Disini ramai, namun terasa hampa.
Kubuka kembali akun media sosialnya untuk mengobati rasa rindu yang akan berakhir beberapa menit lagi. Ku dapatkan senyumnya di setiap foto yang telah diunggah di sana. Beberapa foto kami berdua terselip, memberikan pacuan pada detak jantungku lagi. Sama seperti saat pertama bertemu dengannya.Adalah Kim Sejeong. Gadis yang saat ini sedang ku nanti dari perjalanannya ke kota sebelah untuk menimba ilmu. Sudah sekitar satu jam yang lalu ia mengabarkan bahwa pesawatnya akan berangkat. Aku pun menunggu di tempat persinggahan ini untuk menantinya. Menunggu senyuman hangat yang terakhir ku dapatkan 6 bulan yang lalu.
Kalau sedang rindu ya begini. Aku hanya bisa membuka akun sosial medianya sambil memeriksa apa saja kegiatan yang ia lakukan di sana. Namun, bukan mengobati rindu yang kudapat adalah asumsi lain. Ada pria lain yang menggantikan posisiku di sana. Ada pria yang juga mendapatkan senyum dan tatapan itu darinya.
"Daniel!" sapa seseorang. Aku menoleh ke belakang dan melihat Sejeong dengan koper besarnya sedang melambaikan tangan kearahku. Dengan sigap aku berlari ke arahnya dan membiarkan ia melebur dalam pelukanku.
Hanya rindu yang tersisa. Cinta itu mungkin sudah berpindah ke yang lainnya.
"Sudah lama ya?" tanyanya masih dengan senyum yang sama.
"Lama sekali, aku harus menunggu 6 bulan untuk mendapatkan pelukanmu lagi." jawabku.
Aku dan Sejeong langsung menuju mobil agar ia bisa tiba di rumah sesegera mungkin. Ada yang lebih merindukan ia daripada aku, ya keluarganya.
"Gimana di sana?" Aku membuka rasa penasaranku dengan kalimat tanya yang sederhana.
"Hectic banget! Ga ada satu hari pun tanpa gangguan tugas atau pun organisasi,"
"Masih Sejeong yang sama, selalu suka menyibukkan diri." ujarku.
Ia menatapku sambil tersenyum. Hanya beberapa detik. Kemudian ponselnya berdering dan ia mengangkat telepon itu.
"Iya Kak, ini lagi di mobil mau otw ke rumah,"
Aku seharusnya tidak mencuri dengar. Karena aku tahu siapa seseorang di balik telepon itu.
"Kamu betah disana?" tanyaku.
"Lumayan, kostnya nyaman terus dekat dengan kampusku,"
Lagi-lagi aku memotong pembicaraan Sejeong.
"Bukan itu, kamu 'betah' disana?" tanyaku sekali lagi dengan penekanan pada kata 'betah' agar dia paham apa yang ku maksud.
Sejeong terdiam kemudian menunduk. Ia menghela nafas dengan berat. Ia sepertinya paham apa yang kutanya.
"Seharusnya cinta itu kutinggal saja disini, seharusnya rindu saja yang kubawa. Maaf Daniel, karena aku membawa keduanya,"
Untuk beberapa saat Sejeong membiarkan keheningan menyelimuti kami berdua.
"Dan salah satunya harus kutitipkan kepada yang lain. Yang tersisa hanya rindu untukmu."
Sial. Aku tidak tahu bagaimana perasaanku saat ini. Hancur karena kepercayaan ku sendiri. Percaya bahwa rindu dan cinta yang dibawa akan bertambah sekembalinya gadisku pulang dari rantau. Nyatanya yang kembali hanya satu, dan yang satu lagi tertinggal di rumahnya yang baru.
"Tak apa, tidak bisa dipaksa juga." jawabku.
Sejeong memberikanku tatapan iba.
"Tidak, jangan memandangku seperti itu. Aku tidak apa. Jikalau memang rumahmu yang di sana lebih hangat, izinkan aku menjadi tempat persinggahan mu saja."
"Tempat kau mengembalikan rindu yang kau bawa itu."
***
Jadi cerita singkat ini salah satu naskah yang aku bikin untuk mengikuti kontes fanfiction di instagram. Aku juga udah post cerita ini di instagram aku. Ga ada yang berubah sih, cuma mau sharing saja. Mungkin kita belum berteman di instagram hehe. Semoga ide-ide cerita singkat lainnya dapat tersalurkan ya. Semoga suka!
KAMU SEDANG MEMBACA
K U K I S - Kumpulan Kisah Singkat
Short StoryBerisi tulisan-tulisan singkat, bisa berupa cerita, puisi, orasi, dan lainnya