✩Bintang Kesebelas✩

1.6K 271 47
                                    








"Kami akan segera melanjutkan pencarian hingga Kang Daniel-ssi ditemukan."

Kedua polisi itu berdiri dari duduknya dan membungkuk hormat kepada keluarga Kang yg ikut berdiri dari posisi duduk mereka di sofa.

Mama kang langsung memeluk erat leher sang suami setelah kepergian 2 polisi tadi. Isak tangis kembali terdengar dari mulut mama kang. Woojin yg berada di belakang mama kang hanya bisa mengusap punggung mamanya yg bergetar itu. "Daniel pa, daniel,, mama takut daniel kenapa-napa,, diluar dia sendirian.." papa kang dengan setia mengusap surai panjang mama kang yg ada dipelukannya.

"Daniel, bisa jaga diri dia kok,, daniel bukan anak kecil lagi.. percaya sama papa ya,," ucap papa kang setenang mungkin.











Sudah 19 hari daniel mengholang dan tak tau dimana letak dan keberadaannya. Polisi sudah mencari ke seluruh pelosok kota, namun nihil, daniel tidak bisa ditemukan.

Di tembok rumah, di tiang listrik, dimana-mana terdapat poster wajah daniel dengan tertera 'HILANG' disana sudah tersebar ke penjuru kota bahkan ke pelosok desa.

Tak ada satu pun orang yg tau keberadaan seorang Kang Daniel. Orang terdekatnya disekolah bahkan guru-guru tidak ada yg tau keberadaan daniel hingga saat ini. "Terakhir kali aku melihatnya saat dia mendobrak pintu kelas waktu itu, dan setelahnya terdengar kabar kalau dia menghilang." Jawab salah seorang siswa yg berasal dari kelas yg sama dengan daniel.







Dilain tempat, tampak seorang pemuda dengan susah membuka matanya yg terasa sangat berat itu.

Tubuhnya lemas, wajahnya pucat, bibirnya mengering, pipi yg mulai tirus dengan dihiasi beberapa lebam dan bercak darah yg mengering di sudut bibirnya. Terdapat juga beberapa luka goresan kecil di pelipis dan juga pipinya itu.

Ia mengeram lemah saat merasakan tangan kirinya yg terasa kaku dan sulit untuk digerakkan.

"Sudah bangun ternyata."


Pemuda itu langsung menoleh pelan ke arah sumber suara. Disana sudah berdiri seongrang pemuda yg badannya sedikit lebih kecil darinya tengah bersandar di pintu ruangan gelap dan pengap itu. Sebuah dengusan meremehkan keluar dari mulut pemuda yg sedang terduduk lemas itu.

"Coba aja lo ngomong dan kasih tau yg sebenarnya pasti sekarang lo masih bisa ketemu sama pacar hantu lo itu."

Pemuda itu mengerang kesal saat mendengar maksud dan ucapan pemuda yg berada cukup jauh dari jangkauannya itu.

"Gw tanya sekali lagi,, dimana lo simpen benda itu?!"

"Gw gak tau benda apa yg lo maksud jihoon. Mau lo nanya sampe ribuan kali pun jawaban gw tetap sama. GW GAK TAU!"



Stashh!


Pemuda itu kembali tersungkur dilantai sembari memegangi lengan kanannya yg baru saja terkena cambukan oleh pemuda bernama jihoon itu.

Entah sejak kapan jihoon sudah berada di hadapan pemuda itu dengan cambukan ditangan kirinya. Jihoon mencengkram kuat leher pemuda itu, untuk menatap kearahnya. Dapat dilihat dengan jelas oleh pemuda itu kikatan gelap yg muncul di mata jihoon "gw tanya sekali lagi dear, dimana.lo.simpan.benda.ITU?!" Jihoon menegaskan ujung kalimatnya.


Pemuda itu terus menggeleng lemah. Sama seperti apa yg sudah ia katakan tadi. Berapa kalipun jihoon bertanya, makan jawabannya tetap sama dia tidak tau persoalan benda yg dimaksud oleh jihoon.

"Sayang sudah. Kasihan dia. Setidaknya biarkan dia untuk menikmati udara terakgirnya sebelum kita memisahkan kepalanya dari tubuhnya yg tidak berguna itu."


Really √ NielOng [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang