# Beberapa menit paska ledakan tadi.
.
"Akhhh!" Kejut Rick tersadar, dan ia dapati balon udara yang keluar dari safety bag telah menyelamatkan dirinya dari kematian.
.
Ya, benar. Semua yang terjadi barusan hanyalah sebuah bunga tidur yang menemani Rick saat ia tak sadarkan diri paska kecelakaan di Jonathan Hill.
.
"Syukurlah, aku fikir sudah tamat!" Rick menghela nafas.
.
Tanpa berfikir panjang, dengan mudah Rick langsung keluar dari puing-puing mobil tersebut, tak lupa pula ia juga membawa beberapa barang bawaanya yang masih utuh. Sesampainya diluar, ia mencoba memandag ke sekeliling, dan tampak olehnya ratusan mayat telah bergelimpangan serta darah menggenang di setiap penjuru jalanan tersebut. Tak ada satupun sosok yang bertahan hidup paska kejadian itu, semuanya mati dengan sangat mengenaskan. Tidak mengenal tua atau muda, kutukan itu tetap menimpa mereka semua. Entah kutuk apa yang membuat mereka semua menjadi seperti ini, penyebab dan kesalahan apa yang umat manusia lakukan sehingga menjadikan mereka semua berprilaku sebodoh itu. Semoga suatu saat nanti bila memang Tuhan izinkan ia berumur panjang, ia bisa menemukan jawabannya.
.
"Huft...."
.
Rick sempat mencoba mencari kendaraan yang dapat digunakan walau hasilnya tetap sia-sia, bahkan andaipun ada, Rick bukanlah seorang mekanik yang bisa mengutak atik kabel listrik agar mobil dapat menyala, menurutnya tidak ada pilihan lain selain melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki, meski dalam keadaan luluh lantak akibat beberapa insiden sebelumnya. Seberat apapun tantangannya, ia harus bisa menempuh semuanya agar dapat keluar dari tempat-tempat yang menurutnya tak masuk akal, disamping itu ia juga belum putus harapan untuk dapat bertemu dengan orang yang dapat memberikan penjelasan.
.
***
.
Rick berjalan perlahan-lahan menjauhi Jonathan Hill Road, sinar matahari yang sedang terik-teriknya membuat tubuhnya terbanjiri oleh keringat, sesekali ia juga terlihat menahan sakit pada beberapa luka yang terhias di sekujur tubuhnya, terutama pada luka tembak miliknya, namun Rick adalah pria yang kuat, hal seperti itu masih belum cukup untuk membuatnya menyerah.
.
# Satu jam kemudian.
.
Meski dengan tubuh penuh luka, Rick telah berhasil berjalan kaki sejauh 4KM, namun tetap saja perjalanan yang ia tempuh itu masih belum mendapat hasil seimbang dari tenaga yang telah ia keluarkan, yang ia temukan malah hanya gurun pasir bebatuan dan sejumlah pohon kaktus yang menghiasi panorama. Itulah tempat yang menjadi persinggahan yang harus ia nikmati. Suasana gersang pun memaksa ia untuk beristirahat pada sebuah dahan pohon kecil yang terpampang di samping jalan.
.
"Ukh!"
.
Rick mendadak merasakan perih yang amat sangat dibahunya, maka segera ia buka ikatan untuk melihat luka tersebut, ternyata lubang tersebut nyaris infeksi dan nanah juga mulai menggerogoti sekitarnya, maka ia langsung mengambil obat merah dan perban dari kantung belanjaan agar segera diaplikasikan pada lukanya.
.
"Aku harus secepatnya mencari pertolongan agar dapat mengeluarkan peluru yang bersarang dibahuku, sebab jika terlambat...." Rick menggerutu menahan sakit.
.
Beberapa lama kemudian, ketika ia mulai pulihan, ia segera bangkit dan kembali meneruskan langkah. Ambisinya yang kuat seolah tidak membiarkan ia menyerah begitu saja walau sebenarnya tubuhnya sudah tak mampu, atau bila tidak, lebih baik mati sekalian. Perutnya mulai terdengar denting kelaparan, namun perbekalan yang ia bawa telah hancur saat kecelakaan tadi. Mendadak ia merasakan pandangannya mulai memudar, pendengarannya juga mulai menghilang dan nafasnya pun semakin tersengal-sengal. Sempat terngiang difikirannya apakah ajalnya akan datang. Meski demikian, ia tetap memaksakan kakinya untuk terus berjalan, hingga pada akhirnya membuat ia sempoyongan dan hampir saja tumbang.
.
Tetapi tiba-tiba ditengah situasi tersebut, sesosok makhluk mendekap tubuh Rick dari belakang dengan sangat keras, sehingga membuat Rick mulai siuman dan terkejut bukan main.
.
"Si-sial," Kejut Rick dalam hati, "siapakah itu!"
.
-Continue-
KAMU SEDANG MEMBACA
Evrybody's Dead
Science FictionDi kala Rick siuman dari tidurnya, namun kebangkitannya itu menjadi awal dari musibah yang datang mengunjungi hidupnya. Kehidupan yang awalnya ia jalani dengan penuh kebahagiaan, kini menjadi kebinasaan. Pasalnya setelah itu ia harus menyaksikan sat...