#bicarabuku
Perempuan Kedua
Penulis: Evi IdawatiPerempuan kedua adalah kumpulan Cerita Pendek (CerPen) yang mengisahkan sosok perempuan terhadap lingkungannya, baik itu keluarga, saudara bahkan sosial-budaya.
Dalam benak seorang manusia. Perempuan adalah sosok ibu bagi anak-anaknya. Sosok istri yang memiliki sikap lembut dan patuh terhadap suaminya. Sosok anak dari sebuah keluarga. Mungkinkah cerpen ini mengangkat perempuan sebagai ibu yang mempunyai cinta terhadap anak-anaknya. Sosok istri yang patuh terhadap suaminya. Seorang anak yang terlahir dari sebuah keluarga yang besar dengan kasih sayang. Mungkinkah? Jika iya. Mungkin pembaca menilai buku ini biasa-biasa saja. Seperti buku-buku yang beredar di toko-toko buku. Jika tidak, seperti apakah perempuan yang dimaksud dalam buku ini.
Perempuan Kedua dalam buku ini mengisahkan perempuan di luar stigma yang ada dikalangan masyarakat. Seakan penulis ingin mengutarakan kesetaraan gander anatara lelaki dan perempuan, dimana sosok perempuan tidak mau dipandang sebelah mata oleh seorang lelaki, ia ingin diberlakukan sama. Bila seorang lelaki mampi selingkuh kenapa ia tidak bisa
Pada cerita ke-empat dengan judul "Hanya Satu Malam". Perempuan yang meninggalkan harta, keluarga, suami dan anak dengan tujuan untuk mendekatkan diri pada Allah yang telah mengabulkan doa dan harapannya selama ini. Ia tinggal sendirian di sebuah rumah untuk lebih tenang dan damai menghadap Allah. Benar, setelah dia pergi meninggalkan keluarganya lebih dekat menganghadap Allah. Sampai suatu ketika ia bertemu dengan pria bahkan bertidur bersama semalam. Dari hal itu dia merasa berdosa, seperti sebuah janji yang ia ingkari sendiri
Pada cerita selanjutnya denga judul "Bukan salahmu, Firda". Perempuan yang masih kelas satu SMA berlatang belakang keluarga miskin sehingga untuk biaya hidup dan sekolahnya dibantu oleh Budenya yang kebetulan memiliki seorang anak seumuran. Saat anak dari budenya akan ditunangkan dengan seorang pria yang baru lulus Sekolah Militer, firda. perempuan miskin, tanpa ada rasa kasihan terhadap keluarga budenya yang membiayai hidup dan sekolah. Dia merebut lelaki itu dari anak Budenya. Caranyapun cukup menakutkan, ia menyerahkan keperawanannya pada lelaki itu, sehingga mau tidak mau lelaki itu akan menikah bersamanya. Alhamdulillah si lelaki bertanggungjawab terhadap apa yang dilakukan. Kalau tidak, bagaimana nasibnya. Cukup nekat bukan!!!!
Lanjut kisah denga judul "Bukan pertarungan Biasa". Menurutku, kisah ini menggambarkan kejahatan sosok istri terhadap seorang suami. Kita tahu, sepasang suami istri akan hidup dalam satu rumah. Dalam kisah ini, si perempuan tidak ingin bersama sebelum pada waktunya, yaitu ketika sudah banyak uang hidup bersama. dari jumlah gaji memang lebih banyak punya istri daripada sang suami, sehingga ia memberikan fasilitas apartemen, mobil pada suaminya yang hidup di kota lain. Sedangkan ia hidup bersama anaknya dalam satu rumah. Pekerjaanya cukup berat harus siap kencan dengan kliennya untuk bisa mendapatkan uang, sayangnya ia menikmati pekerjaan itu sampai bermalam dengan lelaki lain sudah biasa di tubuh perempuan itu. Kesabaran sang suami mungkin sudah cukup, ia ingin menceraikan istrinya karena lelaki yang mana sanggup menikah tanpa satu rumah. Dengan kepermpuannya, anak, serta fasilitas yang diberikan, ia membujuk sang suami untuk tetap menjadi istrinya.
Betul tidaknya dari yang saya sampaikan, akan lebih baik jika kalian membaca sendiri buku ini. Selamat membaca ya... salam literasi.
"aku membaca, aku berbagi. Sekalipun tidak sampai seutuhnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bicara Buku & Film
Aléatoirehanya sebuah review sederhana dari seorang yang ingin menyampaikan ide-idenya melalui tulisan. penulisa dihadapkan oleh beberapa buku dan film dan mereview berdasarkan sang penulis