PART 2

26 4 4
                                    

Terlihat Arsyah tengah berbicara dengan Nisa di depan mesjid. Sepertinya mereka membincangkan pakaian yang cocok untuk dipakai oleh Ayla. Ayla yang berada di samping Arsyah hanya menatap cuek ke arah Nisa maupun Arsyah. Menurut Ayla kalo seperti ini hidup tidak akan mendapat kebahagiaan dunia.

"Sa, bisakah kamu meminjamkan dulu pakaian kamu pada Ayla, nanti biar saya yang ganti pakaiannya".

"Bisa kok Ar, tenang aja gak usah di ganti. Aku gak mau kamu ganti rugi pula gara gara cewek itu". Nisa pergi menuju rumahnya untuk mengambil pakaian itu.

"Nih pakaiannya. Kamu bisa memakainya di toilet sebelah sana". Pakaian itu diberikan Nisa pada Ayla. Ayla mengambil pakaian tersebut dengan terpaksa. Arsyah lebih memilih memainkan ponselnya dan mencari di google tentang arti dari cogan.

Nisa menunjuk toilet untuk mengganti pakaian. Ayla tidak bicara dia hanya diam dan berjalan menuju toilet tersebut.

.
.
.

Ayla berjalan mendekati Arsyah, Ia sudah mengetahui arti dari cogan. Dia mengakui kalau dia sangatlah kudet. Arsyah memasukkan ponselnya ke saku bajunya, dia mendengar suara kaki. Kemudian Arayah menoleh ke arah kaki itu. Ayla dengan senyuman paling indahnya itu  berhasil membuat seorang Arsyah gelagapan. Bagaimana tidak? Ayla yang mengunakan pakaian yang menutup aurat ini sangatlah cantik di mata Arsyah.

Ayla melihat Arsyah yang seperti patung menatapnya. Ayla pun mengoyang goyangkan tangannya guna menyadarkan Arsyah.

"Oi.. Segitu banget lo liatin gue. Udah kek emak emak yasinan gue pake ginian". Ayla mengacak pakaiannya sedikit, karena dia sangat tidak nyaman dengan pakaian itu.

"Cantik". Arsyah tanpa sadar mengeluarkan kata kata yang akan membuat Ayla terbang bagai kupu kupu. Tapi tenang saja Ayla tidak jadi terbang karena Ayla tidak mendengar perkataan Arsyah yang seperti berbisik tersebut.

"Tuan cogan? Napa sih? Udah ah, jadi kagak ke taman nya nih udah enek gue". Arsyah mengerjapkan matanya dan menggelengkan kepalanya supaya tersadar.

"Ini baru pakaian untuk perempuan, kalau sudah begini kamu boleh ikut dengan saya". Ayla yang sangat risih dengan pakaiannya hanya mengangguk pasrah. Padahal Fifi mengira tantangan yang diberikan Windi sahabatnya sangat mudah, ternyata butuh banyak sekali pengorbanan untuk mendekati Pria yang berada di depannya ini.

Mereka pergi menuju taman yang berada di belakang mesjid ini. Tetapi saat menuju taman, mereka akan melewati sawah terlebih dahulu. Pria dan wanita itu melewati sawah dengan santai. Seperti sudah terbiasa dengan lingkungan sawah. Padahal sepertinya Ayla adalah tipe wanita yang jijik dengan lingkungan sawah, ternyata Ayla bukan cewek yang seperti itu.

Di tengah sawah hampir mendekati taman, Arsyah sangat senang entah itu apa artinya. Setiap Arsyah melewati sawah ini, hati Wira selalu dalam keadaan yang bahagia. Ayla hanya diam sambil berjalan, tidak peduli dengan orang orang yang melihatnya. Orang menatap heran ke arahnya. Sepeti baru melihat orang yang cantik.

"Assalamualaikum Pak Buk, cuaca hari ini sangat indah ya". Arsyah menyapa orang yang tengah menanam padi di tanah yang berair itu.

"Eh Arsyah ganteng lewat...
Nak Arsyah mau kemana bersama gadis cantik ini. Ngak biasanya Nak Arsyah membawa gadis. Apa ini pacar kamu Nak ?". Orang yang menanam padi berhenti dan bertanya pada Arsyah. Ia yang telah rutin ke taman membuat orang orang mengenalnya. Bahkan Arsyah sering berbicara dengan mereka ketimbang orang tuanya sendiri. Karena dia memutuskan komunikasi dengan orang tuanya.

