That Day

2.5K 234 32
                                    


Aku bangun saat kulitku ngerasain panas matahari. Kicauan burung yang papa pelihara adalah alarm terbaik yang pernah aku punya.

Ini hari senin. Hari ini ada pelajaran melukis!

Aku suka melukis. Sangat. Papa dan mama bilang, lukisanku bagus.

Dengan cepat aku turun dari ranjang menuju ruang bawah. Aku sangat merasa semangat. Aku akan segera pergi sekolah, melukis sesuatu dan menunjukkannya pada papa. Papa pasti suka.


Tapi pagi ini sangat aneh.


Kenapa banyak orang dirumah?


Ada nenek, kakek, dan keluarga yang jarang banget ke rumah. Apalagi ini masih pagi.


Dan yang buat aku kaget adalah....



Mereka semua menangis!



Perlahan aku mendekat. Menyentuh lutut nenek yang tengah menangis.

"Nenek. Nenek kenapa nangis?" Tanyaku pelan. Nenek menatapku dengan mata sedihnya. Tangisnya makin deras seraya memeluk dan menciumku. Seolah-olah aku akan pergi.


Ayolah, aku cuma pergi sekolah kok.


Karena rasa penasaran, aku kembali naik ke atas. Menuju kamar papa dan mama.


Disana juga... aku melihat keanehan.


Dimana mama duduk di atas ranjang dan papa yang lagi tidur.

"Mama, mama. Kakak liat nenek nangis. Mama kenapa nangis?" Mama cuma diam. Masih menangis.


Lalu aku melirik ke papa yang masih tidur.


"Papa... papa... papa bangun..." aku mengguncang tubuh papa agar papa bangun. Dalam hitungan ketiga, papa pasti buka mata dan meluk aku.
























Satu....























Dua...





















Tiga!



















Eh.....
















"Papa.... papa bangun papa...." aku mengguncang tubuh papa lebih keras dari yang tadi. Tapi papa gak bangun juga.

"Mama, papa kenapa? Kok papa gak bangun?" Tanyaku pada mama. Tapi mama tetep diam.

"Papa bangun. Kakak mau sekolah. Kan papa yang anter. Hari ini kakak ngelukis sama bu guru lho,pa..." aku terus berseru. Melakukan segala cara agar papa bangun.

"Papa! Papa bangun papa! Kakak janji gak bakal nakal lagi tapi papa bangun! Papaaaa..." aku nangis. Memeluk tubuh papa yang terasa udah dingin. Papa gak bangun-bangun.

"Kakak...." mama narik aku biar lepas dari papa.

"Kakak jangan nangis, ya. Masih ada mama. Mama bakal jagain kakak sebagaimana papa. Kakak jangan sedih..."

"Tapi kakak mau papa. Kakak mau papa!" Aku menangis. Berteriak dan meronta. Sementara mama makin nangis dan meluk aku erat.





Papa tidur. Dan gak akan bangun lagi.





Papa ninggalin aku.





Step (to loving my) Brother [ Joshua Hong ]Where stories live. Discover now