sebotol senyum dan separuh bulan

278 25 20
                                    


Disclaimer: Kuroshitsuji milik Yana Toboso. Saya hanya meminjam karakter, dan tidak beroleh keuntungan apapun dari penulisan fanfiksi ini.

Headcanon dari monolog Elizabeth: Kita sudah banyak merayakan hari paskah bersama, tetapi tahun ini adalah kali pertama aku membuat telur paskahku sendiri. Ciel, apa yang terjadi padamu pada satu bulan itu?

***

Ciel, malam ini, aku menyaksikan rembulan bersinar separuh. Cahayanya yang keemasan menembus jendela kamar.

Kau boleh menganggapnya ilusi, tetapi aku melihat bayangan wajahmu di muka rembulan itu. Terlihat nyata. Kau tersenyum dari sana. Senyum yang─entah kenapa─menyakitiku, Ciel.

Ada banyak filosofi tentang bulan. Aku menyukai bagaimana rembulan itu presentasi jiwa yang kesepian. Dia menatapmu dari kejauhan, seolah mengajakmu bicara di tengah kegelapan.

Itulah yang kurasakan malam ini. Percakapan antara aku dan rembulan. Kertas dan pena ini merekam perbincangan kami untukmu.

Ciel, tak peduli seberapa kuat ikatan kita─pertunangan ini, dan kekerabatan orang tua kita─kau terasa jauh dari jangkauan.

Kau selalu menutup (satu) matamu─menutup pintu hatimu di hadapanku.

Katakan padaku, Ciel. Satu matamu yang tertutup itu, apa yang kaulihat di sana? Kegelapan? Amarah? Kebencian? Dendam?

Kau bisa berbagi luka denganku, Ciel. Bukankah kita ada untuk menopang satu sama lain?

Aku selalu memperhatikanmu. Setiap kali tangan kita bertautan, kau kerap mengepalkan satu tanganmu yang lain. Ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku.

Aku tahu pertanyaanku akan menyulut kemarahanmu.

Akan tetapi, aku tidak bisa menahannya lagi. Aku punya banyak pertanyaan. Bukankah obat bagi ketidaktahuan ialah bertanya?

Terlalu banyak rahasia di antara kita. Padahal kupikir, menyimpan rahasia itu manis. Seperti rahasia debaran hangat yang kurasakan saat tangan kita bertautan, atau semu merah di pipi yang berusaha aku tahan mati-matian ketika kita berdansa.

Sepertinya, lebih banyak rahasia pahit di dunia ini (ketimbang yang manisnya).

Aku selalu merasakanmu. Setiap kali kita berjalan bersisian, kau seperti ingin mendorongku menjauh. Kau melepas tautan tangan kita di persimpangan jalan lalu berbelok ke arah lain. Kau mendorongku supaya berjalan menuju tempat yang berbeda.

Tak ada yang sanggup kulakukan saat melihatmu melangkah di lorong kegelapan itu. Sebab aku berdiri di belakangmu, menatap punggung kecilmu, seperti tidak mengenali dirimu.

Kau pernah bilang; suka perempuan anggun berhati lembut kan?

Ciel, aku tak keberatan dengan itu. Biar aku wujudkan keinginanmu.

Aku ingin terlihat pantas berdiri di sisimu. Saat kau menyambut tamu di pesta dan jamuan makan malam, aku ingin membuatmu tersenyum bangga bahwa akulah wanita anggun yang kaupilih sebagai pendamping masa depanmu.

Tetapi, Ciel, nyata kah masa depan itu? Semenjak aku terpaksa menghunus pedang saat insiden di kapal itu, aku sering dihantui firasat bahwa masa depan 'kita' hanya ilusi belaka.

Aku tidak menyesal telah melindungimu. Aku bangga bahwa aku lah penyelamatmu saat itu.

Hanya satu yang kusesali, Ciel. Membayangkan dirimu melihat sisi diriku yang lain. Bagian tergelap milik Elizabeth Midford, seorang Lady pendusta; pura-pura bermuka polos dan bersikap imut demi menjerat Tuan Muda Phantomhive, begitu kan pikirmu?

emerald with blue starTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang