Ada banyak rahasia yang ada di muka bumi ini. Entah itu kecil, entah sebuah rahasia yang besar, ataupun rahasia umum yang sebenarnya banyak orang tau tapi enggan membahasnya.
Begitulah kehidupan, terlalu banyak hal rumit yang harus di pikirkan terlebih lagi tinggal di sebuah planet kecil di sebuah kota sempit yang bising, sangat menyebalkan.
Pelangi menatap kosong ke depan, menerawang dengan tatapan yang sangat sulit untuk di artikan, "Kiri ya mang!" seru gadis itu kepada supir angkot, mobil angkutan kota itu perlahan menepi dari hiruk pikuk jalanan pada sore itu, Pelangi merogoh uang 2 ribu rupiah dari kantong seragam nya dan memberikanya pada supir angkot tersebut.
Debu jalanan bersatu dengan asap kendaraan yang lalu lalang, bersatu dengan udara yang semakin hari semakin gersang, Pelangi kembali memasang earphone ke telinganya dan memutar lagu klasik yang dapat meredam kebisingan yang dia temukan di jalanan.
Kakinya melangkah menuju sebuah gang, berjalan ke sebuah rumah kecil yang sederhana berwarna hijau muda.
Pelangi memiliki perkarangan yang cukup sejuk di pandang mata, dia rajin merawat bunga bunga yang ada di halaman rumah nya itu, meski sempit tapi terlihat asri.
"Assalamualaikum" Pelangi membuka kunci rumah nya dan perlahan berjalan masuk ke dalam rumah yang sudah 2 tahun ini menjadi rumahnya.
Pelangi membuka pintu kamar mama nya, di lihat nya wanita yang sangat dia sayangi itu tengah menatap kosong ke luar jendela.
Pelangi berjalan perlahan menghampiri mama nya, "Mama" Pelangi memegang pundak wanita yang berumur 40 tahun itu.
Omelia tetap bungkam tidak bergeming
"Maa, Pelangi tadi beli nasi goreng, mama belum makan kan? Pelangi suapin ya?" Pelangi mengambil nasi goreng yang ada di dalam tas nya.
Omelia hanya menatap Pelangi datar, matanya sayu, badanya semakin kurus, air mata nya mengalir tapi wajahny tetap tidak menunjukan ekspresi apapun.
"Maa, mama jangan nangis, ini Pelangi udah bawa nasi goreng buat mama, jangan sedih ya" kata Pelangi lirih sambil menyeka air mata mamanya itu.
Omelia menepis kasar tangan Pelangi, dia mulai menjerit, melempar apapun yang ada di dekat nya, Pelangi berusaha menahan mama nya, "Maa, udah ma jangan kayak gini terus" Lirih Pelangi
Air mata Pelangi tidak dapat dia bendung lagi, dia memeluk mamanya itu,
Omelia terus mengamuk, meronta, dia mendorong keras Pelangi hingga gadis itu tersungkur di lantai.
"PERGI KAMU! PERGII!" Omelia berteriak histeris, dia melempar lampu tidur dan hampir mengenai Pelangi.
Pelangi menarik tas nya dan berjalan keluar dari kamar mama nya itu.
Kejadian 5 tahun yang lalu yang membuat mama nya menjadi seperti itu, sebuah kejadian yang membuat hidup Pelangi menjadi jauh berubah.
Pelangi menahan tangis nya di balik pintu kamar Omelia, hati nya begitu hancur, dengan langkah gontai gadis itu berlalu menuju kamarnya.
***
Raindra mengamati motor abu abu kesayangan nya itu "Jadi, kira kira berapa lama baru bisa di ambil motornya om?" Tanya laki laki beralis tebal itu.
"Sekitar dua atau tiga hari paling juga udah bisa di ambil"
Raindra berdecak kesal, dia mengambil hp nya untuk menelpon seseorang agar menjemputnya.
"Bro, jemput gue di bengkel nya pak Abdul, buruan!" seru Raindra kepada seseorang yang ada di seberang telepon.
Tak lama kemudian sebuah mobil sport hitam datang menjemput Raindra.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINDRAYA
Teen FictionRaindra Purnama. Lelaki dengan nama awalan yang berarti hujan. Dia dingin seperti hujan. Berkilau layaknya bintang. Dia peneduh dari segala resah. Dia Raindra Purnama lelaki yang selalu berusaha untuk membuat Pelanginya tetap ada. Pelangi yang mem...