setelah itu kemudian ia keluar dan mengedarkan pandangannya, tempat itu lumayan asri, dengan letak di lereng gunung, membuat udara sangat sejuk cenderung dingin.

Ada 4 tenda disana, tenda tinggal tim medis, tenda klinik darurat, tenda untuk para relawan umum dan relawan pendidik. Bhakti sosial ini di peruntukkan untuk penduduk yang berada di lereng gunung yang belum tersentuh tenaga medis dan tenaga pendidik yang mumpuni.

Khandra berjalan berkeliling seorang diri di desa terpencil itu, beberapa warga desa yang berpapasan dengannya menyapanya yang hanya dibalas anggukan oleh Khandra tanpa senyuman, khas Khandra yang memang tidak ingin terlalu akrab dengan orang. Senyum samar dibibirnya tak terlihat sebagai sebuah senyuman.

LOVE WILL FIND A WAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang