PART 6

11 2 0
                                    


Sinar Ultraviolet sangat baik untuk dinikmati pagi ini. Orang orang juga telah berlalu lalang menjalankan aktivitasnya, seperti bekerja, sekolah, lari pagi, dan banyak lagi.

Tapi berbeda dengan gadis cantik satu ini. Ya, Ayla masih nyenyak banget tidurnya. Beruntung saja Ia masuk kampusnya siang hari.

Tiba tiba Tomi datang dari bawah sambil mengedor pintu kamar kakaknya.

"Kakak, yuuuhuuu. Bangun woi"

Alhasil Ayla pun tidak bisa bangun dan masih menikmati mimpi indahnya.

Tomi masuk kedalam kamar kakaknya yang kebetulan tudak di kunci. Tidak lupa Ia membawa air bersama gayung dikamar mandinya tadi. Karena dia tau dan paham kalo kakaknya tidak akan bangun dengan teriakan saja.

"Ayla bangun lo.. Rasain Nih" Tomi mencipratkan air itu ke wajah Ayla.

Ayla langsung berlari lari tidak tau arah. Karena dia mengira sedang ada banjir.

"Banjir.. Banjir.. Lari.. Banjir" Teriak Ayla.

"Ahahahahaha.." Tomi semakin ngakak ngelihat kakaknya seperti itu.

"Heh.. Ngapain lo disini?" Tanya Ayla. Ia semakin kesal mendengar ketawa Adiknya yang menggelegar itu.

"Tuh Ayah nyuruh kakak buat makan. Susah banget bangunin lo, ya gue pake air deh. Biar mudah"

"Ya udah pergi sana. Iiihh kesal³ gue" Ucap Ayla yang mengusir Adiknya dan berencana mandi biar seger.

...

"Pagi Ayah.. Pagi Dek" Ucap Ayla yang sudah kelihatan lebih Fresh. Kemudian Ayla duduk di meja makan.

"Tumben lo senang amat hari ini" Ucap Tomi sambil menyuap makanannya.

"Diam lo" Ayla Melototkan matanya pada Adiknya yang tampan itu.

"Ayah, Soal perjodohan kemarin aku terima yah" Lanjutnya.

"Beneran? Apa yang membuat kamu berubah pikiran Nak?" Ucap Henri yang mulai penasaran dengan anaknya yang menerima perjodohan itu.

"Ya itu.. Karena aku udah bersikap terlalu dingin sama Ayah kandung aku sendiri. Dan hitung-hitung permintaan maaf aku pada Ayah" Ucap Ayla tersenyum manis.

"Ayah jamin kamu sama anak teman Ayah pasti bahagia" Henri tersenyum simpul mendengar pernyataan Anaknya.

Ayla hanya tersenyum kencut mendengar perkataan Ayahnya. Sungguh ini demi Ayah.

"Kira-kira 2 bulan lagi aku wisuda Yah. Setelah itu baru aku bisa menikah"

"Iya juga ya, hampir Ayah lupa" Ucap Henri secara refleks menepuk jidatnya.

Henri melihat jam tangannya yang telah menunjukkan waktunya Ia pergi bekerja.

"Kalo gitu Ayah pergi kerja dulu ya. Dan untuk kamu Tomi seharusnya kamu ini sekolahnya mulainya hari ini. Kenapa kamu nggak memakai seragam?" Tanya Henri kepada Putranya yang sangat sulit untuk diatur. Apalagi dia sekolah semaunya aja. Kemarin dia juga baru pindah dari Amerika. Seharusnya Aishhh.. Punya anak nakalnya minta ampun.

"Ya udah. Ayah berangkat kerja dulu ya. Kamu tomi awas aja kalo gak sekolah. Ayah hukum kamu ntar di rumah." Ucap Henri yang langsung pergi bekerja.

"Hehehehe iya Ayah" Tomi hanya mengeluarkan cengirannya. Setelah bersalaman Henri pun pergi.

Sedangkan, Ayla yang diam diam memasukkan cabe merah pedas ke dalam makanan Tomi. Rasain lo.

"Eh.. Dek. Lo mau sekolah kan cepat makannya ntar telat lagi" Ucap Ayla yang tersenyum licik ke arah adiknya.

Pemilik HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang