"Aku ingin menjadi pena, yang bisa mengisi hari-hari kertas sepenuhnya, yang bisa menerima goresan pena, apapun isinya."
***
"Van, gue nebeng ya." Ujar Juli kepada Revan yang sedang memasukkan buku pelajarannya ke dalam tas karena bel pulang sekolah sudah berbunyi.
"Nggak bisa, gue mau rapat. Tapi kalo lo mau nunggu sih terserah."
"Nunggu lo rapat tuh kayak nunggu lo sama Keysha pacaran anjir, nggak jelas kapan waktunya."
"Emang nggak akan, jadi nggak usah ditungguin." Revan beranjak dari tempatnya duduk, disusul oleh Juli. Kondisi kelas sudah sepi, hanya tinggal mereka berdua yang memang sengaja keluar paling akhir.
"Awas aja ya kalo sampe lo pacaran sama Keysha, pokoknya lo harus beliin gue diamond FF!" ujar Juli sambil melangkah keluar kelas mendahului Revan.
"ASTAGHFIRULLAH!" teriak Juli sambil memegang dadanya lantaran kaget dengan sosok cewek yang tiba-tiba muncul di hadapannya.
"Wih, Kokoh Chindo ini ternyata tau istighfar?" ujar Keysha setelah berhasil membuat kaget Juli yang padahal bukan itu niat utamanya. Tapi kalo Juli kaget, yaudah lah ya, anggap aja itu bonus.
"Gue emang islam, curut!" kesal Juli karena matanya yang sipit serta kulitnya yang putih, banyak orang mengira bahwa Juli makan babi.
"Oh..."
"Lagian lo ngapain sih tiba-tiba muncul kayak setan?"
"Hai Kak Revan." Sapa Keysha setelah ia sadar apa tujuan utamanya menuju ke kelas Revan.
"Woi, gue lagi ngomong anjir!"
"Sssttt berisik!" pekik Keysha sambil melotot ke arah Juli.
Secepat kilat Keysha langsung merubah ekspresinya dengan menampilkan senyumannya, "denger-denger hari ini anak OSIS mau ada rapat ya? Nih Keysha bawain coklat biar tambah semangat." Keysha mengulurkan sebuah coklat dengan tulisan 'SilverKing' ke arah Revan.
"Kata orang, coklat bisa bikin mood jadi bagus loh Kak." Lanjut Keysha.
"Gue nggak peduli mau sebanyak apapun coklat yang gue makan, kalo coklatnya dari lo malah bikin mood gue makin berantakan!"
Juli spontan tertawa mendengar jawaban Revan, membuat matanya yang sipit itu semakin tak terlihat. "Key, daripada lo ditolak mulu sama Revan, mending sama gue aja, gimana?" tawar Juli sambil menaik turunkan alisnya.
"Ogah, gue nggak suka sama cowok ep-ep."
"Awas aja lo nyesel kalo gue udah nyaingin Jess No Limit."
"Emang Jess No Limit main FF?" tanya Keysha bingung.
Revan yang berniat meninggalkan dua orang menyebalkan di hadapannya ini, langsung tertahan karena Keysha mencegahnya dengan tiba-tiba berdiri di hadapannya.
"Minggir, gue mau lewat."
"Terima dulu coklat dari Keysha, plissss." Keysha memasang wajah sok imutnya membuat Revan ingin sekali menendang tenggorokan Keysha.
Karena tak mau berlama-lama dengan orang yang satu ini, Revan akhirnya mengambil coklat itu. Awalnya Keysha memasang raut wajah senang, namun ekspresinya berubah sebaliknya ketika Revan menyerahkan coklat itu ke Juli.
Seperti tau apa yang dipikirkan Keysha, Revan akhirnya angkat suara, "coklat itu udah gue terima dan jadi milik gue, jadi terserah mau gue apain."
***
Rapat OSIS berakhir pukul enam sore, mereka membahas acara Dies Natalis sekolahnya yang akan diadakan dua bulan lagi.
Saat ini kondisi sekolah sudah mulai sepi, beberapa anak yang mengikuti ekstrakurikuler basket pun sudah menyelesaikan kegiatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pena dan Kertas
Teen FictionIni kisah tentang Keysha Maharani Putri, nama yang indah bukan? Namun sayang, kehidupannya tak seindah namanya. Keysha berharap kisahnya seperti tinta pena yang terurai di atas kertas lalu menjadi sebuah tulisan yang indah. Menjadi indah berarti Key...