ⓜⓘⓝⓔ ⓘⓢ ⓜⓘⓝⓔ°YuWin

9. wish

Sekarang keadaan kampus sepi kosong melompong, menyisakan kesunyian.

Di jalan mau keluar kampus, nana di cegat oleh seorang pria ga di kenal.

"Lo na jaemin kan."

Tatapan tajamnya itu membuat nana melangkah mundur ketakutan.

"Lo pulang ikut gue."

"K-kakak s-siapa dulu! aku bukan na jaemin!"

"Oh, kenalin gue yuta, pacarnya winwin, jadi lo bukan na jaemin?"

"Eh iya, aku na jaemin kak hehe," nana membalas uluran tangannya itu tersenyum canggung.

"Waduh, udah mau hujan ayo cepetan jaem,"

Yuta langsung menarik jaemin ke parkiran dan ngebut nerobos rintikan hujan yang kian lama makin menderas.

Tidak ada percakapan lagi, sampai mereka di komplek perumahan yang dimaksud nana.

Nana menepuki bahu yuta, "aku turun disini aja kak, kakak langsung kerumah kak winwin aja,"

"Udah gue anterin sampe rumah, tunjukin cepet,"

"Beb-beneran kak aku turun sini aja,,"

Yuta membuka helmnya, "Ini hujan jaemin ku sayang,"

Setelah mengatar nana pulang, yuta pun langsung ngegas ke rumah winwin.

Cuma beda blok doang.

"Yang bener ini rumahnya winwin? kok kumuh sih,,"

Hawa rumahnya saja udah bikin mrinding, gimana isinya?

Hanya rumah yang sederhana, banyak tanaman rambat yang menjalari dinding, cat putih yang sudah agak menguning, plaponnya juga terdapat banyak lubang.

Yuta berpikir dua kali untuk mengetuk pintu,

"ah! kalo emang setan tinggal gampar aja apa susahnya!"

Yuta mengangguk mantap dan mengetuk pintu usang itu.

TOK TOK TOK

"Iya sebentar,,"

Wajahnya langsung berbinar mengetahui yang tadi itu memang suara pacar manisnya winwin.

CEKLEK!

"Kakak? Kakak ngapain kesini?"

"Disuruh masuk dulu kek, dingin ini,," yuta mengerucut sedih.

Winwin memutar bola matanya malas, "yaudah masuk masuk, anggep aja rumah sendiri."

"Makasih sayang muach!" ya, barusan dia nyium pipi winwin.

▫▫▫

"Win! bisa ambilin sampo ga!!!"

Winwin menggeram kesal, sekarang dia nyesel udah bilang "anggep aja rumah sendiri"

Ya emang ga ada salahnya sih, tapi ya,,,

"Eh win pinjem handuk!"

"Eh win pinjem baju!"