Saat itu aku sedang menemani temanku berbelanja di salah satu toko pakaian di Seoul dan tak disangka temanku bertemu dengan teman lamanya disana. Mereka mulai asyik mengobrol sambil memilih-milih pakaian, sementara aku yang sejak tadi lebih banyak diam dan asal mengangguk bila ia menanyai pendapatku mulai merasa kelelahan, memang hari itu aku sedang dalam kondisi badan yang kurang fit. Aku fikir aku butuh udara segar untuk menenagkan diri dan membuatku lebih baik.
Aku pun memutuskan untuk keluar mencari udara segar tanpa memberitahu temanku yang sedang asik mengobrol dengan teman lamanya dan ku fikir tak masalah karena aku akan keluar sebentar dan kembali lagi ke dalam tanpa sepengetahuan temanku itu. Udara di luar memang mampu membuatku bernafas sedikit lebih baik walau sebenarnya kepalaku masih terasa berat, dan saat aku melihat sekeliling, nampak suananya begitu sepi di luar, entah lah aku tak mau ambil pusing mengenai itu. Namun tak disangka justru aku kehilangan kendali akan tubuhku yang terasa lunglai saat ada seseorang yang memegang punggungku, seketika itu pula tubuhku lemas kehilangan bobotnya, tubuhku terkulai lemah tak berdaya, aku sudah tak tahu lagi apa yang akan terjadi padaku kemudian, aku membiarkan tubuhku jatuh tanpa bisa menahannya, pandanganku gelap, tapi aku tak sepenuhnya hilang kesadaran karena telingaku masih dapat mendengar dengan jelas.
...
Saat aku tersadar aku sudah berada di tempat tidur yang hangat dan begitu lembut. Mataku terbuka namun aku masih lemah, tubuhku masih sulit untuk digerakkan, kakiku bahkan keram. Saat aku melihat sekeliling, aku melihat seseorang bertubuh tinggi ramping berbahu lebar mengenakan kemeja putih memandang ke luar jendela dengan telepon genggam ditangannya, tapi dia tidak berbicara dan terus menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mengotak-atik telepon genggamnya, kurasa dia sedang berusaha menghubungi seseorang. Namun tiba-tiba aku merasakan mulas yang begitu hebat diperutku dan sontak aku pun mulai meracau. Pria tinggi tersebut pun menoleh ke arahku, menaruh telepon genggamnya dan bergegas menghampiriku.
"Aahk!! Aduh aduh, perutku ... perutku sakit sekali" aku benar-benar kesakitan, aku bahkan tak mempedulikan bagaimana aku bisa sampai disini, tubuhku masih sangat lemah untuk dapat berfikir jernih, ditambah dahsyatnya rasa sakit di perutku, membuatku hilang kendali atas diriku.
"Apa?! .. Kau baik-baik saja kan??" wajah pria tinggi itu menampakkan rona kelegaan karena gadis yang ia bawa akhirnya tersadar dari pingsan, terlihat dari garis bibir yang tertarik ke atas nampak di bibirnya ketika bicara, namun masih terlihat kecemasan yang tak bisa ia tutupi.
"Adakah toilet disini?! Aku sudah tak tahan, aku harus ke toilet" ceracauku, aku sudah tak pedulikan kata-kata apa yang keluar dari mulutku dan bagaimana tampangku saat itu, yang jelas aku merasa kesakitan tak karuan, dan yang terpenting aku harus segera menuju toilet.
"Oh!? Bagaimana, tunggu tahan dulu, kau bisa berjalan?! ... oh kurasa tidak, kau pucat sekali ... Ough!! ya ampuun..." pria tinggi itu tampak panik dan kebingungan sambil sedikit mendongakkan kepalanya.
"Dimana toiletnya?! Aku mau ke toilet" aku mendesak, aku berusaha bangkit tapi aku tak mampu menggerakkan tubuhku dengan benar, ketika berusaha menyibakkan selimut dari tubuhku, tubuhku malah oleng.
"Iya iya. Ayo aku bantu kau ke toilet .. tunggu .. minumlah ini dulu" pria tinggi itu menyodorkan segelas minuman hangat yang mulai dingin sebelum mengantarku ke toilet dan aku pun meneguknya sedikit, setelah menaruh kembali gelas di meja, pria tinggi itu pun mengangkat tubuh kecilku dari tempat tidur menuju toilet yang ada di kamar tersebut dan aku bahkan tak peduli separah apa rengekanku karena yang terpenting aku bisa menggunakan toilet sesegera mungkin.
"Masuklah, pintunya tak usah kau kunci. Bukannya apa-apa, aku hanya khawatir kau jatuh pingsan lagi, kau nampaknya belum pulih benar, dan kalau kau butuh apa-apa berteriaklah" pria tinggi itu nampak begitu khawatir saat menurunkanku tepat di depan toilet yang masih berada di ruangan kamarnya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chanyeol and I
FanfictionTak pernah terbayangkan sebelumnya kalau akan jadi seperti ini. Namun begitulah, kejadian-kejadian yang tak terduga justru membuat hidupku penuh warna dan makna yang membuat diriku merasakan hidup. Dan hidup yang ku jalani terikat oleh tali takdir y...