Semilir angin di awal November menerpa lembut rambut Raindra. Laki laki dengan postur tubuh tegap dengan alis tebal yang terukir indah di wajahnya.
Dengan berdecak kesal laki laki itu kembali berusaha menghidupkan kembali motor abu abu yang ada di hadapnya.
"Ini motor kenapa sih! Mana gue udah telat lagi, ah!" Raindra menendang kesal ban motor nya itu.
Raindra mengadah menatap langit yang mendung, "Arghh! Hujan lagi, Hujan lagi!"
Raindra terlihat sangat kesal. Bagaimana tidak, di tengah perjalanan motor yang dia kendarai tiba tiba saja mati tanpa sebab.
Raindra merogoh sesuatu yang ada di kantong celananya. Di keluarkan nya hp lalu menelpon seseorang untuk menjemput motornya dan menyuruh orang itu membawa motor itu ke bengkel.
Raindra mengarahkan kakinya menuju halte bus yang berada tidak jauh dari tempatnya itu, di halte Raindra melihat seorang gadis tengah sibuk dengan novel yang ada di tangannya, Raindra memicingkan matanya ketika melihat seragam yang di pakai gadis itu sama dengan seragam yang dia pakai
Raindra berdiri di samping gadis itu tanpa berniat untuk menyapanya. Raindra memasangkan earphone dan menikmati musik dari girls band Blackpink yang sedang naik daun saat ini.
Baru beberapa menit Raindra menunggu, hujan dengan damainya turun dan membasahi semua yang ada di bumi.
Raindra mengeram kesal, dia tidak suka hujan, bagi Raindra hujan itu sangat merepotkan banyak hal yang tidak bisa di lakukan ketika hujan belum lagi udara dingin yang timbul kala hujan itu sangat menyebalkan.
Berbeda dengan Raindra, gadis yang berada disampingnya kini tengah memejamkan matanya menikmati suara hujan yang bersentuhan langsung dengan tanah.
Raindra melirik gadis itu dengan tatapan aneh, Raindra tidak pernah melihat gadis itu disekolahnya.
Raindra mengedikkan bahunya, dia tidak mau membuat kepalanya bertambah pusing hanya karna memikirkan gadis itu.
Bus berhenti tepat di depan halte. Raindra dengan cepat berjalan menuju ke arah bus agar tidak basah karena hujan begitupun dengan gadis yang ada di sebelahnya.
Tanpa sengaja Rainda menjatuhkan novel gadis itu dan dengan mulus novel itu basah karena percikan air hujan.
Dengan muka datar gadis itu mengambil novel miliknya dan menatap Raindra sinis. Tanpa mengatakan sepatah kata gadis itu masuk ke dalam bus dan mengambil posisi pojok paling belakang.
Raindra Purnama, dengan tidak bersalahnya laki laki beralis tebal itu mendaratkan bokongnya tepat di samping gadis yang kembali sibuk dengan novel yang ada di tanganya. Laki laki itu menatap lama name tag yang ada di dada sebelah kanan gadis itu.
Pelangi Micharaya H.
Gadis dengan pipi bulat dan bibir tipis. Gadis yang tidak pernah memperdulikan orang orang yang ada di sekitarnya.
Bulu mata yang lentik dan juga lesung pipi yang bertengger manis di pipi sebelah kirinya membuat dia sangat cantik jika tersenyum. Tapi sayangnya gadis ini sangat jarang untuk menampakan lesung pipinya itu. Terkenal judes dan galak itulah Pelangi.
Sifatnya yang dingin dan kasar sangat bertolak belakang dengan nama dan wajahnya yang cantik.Merasa risih dengan laki laki yang sedari tadi terus memperhatikan nya terlebih lagi, laki laki itu terus menatap ke arah dadanya, membuat gadis itu menahan emosi agar tidak mengeluarkan kata kata kasar nya pagi ini.
"PUKK!"
Novel yang tadinya berada di tangan Pelangi kini dengan mulusnya mendarat di atas kepala Raindra.
Raindra mengusap pelan kepalanya, "Aw! Lo apa apaan sih tiba tiba mukulin kepala gue?!"
Pelangi menatap Raindra tajam, "Dasar mesum!" Ucap Pelangi dengan penuh penekanan.
Raindra terbebelak mendengar ucapan dari gadis yang ada di sebelahnya itu.
"Apa? Lo ngatain gue mesum?" Tanya Raindra tidak percaya.