"Ya buk, saya mau lihat taman. Tetapi ada gadis ini yang mau ikut dengan saya. Dan dia bukan pacar saya buk". Arsyah menangkal perkataan dari ibuk ibuk itu.

"Kalau gitu, saya pergi ya buk". Arsyah melanjutkan perjalanannya menuju tempat tujuannya.

"Woi tunggu dong, cepat amat lo jalannya". Ayla berlari mengejar Arsyah agar tidak ketinggalan di tengah sawah ini.

.

.

.

"Wah.. Tamannya indah banget.. Adem lagi". Ayla menghirup nafas kemudian melepaskannya perlahan. Udara di taman ini sangatlah sejuk, pas untuk menenangkan sejenak pikiran yang sedang stres maupun kacau. Ayla berlari kesana sini saking kegirangannya. Dia tidak mempedulikan Arsyah yang menatapnya dengan pandangan yang sulit untuk di artikan. Perlahan tapi pasti Arsyah menyunggingkan senyuman manisnya itu. Ayla yang seperti anak kecil berlarian kesana sini.

Taman yang mempunyai banyak bunga Angrek, Melati, Mawar, Tulip, dan sepucuk bunga Adelwis yang sulit untuk di cari di perkotaan maupun perdesaan. Bunga adelwis hanya dapat tumbuh di pegunungan tetapi di taman ini dia bisa tumbuh dengan subur. Sepertinya bunga ini di rawat dengan rajin.

Angin angin sepoi yang menyapa wajah Arsyah membuat ketenangan dalam jiwanya damai.

Plak..

Ayla yang sedang berlari terjatuh, tersandung batu besar. Selain kekanak kanak kan ternyata Ayla juga ceroboh. Ayla yang sedang menikmati kedamaiannya terkejut melihat Gadis di depannya terjatuh dengan tidak etisnya.

Arsyah berlari untuk membantu Ayla yang terjatuh tersebut.

"Maaf". Arsyah memegang tangan Ayla yang masih terduduk di tanah yang kotor itu. Arsyah mengucapkan kata maaf karena dia memegang tangan perempuan yang bukan muhrimnya.
Tapi ini demi keselamatan gadis itu, Arayah yang selama ini tidak pernah memegang tangan perempuan selain Bundanya kini memegang mahramnya.

Ayla berdiri dengan bantuan Arsyah. Disekitar pelipisnya berdarah dan lututnya membiru. Ayla meringis kesakitan dan memegang pelipisnya.

"Apa sangat sakit? Kalo iya sekarang kita akan pergi ke puskesmas terdekat disini". Arsyah sangat khawatir dengan Ayla. Luka yang di alami Ayla keliatan agak parah.

"B aja kali. Gak usah ke puskesmas, bentar lagi juga sembuh". Ayla sangat sulit untuk melangkah. Karena lututnya terkilir dan membiru.

"Kalo gitu kita pulang saja". Arsyah berjalan mendahului Ayla. Gadis itu memaksakan kakinya untuk melangkah tetapi tidak bisa. Sedangkan Arsyah sudah keliatan menjauh. Ayla kemudian terduduk lagi di tanah yang kotor itu. Gadis ini sangat kuat, dia memasakkan agar tidak bergantung pada pria yang sholeh itu. Ayla juga merasa pria itu sangat malas berhubungan dengannya. Ayla menunduk gimana caranya agar bisa berjalan dengan lancar. Sesaat dia melihat seseorang mengulurkan tangannya. Kemudian Ayla menongakkan pandangannya menuju wajahnya.

"Kalau tidak bisa berjalan bilang Nona, saya akan membantu kamu". Pria yang mengulurkan tangannya itu sangat khawatir melihat Ayla
yang berusaha supaya tidak bergantung terhadap orang lain.

"Arsyah.. ". Ternyata pria itu adalah Arsyah yang tadi meninggalkan Ayla sendirian di taman.

"Ya udah, kalau tidak bisa berjalan. Saya akan mengendong kamu. Bolehkan ?". Arsyah sudah tidak tega lagi membiarkan gadis itu yang kesakitan.

Ayla hanya mengangguk sebagai jawabannya. Dia juga tidak tahan dengan lukanya ini. Arsyah menunduk dan Ayla menaiki punggung belakang Arsyah yang lebar dan berotot.

Dalam perjalanan Ayla hanya diam begitupun Arsyah. Kediaman itu membuat Ayla masuk dalam alam mimpinya. Ayla tertidur di punggung lebar Arsyah.

....

Tbc.

Thank you buat yang baca cerita ini. Kalo ada yang baca sih.
😊😊

Pemilik HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang