part 2

13 2 0
                                    

Burung dara burung gelatik
Tapi sayang, arga ngga punya.
Cattleya gardenia memang tercantik.
Dan ditakdirkan hanya untuk arga.

Seulas senyum dibibir dan benak leya bermekaran lagi setelah membaca surat berisi pantun dari sang kekasih. Dengan sedikit menunjukan gingsul disebelah kanannya membuat leya bak dilumuri madu. Manis tiada tara.

Arga memang selalu berhasil membuat senyumnya bermekaran seperti bunga melati. Putih, suci, dan wangi.

"Ngapain senyum-senyum sendiri lo?"

Leya sempat terkelonjak kaget saat tiba-tiba dila berdiri di sampingnya "Gak papa" elah leya. Iya melipat kembali kertas pantun yang sengaja berbentuk perahu. Sesuai saat pertama kali arga memberikanya.

"Dapet pantun dari jelmaan?" Tanya dila sambil mengunyah permen karet. Ia memang selalu menyebut nama arga dengan jelmaan. Entah apa alasanya.

Leya menggeleng pelan "bukan, ini kiriman minggu lalu" jawab leya. "Kok sekarang arga jarang kirim pantun lagi,ya??" Tanya leya.

Dila membuat gelembung dari permen karet yang ia kunyah lalu meletuskannya begitu saja. "Iyalah kan stok pantunnya udah di bagi dua. Lo, sama marsha" jawab dila enteng.

"Apasih dil? Marsha itu cuma temen sekelasnya ngga lebih" ucap leya dengan oktaf yang lebih tinggi.

"Iya, lo juga awalnya temen sekelas kan sama dia? Abis itu lo suka dan jadian" ucap dila.

Memang saat kelas 10 arga satu kelas dengan leya. Keduanya sama-sama suka namun tidak ada yang berani meengucapkan rasa sayangnya itu. Saat kelas 11 dimana arga yang lebih memilih jurusan IPA dan leya IPS membuat mereka berpisah. namun, seolah baru saja mendapat wangsit. Arga memberanikan diri untuk memyatakan cintanya kepada leya.

Leya membuang nafasnya kasar "ngga usah debatin hal yang ngga perlu di debatin, okeh dil?" Tanpa mendapat jawaban dari dila, leya pergi begitu saja meninggalkan dipa yang masih berdiri menikmati sepoi angin dari lantai dua sekolahnya.

Kakinya hanya mengayun memutari koridor sekolah. Tanpa tujuan melangkah leya seperti seseorang yang lupa jalan pulang. Ia ingin melakukan kebiasaannya yaitu datang ke kelas arga namun entah mengapa kali ini kakinya seakan berat untuk di ayunkan menuju kelas arga.

Dering di ponselnya berbunyi pertanda seseorang menelfon dirinya. Ia langsung menggeser tombol hijau yang berdenyut "halo arga" sapanya.

"Ini galvin ya' bukan arga" sahut seseorang diseberang sana.

"Oh sorry gal gue kira arga" ucap leya sembari menepuk dahinya.

"Ciee yang kangen yang kangeen" goda arga di balik telephon.

"Shit! Tumben nelfon gue, kenapa?"

"Gue cuma mau ngabarin kalo bu erika ngga bisa ngajar di kelas lo, Beliau titip tugas sama gue"

"Terus??"

"Mau gue anterin tugasnya apa lo mau ngambil"

"Gue aja yang ngambil tugas, sumpek gue di kelas"

"Yaudah kalo gitu di taman aja ya, soalnya gue lagi sama anak-anak disini"

"Oke, gue otw"

--ooo--

S

etelah mengambil tugas dari tangan galvin, leya tidak serta merta langsung menuju kelas. Ia malah duduk santai di pinggiran taman dengan buku paket sebagai temanya sambil mendengarkan lagu dengan judul 'bukan diriku' yang dirilis oleh samson namun saat ini leya mendengarkan versi covernya.

Manik matanya terpaku ketika melihat arga yang sedang tertawa bahagia dengan seorang wanita. Hati dan matanya memanas seketika rasanya leya ingin mendatangi keduanya namun jangankan untuk melangkah untuk memanggil nama arga dngan lantang pun lidahnya seakan terasa kelu.

Leya langsung berlari menuju kamar mandi sebelum arga melihat dirinya dan banyak pasang mata yang melihat dirinya menangis.

--ooo--

What what whaat!! Apa apaan ini!? Arga selingkuh gitu?? Arga hianatin leya?? Arga jahaad :"((

Makasih udah mampir. Maaf ngga ngefeel

Tertanda

listiani_

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 07, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

CATTLEYA  |   ListianiWhere stories live. Discover now