Gadis kecil dengan rambut dikepang dua itu, tengah duduk termenung diatas kasur sambil bertopang dagu melihat ke arah luar jendela hotel tempat ia menginap. Terlihat dari tatapan sendu kelopak matanya, ketika ia menatap awan kelam yang tak bersahabat tampak terukir kemurungan di wajah manisnya.
Kemarin baru saja Gadis kecil itu sampai dengan keluarga dan sahabatnya untuk liburan. Pantai telah menjadi pilihannya untuk menikmati akhir pekan. Mona Florencia Shagufta, Gadis kecil yang kerap disapa Flo sangat bersemangat, karena liburannya kali ini dilengkapi dengan keluarga dan sahabat karibnya.
Tiba-tiba lamunannya terburaikan dengan suara ketukan yang terdengar dari balik pintu kamar.
Tok...Tok...Tok...!!!
"Flo, apakah kamu ada di dalam?" tanya seseorang dari balik pintu.Tak asing bagi Flo, suara itu begitu familiar baginya. Raut wajahnya langsung berubah sumringah, matanya berbinar penuh dengan pelik kebahagiaan.
Langsung saja Flo turun dari atas kasur dan berlari antusias menuju pintu tak sabar ingin membukanya. Pintu terbuka lebar, sekarang di hadapannya adalah lelaki kecil sahabat karibnya. Tak perlu waktu lama, Flo langsung saja memeluk erat sahabat karibnya itu.
"Reval, awannya jahat. Flo maunya main di pantai, masa Flo gak dibolehin main di pantai sih sama awannya, pokonya Flo mau main di pantai Reval, Flo benci sama awannya," rengek Flo. Gadis kecil berusia sekitar 8 tahun itu meluapkan semua amarahnya pada si sahabat dengan rengekkan kecil.
"Ssst, udah Flo jangan nangis, nanti gak Reval beliin lagi loh bandana warna-warni untuk Flo. Sudah sekarang ayo turun terus main di pantai," pujuk Reval pada Flo supaya ia tak menangis.
Mata bulat itu langsung berbinar lucu dihadapan Reval. Langsung saja Reval menarik tangan Flo perlahan, untuk pergi ke pantai yang letaknya tak jauh dari hotel tempat mereka menginap.
***
Tiba di pantai dilihatnya adalah ombak-ombak yang berkesiur kencang, tapi itu tidak membuat semangatnya luntur untuk bermain di pantai. Flo bermain riang, mempercikkan air layaknya anak kecil. Permainannya yang tadi asik dengan air pantai tiba-tiba saja terburaikan. Flo merasa janggal, ia kemudian meraba bagian lehernya, matanya disibukkan melihat deraian ombak dengan kebingungan. Matanya mebelalak besar ketika melihat kalung yang berbandul huruf 'RF' itu terseret dibawa air pantai.
"Val, Reval, Reval," teriak Flo. Namun suaranya terkalahkan dengan kencangnya deraian ombak. Kemudian Flo berlari menghampiri Reval yang sedang bermain pasir.
Pandangan Reval berubah sembilan puluh derajat, khawatir menatap Flo yang berlari dengan tetesan air di pelipis matanya. "Ada apa Flo? Kenapa kamu menangis? siapa yang membuat mu menangis seperti ini? Biar aku hajar orang itu" tanya reval dengan muka yang sudah sangat cemas.
Flo menunjuk kearah pantai "Kalung Val 'hiks,hiks,hiks' kalung yang leval kasih ke Flo terbawa arus pantai, Flo mohon jangan marah sama flo, biar Flo aja yang cari," isak Flo tersedu-sedu baru saja ingin kembali ke pantai tangannya sudah dicekal oleh Reval.
Langsung saja reval berlari mencari kalung itu, kalung yang melambangkan persahabatan mereka berdua,reval memberi hadiah kalung itu disaat ulang tahun Flo dia rela menyisihkan uang jajan sekolahnya untuk membeli kado ulang tahun Flo,maka dari itu Reval sangat sayang terhadap kalung itu apalagi kepada Gadis kecil pemilik kalung itu.
Reval berlari secepat mungkin demi mendapatkan kalung itu, tidak memerdulikan keadaan yang semakin gelap dengan rintikan hujan yang mulai turun membasahi bumi, tidak peduli bajunya sudah basah kuyup, yang terpenting baginya adalah kalung itu.
Reval melihat kalung itu tidak jauh dari tempatnya saat ini, langsung saja ia meraihnya, "Flo, ini kalung nya," teriak Reval dari tengah pantai, tidak mempedulikan ombak besar di belakangnya, di lemparnya kalung itu supaya sampai kepada Flo, ombak besar itu semakin mendekat hingga menyeret Reval tak berdaya ketengah pantai.
"REVAL," teriak Flo yang terbangun dari mimpi buruknya. Keringat bercucuran di pelipisnya, nafasnya memburu sesak, dan rasa ketakutan berlebihan itu kembali muncul benak Flo.
Mimpi itu, mimpi yang sering datang dalam tidurnya tanpa diundang, badannya sudah gemetaran tidak karuan. Si Ibu yang ternyata belum tertidur mendengar teriakan anaknya datang dengan tergopoh-gopoh. "Mona, ada apa sayang? Apa mimpi itu kembali datang nak?" tanya Madona --Mommy Mona--.
Dia hanya menganggukkan kepalanya dengan lemas, tangisannya lolos dari matanya, tangisan yang jarang ditunjukkan kepada orang lain hanya dia tunjukkan kepada keluarganya. "Serem banget Mom, kejadian itu seakan benar-benar terjadi didepan mata Mona sendiri, coba aja Mona ga maksa re--"
Madona segera memotong pembicaraan putrinya,"Ssst udah Mona ini bukan salah kamu, ini semua sudah sekenario yang Tuhan, kita hanya bisa mendoakannya, apabila dia masih hidup dimana pun itu semoga saja Reval selalu dilindungi sama Allah Swt." dia tidak bisa melihat putrinya yang selalu menyalahkan dirinya sendiri apabila membahas peristiwa itu.
"Aamiin mom, semoga aja dia masih hidup dan kembali lagi ke mona," Mona langsung memeluk Mommynya, dan menangis sepuas-puasnya di pundak mommynya tanpa bisa ditahan air mata. Modona menghapus air mata putrinya, dia sangat menyayangi kedua orang itu, apalagi reval yang sudah dia anggap sebagai anaknya sendiri,sumber dari kebahagiaan putrinya 'Mona'.
Tak terasa nafas Mona sudah kembali teratur, anaknya sudah tertidur, Madona hanya menatap sedih putrinya yang hampir setiap malam memimpikan mimpi buruk itu.
"Ya Allah, jagalah dia dimanapun ia berada,kembalikanlah Reval supaya kebahagiaan mona terasa lengkap," doanya sebelum mengecup kening putrinya dan pergi keluar dari kamar Mona.
🌹🌹🌹
Hai hai haii
Alhamdulillah akhirnya bisa update prolog setelah melewati kebingungan untuk update atau tidak heheh..Jangan lupa Vomment yaa!!
Supaya author lebih semangat buat lanjutin cerita, see you di chapter selanjutnya 👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
ALMON
Teen Fiction'kehilanganmu lebih perih dari pada melupakanmu.' ----- Hidup itu memilih. Memilih untuk tetap stay di tempat dengan masalalu yang terus menghantui atau memilih beranjak dari masalalu dengan seseorang yang memberi kehidupan baru. Dia Mona Florencia...