Pelangi hanya mengabaikan pertanyaan dari Raindra, lalu dia memindahkan tas yang bertengger di bahunya ke depan guna untuk menutupi dadanya dan kembali fokus dengan novelnya.
"Kocak nih cewek! Lo udah nggak waras atau lo budek?" Raindra mulai emosi karena pertanyaannya yang tidak mendapat jawaban.
Lagi lagi Pelangi mengabaikan laki laki yang ada di sebelahnya itu dan bertingkah seolah olah tidak ada siapa siapa di sebelahnya.
"Songong amat lo jadi cewek! Dari tadi gue ngomong sama lo tolol!" Raindra mulai geram dan menyentil pelan pelipis gadis yang berada di sebelahnya itu.
Pelangi berdecak kesal karena ketenanganya di ganggu. Pelangi menatap Raindra datar, "Apa?"
Raindra tersenyum meremehkan, "Gue kira lo budek ternyata masih punya telinga lo!"
Pelangi memutar bola matanya jengah, lalu kembali menatap novelnya.
"Gue tanya, maksud lo ngomongin gue masum apaan?" Kali ini Raindra kembali mengulangi pertanyan nya.
"Minggir!" Ujar Pelangi ketus.
Raindra menaikan sebelah alisnya, "Lo jadi cewek songong banget sih!"
Pelangi tidak peduli dengan ocehan Raindra, "Minggir gue mau turun!"
Raindra baru menyadari jika bus yang dari tadi membawanya sudah berhenti tepat di depan halte yang ada di dekat sekolahnya.
"Jawab gue dulu, kenapa lo tiba tiba ngomongin gue mesum? Nggak waras ya lo?"
Pelangi benar benar muak dengan spesies yang ada di hadapanya ini, rasanya ingin dia menendang laki laki ini lalu membuangnya ke dalam tong sampah.
"Pertama lo nggak penting, kedua lo nggak punya hak buat nanya nanya ke gue, ketiga gue nggak mau jawab apapun dari semua pertanyaan konyol lo! dan yang terakhir jangan pernah mesum di tempat umun!" Kata Pelangi.
Pelangi berdiri dan berjalan menuju pintu keluar, dia benar muak dengan laki laki yang ada di sebelahnya itu. Ini kali pertama pelangi mengoceh panjang lebar kepada seseorang.
Raindra hanya melongo mendengar jawaban dari Pelangi dan menyusul gadis itu keluar dari bus.
Hujan yang tadinya deras kini perlahan berganti dengan gerimis.
Pelangi melangkahkan kakinya mendahului Raindra menuju pintu gerbang SMA Cendikia.
Raindra menatap punggung gadis dengan tas biru yang bertengger di pundak gadis yang dia ketahui bernama pelangi itu.
"PELANGI!" Teriak Raindra.
Pelangi yang tadinya tengah sibuk menikmati gerimis yang menerpa wajahnya tiba tiba berhenti.
"Gue itu bukan mesum! Gua cuma baca tulisan yang ada di name tag lo!" Teriak Raindra lagi.
Mendengar hal itu, Pelangi hanya mendengus kesal dan kembali berjalan tanpa memperdulikan laki laki yang ada di belakangnya.
Raindra masih berdiri ditempatnya dan menatap punggung Pelangi yang baru saja memasuki gerbang tanpa memperdulikan ucapanya.
Raindra menatap langit dan tersenyum miring saat melihat sesuatu yang melengkung penuh warna tengah menghiasi langit pagi di awal November.
"Pelangi yang barusan gue liat beda banget dengan Pelangi yang saat ini gue liat" Ucap Raindra dengan senyum yang bisa membuat siapa saja jatuh cinta.
__
Halloooo
Kangen aku gaa? Heheu
setelah pusing mikirin break up yang gatau lagi alurnya dan kabur di telan bumi 😆
Sekarang aku balik lagi 🎉 semoga kali ini aku ga kabur kabur lagi yaak wkwk. Untuk break up nanti bakal aku tamatin kok tunggu dapet hidayah haha.Yaudah jangan lupa vote! Jangn lupa komen juga! 😍
Selamat membaca.
Salam Taramarischa.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINDRAYA
Teen FictionRaindra Purnama. Lelaki dengan nama awalan yang berarti hujan. Dia dingin seperti hujan. Berkilau layaknya bintang. Dia peneduh dari segala resah. Dia Raindra Purnama lelaki yang selalu berusaha untuk membuat Pelanginya tetap ada. Pelangi yang mem...