"Aku berbicara dengan malam, tentang kehidupan yang kadang tak sesuai keinginan."
***
(foto tagihan spp sekolah)
"Kesyha udah ditagih lagi Yah, batasnya sampai bulan depan, kalo masih belum bisa dibayar juga Keysha nggak bisa ikut ujian." Send.
Centang satu. Pesan yang sudah dikirimnya 20 menit lalu belum dibaca juga. Keysha masih berprasangka baik, mungkin Ayahnya sedang sibuk? Tapi harusnya di jam segini ayahnya sudah pulang dari kantornya.
Keysha tersenyum getir saat dirinya beralih membuka aplikasi Instagram. Terlihat nama yang paling familiar disana memposting story tepat satu menit yang lalu. "Makan malam kali ini di luar nurutin kemauan anak kesayangannya Ayah." Tulis sebuah caption di postingan itu. Pria di dalam foto itu terlihat tersenyum lebar sambil memeluk anak laki-laki yang umurnya kisaran lima tahun itu.
Ternyata benar prasangka Keysha bahwa ayahnya memang sedang sibuk. Sibuk bersama keluarga barunya. Ia sengaja follow akun ayahnya dengan second account nya. Antara penasaran dan khawatir apakah ayahnya benar baik-baik saja? Apakah ayahnya benar-benar bahagia? Apakah sebenarnya alasan ayahnya meninggalkannya? Keysha harap ia bisa menemukan semua jawabannya. Walaupun rasanya sakit, tapi dia tetap Ayahnya.
"Bisa nggak sih, sehari aja nggak ngelakuin hal gila kayak tadi di sekolah?" sebuah notifikasi yang berbeda muncul di ponsel Keysha membuat senyumnya melebar. Cepat-cepat Keysha membuka notifikasi chat yang kontaknya ia beri nama "Calon Pacar" dengan emotikon love di sampingnya.
"Tadinya sih Keysha mau mencintai dalam diam Kak, tapi mulut Keysha berkata lain, dia malah maunya berterus terang." Read.
Selesai. Tak ada balasan lagi setelah itu, apakah habis itu langsung asing? Tentu tidak karena Keysha langsung menelpon Revan. Di ponselnya terdapat tulisan ringing, Keysha menunggunya. Satu detik... dua detik... Declined. Panggilan ditolak oleh Revan.
"Gue lagi di luar, nggak usah telpon!"
"Oke calon pacar." Setelah itu sudah, tak ada balasan lagi. Yang ada hanya suara lonceng pintu yang berbunyi ketika ada pelanggan yang masuk. Dengan sigap Keysha langsung meletakkan ponselnya dan melayani pelanggan yang datang. Keysha dengan topi dan apron khas café tersebut terlihat sangat ramah dan cekatan. Dengan telaten ia menyebutkan ulang pesanan para pelanggan tersebut.
Sudah hampir lima bulan Keysha bekerja di Café Melano. Café milik Kakaknya Mela. Jika bukan karena Keysha adalah sahabat Mela yang notabenenya adalah adik Harsa, ia tak mungkin mengizinkan Keysha untuk bekerja di tempat miliknya.
Salah satu alasannya karena aturan sekolah yang tidak memperbolehkan anak muridnya bekerja saat tengah menempuh sekolah. Kalo ada yang tau dan mengadukannya bisa-bisa Keysha di Droup Out dari sekolahnya. Saat ini yang tau hanya Mela dan Flora.
Keysha memandang ke sekitar, memastikan bahwa semuanya sudah dilayani dengan baik, pandangannya tak sengaja mengarah ke pintu masuk café. Disana ada Revan. Iya Revan. Orang yang beberapa menit lalu chattingan sama Keysha. Ketua OSIS di sekolahnya? Datang kesini? Demi apa? Gawat!
Sebelum Revan tiba ke meja kasir untuk memesan, Keysha langsung terbirit lari ke arah belakang meninggalkan kasir. "Kak Harsa, uhuk uhuk, gue kayaknya lagi nggak enak badan nih, gue izin pulang dulu ya, boleh nggak?"
Harsa yang memang sedang berada di dapur untuk memantau anak buahnya tadinya heran melihat Keysha yang tiba-tiba mengeluh tak enak badan. "Lo sakit Key?" tanya Harsa sambil memegang pundak Keysha.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pena dan Kertas
Подростковая литератураIni kisah tentang Keysha Maharani Putri. Nama yang indah bukan? Namun sayang, kisahnya tak seindah namanya. Seseorang yang dipanggil Ayah oleh Keysha lebih memilih menikahi wanita lain dan meninggalkannya. Sialan memang. Ia berharap kisahnya sepert...